Semua jenis bisnis tentunya memiliki pesaingnya masing-masing. Demikian juga dengan startup yang kamu miliki. Karena perusahaan startup saat ini semakin banyak jumlahnya, kehadiran startup-startup lain bisa menjadi pesaing yang akan menghancurkan bisnismu.
Pesaing bisnis tidak hanya datang dari sesama startup saja. Perusahaan-perusahaan yang sudah lebih dahulu berdiri dan lebih well-established juga termasuk sebagai pesaing startup. Apalagi jika perusahaan-perusahaan tersebut konsisten berinovasi dan meniru cara kerja startup yang memiliki ‘gerakan’ yang cepat.
Kalau sudah begini, startup-mu jadi punya banyak pesaing, bukan? Maka dari itu, kamu perlu mengetahui strategi khusus yang bisa digunakan untuk bertahan dalam persaingan yang ketat. Penasaran apa saja strategi bisnis startup yang dimaksud? Cari tahu jawabannya di artikel berikut, yuk!
Permasalahan yang Membuat Bisnis Startup Gagal
Kita semua tahu bahwa menjalankan bisnis tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak hal yang harus dialami ketika seseorang menjalankan bisnis. Karena itulah, bisnis bukanlah tantangan yang bisa diselesaikan sembarang orang.
Sama seperti bisnis lainnya, startup pun juga demikian. Walaupun tampaknya saat ini banyak sekali startup yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, tidak semuanya langsung tenar dan mendulang kesuksesan. Ada yang memang berkinerja bagus dan sukses, ada juga yang gagal.
Masalah yang menimbulkan kegagalan startup ini ada bermacam-macam. Dilansir dari Katadata, berikut ini adalah permasalahan yang dihadapi startup sehingga harus menenggak pil pahit kegagalan:
- Kekurangan modal (38%)
- Minimnya kebutuhan pasar akan produk/layanan yang diproduksi (35%)
- Kalah dalam kompetisi (20%)
- Model bisnis yang kurang baik (19%)
- Tersandung masalah kebijakan pemerintah (18%)
- Penetapan harga yang kurang tepat (15%)
- Tim yang tidak bisa bekerja sama dengan baik (14%)
- Pemasaran yang kurang baik (10%)
- Kualitas produk yang rendah (8%)
- Adanya ketidakharmonisan hubungan antara investor dan pelaku startup (7%)
- Pivot bisnis yang kurang tepat (6%)
- Kelelahan dalam menjalankan bisnis (burnout) (5%)
Berbagai masalah tersebut berkontribusi terhadap 10% kegagalan startup di Indonesia. Padahal, masalah-masalah di atas tentu bisa dicegah dengan membuat strategi bisnis yang baik.
Seperti apakah strategi bisnis startup yang bisa dibuat agar startup bisa terus bertahan? Kenali jawabannya dengan membaca penjelasan berikut.
Strategi Bertahan Bisnis Startup
Ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk memastikan startup tetap bertahan. Beberapa strategi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Membuat perencanaan yang Matang
Sebuah rencana bisnis yang matang bisa membantumu untuk mengetahui banyak hal terkait bisnis yang dijalankan. Beberapa di antaranya adalah:
- Bisnis seperti apa yang ingin kamu jalankan?
- Apa tujuan yang ingin kamu capai dengan menjalankan bisnis ini?
- Hal apa yang akan kamu lakukan untuk mencapai tujuan tersebut?
- Sumber daya apa saja yang sudah kamu miliki dan bagaimana caranya memaksimalkan potensi-potensi tersebut?
Selain empat hal di atas, tentunya masih banyak hal lain yang bisa dijawab jika kamu sudah memiliki perencanaan bisnis yang matang.
Pada akhirnya, perencanaan bisnis yang baik bisa membantumu untuk:
a. Membentuk visi yang jelas
Membuat rencana bisnis tentu tidak terlepas dari membuat visi yang hendak dicapai. Visi serupa dengan tujuan bisnis, dan inilah hal pertama yang penting dan perlu ada dalam menjalankan bisnis.
Tanpa adanya tujuan bisnis, sulit untuk mengetahui langkah apa saja yang perlu ditempuh dalam rangka mencapai tujuan tersebut.
b. Membantumu untuk mengenal posisi bisnismu saat ini
Dalam melakukan perencanaan bisnis, kamu bisa menggali potensi bisnis dengan melakukan analisis SWOT. Dengan melakukan analisis ini, kamu bisa mengetahui apa saja kekuatan bisnismu (strengths), kelemahan bisnis (weakness), peluang-peluang (opportunities), serta ancaman (threats) yang bisnismu miliki.
Nah, dari empat aspek di atas, aspek strengths dan weakness adalah gambaran di mana posisi bisnismu saat ini.
Di sisi lain, aspek opportunities dan threats merupakan dua aspek yang sifatnya berasal dari eksternal. Meski demikian, kedua aspek ini bisa membantumu untuk menyusun strategi bisnis startup yang baik. Caranya adalah dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada serta melakukan perencanaan mitigasi ancaman (threats) bisnis.
c. Membantu mengetahui target pasar
Sebuah perencanaan bisnis juga membantumu untuk mengetahui siapa target pasar. Mengetahui target pasar merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Pasalnya, ini akan menentukan seperti apa produk seperti apa yang akan diproduksi dan seperti apa strategi pemasaran yang akan dilakukan nantinya.
d. Mengetahui ancaman-ancaman yang mungkin bisa timbul
Selain alasan-alasan di atas, kamu juga bisa memperkirakan ancaman-ancaman yang akan timbul saat menjalankan bisnis. Sebagai contoh, pengembangan produk yang diterapkan kompetitor bisa saja mencuri pengguna yang sudah berlangganan di tempatmu.
Nah, untuk mengatasinya, kamu perlu memiliki cara tersendiri bagaimana memitigasi risiko yang hadir dari ancaman-ancaman tersebut. Dengan cara ini, kamu bisa menjalankan bisnis dengan lebih mudah.
2. Tim Kerja Kompeten dan Produktif
Bisnis startup-mu juga bisa terus maju dengan tim kerja yang kompeten dan produktif. Bagaimana caranya agar startup-mu bisa diisi oleh orang-orang yang kompeten dan terus produktif?
Pertama, pastikan kamu merekrut orang-orang yang memang memiliki skill di bidangnya. Tak hanya mempertimbangkan pengalaman pekerjaan, pertimbangkan juga pemahaman seseorang di bidang tersebut.
Dibandingkan merekrut seseorang dengan pengalaman lima tahun tapi tidak terlalu paham job description, lebih baik merekrut seseorang yang memiliki pengalaman kerja dua tahun dan punya kapabilitas meng-handle job description yang dilakukan.
Mengondisikan tim kerja agar tetap produktif juga merupakan strategi bisnis startup yang penting untuk dilakukan. Ada banyak cara yang bisa ditempuh. Dilansir dari Entrepreneur.com, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan sebagai CEO startup untuk membuat lingkungan kerja yang produktif.
- Mengenal setiap individu yang bekerja bersama dalam lingkungan startup. Ini bertujuan untuk membangun koneksi yang baik antara kamu (sebagai pimpinan) dan masing-masing anggota dalam tim.
- Membentuk kultur kerja yang terbuka. Sebagai CEO/pimpinan di startup, jangan malu untuk mengakui kesalahan jika kamu memang melakukannya. Sebaliknya, sampaikan kesalahan anggota timmu apabila mereka melakukan kesalahan. Akan tetapi, lakukan dengan cara yang tidak menyakiti perasaannya.
- Berikan apresiasi kepada anggota tim yang paling produktif. Memberikan penghargaan bisa membantu anggota tim untuk terpacu dan memberikan usaha yang terbaik.
- Sediakan fasilitas yang memadai. Dengan memberikan fasilitas yang memadai, tim bisa bekerja dengan lebih nyaman. Produktivitas pun bisa meningkat karenanya.
- Berikan anggota timmu kebebasan untuk bekerja sesuai caranya, tetapi jangan sampai membiarkan mereka terlena dan melakukan prokrastinasi.
3. Berani Menghadapi Perubahan
Sebagai pelaku bisnis, adanya perubahan merupakan salah satu hal yang perlu diantisipasi. Startup perlu membiasakan diri untuk berani menghadapi adanya perubahan.
