Kamu pasti sudah sering melihat konten-konten yang diunggah brand baik di media sosial maupun website, bukan? Selain konten-konten informatif, terkadang ada juga konten yang sifatnya promosional dan mendorong audiens (termasuk kamu) untuk melakukan pembelian.
Apakah brand–brand tersebut membuat konten secara random sesuai keinginan si content creator saja? Tentu tidak, dong! Di balik satu foto, satu artikel, atau satu video di media sosial, brand perlu melakukan perencanaan konten yang matang.
Membuat konten memang terkesan mudah, tetapi bukan berarti ini tidak butuh perencanaan. Perencanaan konten, atau yang lebih populer disebut sebagai content planning, merupakan sebuah kegiatan yang wajib dilakukan dalam kegiatan pemasaran, terutama jika strategi pemasaran yang dilakukan adalah strategi content marketing.
Memangnya, apa sih content planning itu? Mengapa membuat sebuah content planning menjadi hal yang penting untuk dilakukan? Yuk, cari tahu jawabannya dengan membaca artikel berikut!
Apa Itu Content Planning?
Dilansir dari Ahrefs, content planning didefinisikan sebagai sebuah proses menentukan isi konten yang akan dipublikasikan, waktu publikasi, serta platform apa yang akan digunakan. Tujuan content planning adalah membuat perencanaan isi konten yang sesuai dengan tujuan marketing yang ingin dicapai.
Memangnya, apa keterkaitan content planning dengan tujuan marketing?
Dalam melakukan kegiatan marketing, kamu perlu memiliki tujuan yang harus dicapai, bukan? