Posted on Leave a comment

Cara Mengukur Efektivitas Konten dalam Membangun Brand Awareness

Cara mengukur efektivitas konten dalam membangun brand awareness

Ada sebuah pepatah yang populer di era pemasaran digital: content is key, alias konten adalah kunci. Masalahnya, informasi semakin banyak seiring dengan berkembangnya kanal-kanal di Internet, membuat kita bertanya-tanya: masihkah konten efektif untuk brand awareness dan jika iya, bagaimana cara mengukur efektivitas konten dalam membangun brand awareness?

Kabar baiknya, konten tetap relevan, kok, tetapi memang harus didukung strategi yang tepat. Konten yang berkualitas dan relevan mampu meningkatkan kesadaran produk dan membuat produkmu diminati oleh para pelanggan. Cuma, kamu harus tahu kalau  efektivitas konten enggak hanya bisa dilihat dari jumlah likes atau shares. Kamu membutuhkan metrik yang lebih mendalam buat mengukur apakah konten benar-benar memberikan dampak pada brand awareness.

Bingung apa saja tolok ukur yang bisa kamu pakai buat melihat apakah kontenmu efektif dalam membangun brand awareness? Mari simak berbagai cara untuk mengukur efektivitas konten dalam membangun brand awareness.

Cara mengukur efektivitas konten dalam membangun brand awareness

Ukur Jangkauan (Reach)

Jangkauan (reach) merupakan metrik dasar yang harus kamu pahami untuk bisa menunjukkan sejauh mana konten kamu bakal sampai/dilihat oleh khalayak. Reach bisa memberikan kamu gambaran tentang seberapa luas pesan atau promosi dari brand kamu tersebar di dunia maya. 

Untungnya, platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan LinkedIn menyediakan data jangkauan organik dan berbayar. Bahkan, harganya cenderung terjangkau, lho. Kamu bisa membayar mulai dari puluhan ribu saja untuk mengukur jangkauan dari konten kamu. Kamu juga bisa membayar agar mesin media sosial ini juga bisa menjangkau khalayak dengan target lokasi, usia, dan peminatan yang sesuai dengan keinginan kamu. 

Kamu bisa memilih berapa lama durasi jangkauan yang kamu ingin ukur. Di Instagram misalnya, kamu bisa melihat angka jangkauan per hari atau pun per minggu. LIhat apakah dalam hitungan hari atau minggu, kontenmu bisa meningkat angka jangkauannya. Tolok ukur ini bisa menjadi pegangan untuk menilai apakah konten kamu berhasil menarik perhatian lebih banyak orang.

Lihat Tingkat Retensi

Selain jangkauan keseluruhan, kamu juga perlu fokus pada tingkat retensi. Jangkauan cuma bisa mengukur apakah konten sampai ke orang-orang. Namun, selanjutnya, kamu perlu memahami apakah setiap orang memang menyaksikkan atau membaca kontenmu. Jangkauan cuma bisa memahami apakah orang-orang terpapar konten itu, tetapi enggak mencakup fakta apakah mereka mengeklik konten itu dan melihat/membaca konten itu sampai selesai. 

Nah, sebagai contoh, jika kamu mengunggah video di YouTube, kamu bisa pakai YouTube Analytics untuk melihat berapa banyak penonton yang terpapar video tersebut dan apakah retensinya tinggi. Kalau jangkauan tinggi tetapi retensi rendah, artinya orang cenderung skip video kamu, mungkin karena video kamu enggak relevan buat kebutuhan mereka atau malah mereka enggak tertarik sama video itu. 

Lihat Traffic 

Bukan cuma media sosial, kamu juga perlu memperhatikan keberadaan situs. Jika konten di media sosial adalah kail, maka situsmu bisa menjadi tempat landing yang bisa membuat pelanggan semakin mengenal brand kamu atau malah melakukan pembelian di sana. Nah, kamu bisa mengukur hal ini dengan menggunakan traffic.

Cobalah alat analitik seperti Google Analytics buat memantau jumlah kunjungan yang berasal dari konten tertentu. Dari sini, kamu bisa melihat beberapa hal seperti jumlah klik (click-through rate/CTR) buat mengetahui seberapa sering para khalayak mengeklik tautan yang kamu buat dalam konten kamu (misalnya di unggahan Facebook atau di story pada IG), kemudian sumber dari traffic supaya kamu bisa melihat khalayak yang mengeklik situs kamu datang dari mana (apakah dari sosial media, surel, atau Google), serta yang terakhir halaman yang dikunjungi atau paling sering diakses dari situs kamu.