Mengapa, sih, berani menghadapi perubahan merupakan hal yang penting dalam menjalani bisnis startup? Ada beberapa alasan mengapa startup perlu berani menghadapi perubahan. Beberapa alasannya adalah sebagai berikut.
a. Perubahan bisa membuat bisnismu up-to-date
Mau tidak mau, suka tidak suka, bisnis harus selalu berubah sesuai dengan tuntutan zaman. Hal ini penting untuk memastikan bisnismu tetap relevan dengan demand dan perkembangan zaman.
b. Perubahan membuat bisnismu tumbuh
Tanpa perubahan, bisnismu akan stuck di situ-situ saja. Perubahan akan membuatmu tumbuh—di saat yang bersamaan kamu bisa belajar hal baru dari permasalahan yang timbul selama kamu membawa perubahan tersebut.
c. Perubahan mampu melatih kepekaanmu dalam melihat dunia
Adanya perubahan akan membuatmu sadar bahwa dalam berbisnis tidak ada yang stagnan. Kamu juga perlu peka dan konsisten ‘buka mata, buka telinga’ untuk mengetahui tren yang saat ini sedang berlangsung.
d. Perubahan dapat mendorongmu untuk terus berinovasi
Dengan adanya perubahan, kamu dan tim dituntut untuk terus mendengar dan melihat tren yang sedang ada.
Secara tidak langsung, ini akan menuntutmu untuk mengatasi permasalahan baru yang timbul di masyarakat. Bukan tidak mungkin, solusi yang tim startup-mu tawarkan adalah inovasi terbaru di industri terkait.
Bagaimana caranya agar kamu bisa terus berani menghadapi perubahan? Ada lima tips yang bisa kamu terapkan, yaitu:
- Pastikan untuk selalu membuka diri terhadap ide-ide baru. Ide bisa datang dari mana saja—baik dari internal perusahaan, maupun dari eksternal perusahaan (misalnya dari review pengguna produk/layanan startup-mu).
- Jadilah startup yang fleksibel. Fleksibilitas adalah hal penting yang harus kamu terapkan sebagai pelaku bisnis, apalagi jika kamu adalah pelaku bisnis startup.
- Be ready. Kamu tidak bisa menduga kapan perubahan perlu dilakukan. Maka dari itu, selalu lakukan antisipasi dan jadilah pelaku bisnis yang tanggap terhadap segala perubahan yang terjadi di industri yang kamu tekuni.
- Selalu berpikiran positif. Ini merupakan attitude yang penting untuk dimiliki oleh setiap pelaku bisnis startup. Perubahan mungkin bukanlah hal yang mudah. Sering kali sebuah bisnis startup diuji kemampuannya untuk bertahan terhadap perubahan-perubahan yang timbul. Berpikiran positif dan terbuka terhadap perubahan bisa menjadi kunci untuk beradaptasi dengan baik terhadap timbulnya perubahan.
- Jadilah pelaku bisnis yang persisten.
Artinya, jangan mudah menyerah jika ditantang untuk beradaptasi dengan perubahan. Siapa tahu perubahan tersebut bisa membawa bisnis startup-mu ke arah yang lebih baik lagi.
4. Inovasi
Startup memang selalu dekat dengan istilah yang satu ini: inovasi. Inovasi merupakan hal yang sangat penting dan wajib dilakukan terus menerus dalam sebuah bisnis startup. Kira-kira, apa saja alasannya?
a. Inovasi mendefinisikan start up
Inovasi erat sekali kaitannya dengan startup karena startup merupakan perusahaan yang mengandalkan inovasi produk sebagai poin terkuat mereka dalam melakukan bisnis.
Startup adalah perusahaan yang membuat produk/layanan baru yang belum ada sebelumnya. Maka dari itulah, inovasi tak lain bagaikan identitas dari sebuah startup.
b. Dengan inovasi, kamu bisa terus siap berkompetisi
Dengan terus berinovasi, kamu tidak akan kalah dari para kompetitor. Pasalnya, kamu akan selalu mengusahakan ada perubahan produk ke arah yang lebih baik. Inovasi juga mendorong kamu sebagai pelaku bisnis untuk terus peka terhadap demand pasar dan menjawabnya dalam bentuk produk/layanan yang ditawarkan.
c. Memungkinkan proses bisnismu dilakukan dengan lebih efisien
Efisiensi juga bisa dicapai dengan adanya inovasi. Ini disebabkan karena inovasi mendorong adanya perbaikan atas produk/layanan yang sudah tersedia sebelumnya. Oleh karenanya, inovasi bisa membangkitkan efisiensi yang tentunya akan menguntungkanmu sebagai pelaku bisnis.
d. Menjadi leader di industri terkait
Inovasi akan membantu startup-mu untuk tetap stay on top. Ini juga bisa menjadikan startup-mu sebagai leader di bidang industri terkait.
Meski demikian, menjadi pihak yang mencetuskan inovasi berarti harus siap jika ada yang meniru. Maka dari itulah, tuntutan untuk konsisten mencetuskan hal-hal baru itu akan terus ada.
e. Mengatasi ancaman yang timbul dari perusahaan yang sudah well-established
Dibandingkan dengan perusahaan yang sudah well-established, startup biasanya memiliki kelemahan terkait permodalannya.
Maka dari itu, kamu sebagai pelaku startup perlu memutar otak bagaimana caranya agar dengan keterbatasan tersebut, startup tetap bisa survive.
Tentu akan lebih bagus lagi jika startup-mu memiliki sales yang bagus. Nah, salah satu upaya yang bisa ditempuh adalah dengan terus berinovasi.
5. Orientasi pada Pelayanan Pelanggan
Pada dasarnya, semua bisnis haruslah customer-centric, alias berorientasi pada kebutuhan pelanggan. Bagaimanapun juga, bisnis adalah upaya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat dan mengubahnya menjadi sebuah sumber pendapatan.
Nah, karena startup juga merupakan sebuah bentuk bisnis, maka kamu perlu mengatur mindset bahwa pelanggan adalah aset penting bagi perusahaan. Dengan mindset seperti itu, segala hal terkait pengembangan spesifikasi produk/layanan harus didasarkan pada kebutuhan mereka.
Tak hanya itu, strategi bisnis startup yang satu ini juga menuntut pelaku startup untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
Mengapa customer service yang baik bisa membantu startup untuk tetap bertahan?
Alasannya cukup simpel. Dengan customer service yang baik, kamu bisa membangun trust yang baik dengan pelanggan. Dari trust inilah pelanggan bisa membangun loyalitas dengan startup yang kamu miliki. Nah, pelanggan yang loyal inilah yang bisa membantu startup-mu survive. Pasalnya, mereka akan kembali untuk melakukan repeat order sehingga sales-mu pun meningkat.
Bukan cuma itu, pelanggan yang loyal akan menguntungkanmu terutama dalam aspek marketing. Pelanggan yang loyal bisa membantumu untuk memasarkan produk secara word of mouth. Di sinilah pelanggan bisa menjadi brand advocate yang akan bermanfaat bagi startup-mu.
6. Mencari Mitra yang Tepat
Strategi bisnis startup selanjutnya berkaitan dengan mitra yang kamu ajak kerja sama. Agar startup-mu bisa tetap survive, pastikan untuk memilih mitra kerja yang tepat.
Memangnya, seperti apakah mitra startup yang tepat itu? Ada beberapa karakteristik yang bisa kamu jadikan patokan untuk mengetahui bahwa mitra bisnis kamu adalah mitra bisnis yang tepat.
1. Bisnis tersebut punya bidang usaha yang berkaitan dengan startup-mu.
2. Bisnis tersebut memiliki reputasi yang bagus. Bekerja sama dengan perusahaan yang memiliki reputasi kurang baik bisa berdampak buruk untuk startup-mu.
Ada dua alasan yang mendasarinya: kerja sama bisa saja tidak berjalan dengan lancar, serta publik bisa saja mencap startup-mu dengan hal yang tidak baik karena bermitra dengan perusahaan yang memiliki reputasi kurang baik.
3. Bisnis tersebut memiliki skala usaha yang tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan startupyang kamu jalankan.
Tidak ada yang salah jika kamu bisa bekerja sama dengan perusahaan besar, tetapi apakah startup-mu bisa memberikan value yang menguntungkan bagi mereka?