Kalau kamu sudah tahu seberapa besar traffic kamu dan dari mana sumbernya, kamu bisa merancang konten seperti apa yang menarik, diunggah di mana, dan tentu saja tulisan seperti apa yang bisa diunggah ke situs kamu buat meningkatkan brand awareness.

Cek Mention untuk Brand Kamu

Selain data-data yang hanya bisa dilihat oleh pemilik akun, kamu juga bisa mengandalkan mention (share of voice) untuk mengetahui efektivitas kesadaran produkmu. Kalau brand kamu sering disebut, itu artinya sudah ada banyak pihak yang menyadari keberadaan brand kamu. Dalam dunia maya, hal ini bisa menjadi sumber dari pemasaran getok tular (words of mouth)

Nah, dari mana kamu bisa mengetahui jumlah pasti dari mention ini? Kamu bisa pakai alat analisis media sosial kayak Hootsuite. Dari sana, kamu bisa tahu berapa kali nama brand kamu disebut, dalam konteks apa (caption atau komentar), serta bagaimana tone dari mention itu (positif, negatif, atau netral).

Kemudian, mention bisa dijadikan alat untuk memahami share of voice dari brand kamu. Kalau share of voice kamu tinggi, artinya brand kamu banyak dibicarakan dan itu merupakan sebuah brand awareness yang punya efektivitas tinggi. 

Menggunakan Strategi Brand Recall via Survei

Media sosial memang sudah menyediakan banyak tools yang bisa mengukur secara otomatis efektivitas brand awareness kamu. Namun, sebagai owner, kamu juga harus mengukurnya secara manual. Jadi, kamu betul-betul bisa memahami seperti apa strategi activation brand awareness yang betul-betul sesuai sama brand kamu.

Bagaimana cara memulainya? Kamu bisa memberikan pertanyaan-pertanyaan dasar seperti:

  • Apa yang kamu ketahui tentang (brand kamu)?
  • Apa yang kamu pikirkan tentang (brand kamu)?
  • Apa yang kamu rasakan saat mendengar tentang (brand kamu)?
  • Sudahkah kamu mengenal produk/layanan dari (brand kamu)?

Pertanyaan selanjutnya bersifat variatif tergantung kebutuhanmu, tetapi pastikan kamu bertanya tentang hal-hal yang berkaitan sama brand awareness dan jangan terlalu general atau bahkan terlalu menyimpang dari tujuan. 

Hal ini penting buat kamu perhatikan agar kamu mendapatkan data yang singkat, padat, dan jelas. Kamu bisa melakukan survei secara daring lewat platform kayak Google Forms. Sebarkan form ini ke target pasar yang sudah ditentukan.

Bukan hal yang mudah buat mengukur efektivitas konten dalam membangun brand awareness. Awalnya, kamu harus mengenal target pasarmu, memahami bagaimana kamu ingin orang memandang brand kamu, serta memakai berbagai metrik seperti yang sudah disebutkan di atas. 

Kamu harus memahami semua jenis metrik dan menggunakannya dengan tepat sasaran, karena enggak ada metrik tunggal yang cukup buat menggambarkan seluruh performa konten kamu. Setelahnya, kamu juga wajib mengolah data dengan benar supaya mendapatkan gambaran sejauh mana orang-orang sadar akan produk kamu. 

Untuk mendapatkan brand awareness yang sesuai dengan tujuan kamu, jujurlah kepada diri sendiri saat melakukan promosi atau menganalisis. Jangan gunakan cara instan seperti misalnya membeli like atau followers, karena hal-hal semacam ini bisa merusak pengukuran. Kamu bisa memulainya dengan membuat konten berkualitas di situs dari Kontenesia, kemudian menggunakan jasa layanan kami untuk mengukur efektivitas konten menggunakan metrik-metrik tertentu. 

Konten masih menjadi raja untuk membangun brand awareness dan meningkatkan penjualan. Nah, sekarang kamu sudah tahu cara mengukur efektivitas konten dalam membangun brand awareness, kini kamu bisa mulai merancang konten yang sesuai dan mengeksekusinya dengan baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.