Jika hal tersebut masih belum memungkinkan, kamu bisa ‘main aman’ dengan menggandeng mitra bisnis yang punya skala usaha yang tidak jauh berbeda.
4. Bisnis tersebut bisa memberikan sesuatu yang menguntungkan bagi bisnismu. Demikian pula sebaliknya, kamu bisa memberikan sesuatu yang berguna bagi mitra bisnis yang kamu ajak kerja sama.
Bekerja sama dengan mitra bisnis yang salah, apa ruginya?
Salah satu kerugian dari kerja sama yang salah adalah tidak tercapainya hal yang hendak dicapai, padahal pihak mitra sudah mendapatkan apa yang diharapkan.
Ini artinya, mitra bisnismu bukanlah mitra bisnis yang mau mengusahakan pencapaian goals bersama karena lebih condong pada pencapaian goals pribadi (dalam hal ini perusahaan).
Reputasi startup-mu juga bisa ternodai hanya karena kamu bekerja sama dengan brand yang reputasinya kurang baik di mata masyarakat.
Maka dari itu, menentukan partner bisnis yang tepat tidak semudah yang dibayangkan. Perlu pertimbangan yang matang agar kamu tidak salah mengambil keputusan.
7. Otomatisasi
Apa sih yang dimaksud dengan otomatisasi? Dalam kegiatan bisnis, otomatisasi bisnis merupakan istilah untuk menyebut penggunaan aplikasi-aplikasi yang digunakan untuk melakukan kegiatan yang repetitif.
Tujuan otomatisasi adalah untuk membebaskan karyawan dari pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya repetitif sehingga mereka bisa melakukan pekerjaan lain.
Lalu, mengapa otomatisasi bisa digunakan sebagai strategi bisnis startup agar sanggup bertahan?
Karena startup biasanya memiliki jumlah karyawan yang tidak banyak, maka otomatisasi bisa digunakan untuk membantu meringankan beban karyawan. Otomatisasi juga bisa membantu kamu untuk:
- Melakukan penghematan biaya
- Melakukan pekerjaan repetitif dengan sangat cepat
- Mengurangi kesalahan-kesalahan dalam melakukan pekerjaan yang repetitif, serta
- Mengurangi tingkat kerumitan.
Seperti apa contoh penerapan otomatisasi itu? Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan otomatisasi yang biasanya dilakukan, yaitu:
1. Menyediakan chatbot
Chatbot bisa mengurangi waktu yang kamu gunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pelanggan terkait produk/layanan yang kamu jual.
Tak hanya itu, chatbot juga bisa diatur untuk menjawab pertanyaan mengenai order tracking, penjelasan mengenai suatu prosedur, dsb.
2. Mengumpulkan data dari pelanggan melalui survei online
Survei yang dimaksud adalah survei untuk kebutuhan riset ataupun survei kepuasan pelanggan.
Saat ini, kamu bisa menggunakan berbagai pilihan platform untuk menyediakan survei pelanggan, membuat link aksesnya, dan menyimpan data survei yang sudah diisi dengan mudah.
Salah satu aplikasi yang bisa kamu gunakan adalah Google Sheets. Dengan aplikasi ini, kamu bisa membuat laman survei serta mengumpulkan data-data yang didapatkan dari survei dengan cara yang mudah.
3. Mengirimkan email marketing dengan aplikasi khusus
Email marketing bisa kamu kirimkan kepada banyak orang sekaligus dengan menggunakan aplikasi khusus. Aplikasi ini juga bisa digunakan untuk mengetahui banyak aspek terkait email marketing-mu (misalnya seperti open rate, click-through rate, dsb.).
8. Efisiensi
Selain otomatisasi, efisiensi juga termasuk ke dalam strategi bisnis startup yang perlu dilakukan agar startup tetap bertahan. Apa, sih, yang dimaksud dengan efisiensi dalam bisnis?
Efisiensi merupakan kemampuan sebuah bisnis untuk memaksimalkan output dari sumber daya yang dimiliki. Sumber daya yang dimaksud dalam hal ini bermacam-macam—bisa berupa sumber daya uang, sumber daya manusia, hingga sumber daya waktu.
Mengejar efisiensi pada dasarnya merupakan hal yang penting untuk dilakukan setiap startup. Pasalnya, startup sering kali menjalankan operasional bisnisnya dengan menggunakan sumber daya yang sedikit—baik sumber daya modal maupun sumber daya manusia.
Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan efisiensi bisnis, yaitu:
1. Gunakan teknologi
Penggunaan teknologi bisa mempersingkat waktu kerja sehingga anggota timmu bisa mengalokasikan sisa waktu kerja mereka untuk suatu tujuan lain. Alhasil, kamu bisa jadi lebih produktif dengan penerapan teknologi.
2. Hindari multitasking
Alih-alih mendelegasikan seabrek tugas dalam satu waktu sekaligus, delegasikan tugas secara bertahap. Kecenderungan menunda-nunda pekerjaan biasanya akan timbul ketika tugas terlihat banyak—dan ini bisa menghambat efisiensi bisnis.
3. Kurangi jumlah distraksi
Meeting merupakan salah satu bentuk distraksi yang paling umum terjadi di dunia kerja. Ketika anggota timmu dihadapkan dengan terlalu banyak meeting dalam satu hari, mereka akan kehilangan jam kerja produktif mereka. Alhasil, ini akan menghambat pekerjaan dan mengurangi output yang bisa diperoleh pada hari itu.
4. Lakukan komunikasi terbuka dan tatap muka
Alih-alih mendiskusikan suatu masalah melalui chat/email, akan lebih hemat waktu apabila kamu mengagendakan pertemuan tatap muka untuk membahas masalah tersebut.
Dengan cara ini, setiap pihak yang terlibat dengan tugas tersebut bisa menyampaikan ide-idenya dengan lebih mudah.
Indikator efisiensi bisnis
Untuk mengetahui apakah usaha yang kamu lakukan sudah bersifat efisien, maka perlu ada indikator khusus yang bisa digunakan sebagai tolok ukur efisiensi bisnis. Nah, untuk itulah Key Performance Indicators (KPI) dibuat.
KPI bisa menggambarkan kesuksesan bisnis startup kamu dalam mengelola modal yang ada (waktu, uang, tenaga kerja) menjadi hal yang menguntungkan bagi perusahaan.
Dilansir dari Investopedia, KPI tidak hanya hadir dalam bentuk pencapaian profit semata. Ada berbagai hal lain yang bisa diatur sebagai indikator kesuksesan bisnis.
1. Jika dilihat dari aspek finansial, KPI yang diatur biasanya berkaitan dengan net profit, pendapatan dikurangi beberapa jenis beban, serta rasio likuiditas.
2. Jika dilihat dari aspek kepuasan pelanggan, maka KPI yang dibuat biasanya berkisar pada tingkat customer retention dan customer satisfaction. Selain dua hal ini, masih banyak hal lain yang bisa menjadi KPI yang diterapkan perusahaan.
3. Jika dilihat dari aspek tingkat efisiensi proses bisnis, KPI yang diatur biasanya berkaitan dengan performa suatu tim dalam melakukan suatu tugas tertentu. Tak hanya itu, efisiensi di bidang ini juga diukur dalam beberapa indikator lain seperti error rate, quality rate, cycle time, dsb.
Supaya KPI bisa diukur dan dilacak, perusahaan biasanya menggunakan analytics software dan menggunakan tools tertentu untuk membuat laporannya.
Nantinya, sebagai pemilik bisnis kamu bisa mengambil keputusan yang tepat untuk meningkatkan efisiensi startup di masa yang akan datang.
Nah, itulah delapan strategi bisnis startup yang dapat diterapkan supaya bisnis startup-mu bisa bertahan. Semua strategi yang disebutkan di atas sama pentingnya dan perlu diterapkan secara bersamaan agar startup-mu bisa tetap bertahan di tengah ketatnya persaingan.
Selain menerapkan strategi bisnis startup di atas, jangan lupa pada kegiatan marketing. Buatlah strategi marketing yang bisa membuat startup-mu mampu mencapai cakupan target pasar yang lebih luas dalam waktu yang cepat. Dengan demikian, jumlah penjualan pun bisa meningkat.
Salah satu strategi marketing yang saat ini sering diterapkan adalah content marketing–baik melalui konten-konten blog di website maupun konten media sosial. Bisa dikatakan, content marketing merupakan trik marketing yang efektif untuk meningkatkan brand awareness di mata publik.
Startup kamu punya website, tetapi masih terhalang di produksi konten? Kamu bisa gunakan jasa penulisan artikel Kontenesia untuk mendapatkan artikel berkualitas yang bisa kamu posting ke website-mu.
Tak hanya artikel-artikel singkat saja. Kamu juga bisa percayakan proses penulisan artikel pilar kepada penulis-penulis Kontenesia. Penulis-penulis Kontenesia sudah berpengalaman memproduksi artikel dalam berbagai topik yang berbeda tingkat kesulitannya.
Kamu cukup menentukan topik-topik yang ingin ditulis dan brief penulisan, lalu serahkan proses pengerjaan artikelnya kepada tim kami. Tim editor juga akan memastikan agar tulisan para penulis lolos plagiasi dan sesuai dengan brief penulisan yang startup-mu terapkan.
Yuk, buat bisnismu makin maju bersama Kontenesia!
FAQ
Apa saja strategi bisnis startup yang bisa diterapkan agar startrup survive?
- Membuat perencanaan bisnis yang matang
- Memiliki tim yang kompeten dan produktif
- Berani menghadapi perubahan
- Konsisten berinovasi
- Orientasi pada pelayanan pelanggan
- Mencari mitra bisnis yang tepat
- Otomatisasi
- Efisiensi
Apa saja yang perlu direncanaan ketika sedang membuat perencanaan bisnis?
Ada beberapa aspek yang perlu kamu kamu jabarkan ketika merencanakan sebuah bisnis:
- Bisnis seperti apa yang ingin kamu jalankan?
- Apa tujuan yang ingin kamu capai dengan menjalankan bisnis ini?
- Hal apa yang akan kamu lakukan untuk mencapai tujuan tersebut?
- Sumber daya apa saja yang sudah kamu miliki dan bagaimana caranya memaksimalkan potensi-potensi tersebut?
Apa saja manfaat perencanaan bisnis?
- Membentuk visi yang jelas
- Membantu mengenali posisi bisnismu saat ini
- Membantu mengetahui siapa target pasarmu
- Mengetahui ancaman bisnis yang bisa timbul
Bagaimana cara membuat lingkungan kerja yang produktif?
- Kenali setiap individu yang bekerja sama dalam startup-mu. Ini bertujuan untuk menjalin kerja sama yang baik antar anggota tim.
- Membentuk kultur yang terbuka.
- Memberikan apresiasi untuk anggota tim yang produktif.
- Fasilitas harus memadai.
- Berikan anggota tim kebebasan untuk bekerja sesuai style mereka masing-masing.
Apa saja manfaat berani menghadapi perubahan bagi startup?
- Bisnis bisa terus up-to-date.
- Bisnis bisa terus tumbuh.
- Kamu bisa melatih kepekaan dalam melihat apa yang dibutuhkan publik.
- Kamu bisa terpicu untuk tetap berinovasi.
Bagaimana memilih mitra bisnis yang tepat?
- Bidang usahanya berkaitan dengan startup-mu
- Reputasinya bagus.
- Skala usaha tidak terlalu berbeda.
- Bisnis tersebut bisa memberikan value untuk bisnismu, begitu pula sebaliknya.
Apa yang dimaksud dengan otomatisasi dan apa contohnya?
Dalam kegiatan bisnis, otomatisasi bisnis merupakan istilah untuk menyebut penggunaan aplikasi-aplikasi yang digunakan untuk melakukan kegiatan yang repetitif.
Tujuan otomatisasi adalah untuk membebaskan karyawan dari pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya repetitif sehingga mereka bisa melakukan pekerjaan lain.
Contohnya:
- Menyediakan chatbot
- Mengumpulkan data dari pelanggan melalui survei online
- Mengirimkan email marketing dengan aplikasi khusus
Apa yang dimaksud efisiensi dalam bisnis?
Efisiensi merupakan kemampuan sebuah bisnis untuk memaksimalkan output dari sumber daya yang dimiliki. Sumber daya yang dimaksud dalam hal ini bermacam-macam—bisa berupa sumber daya uang, sumber daya manusia, hingga sumber daya waktu.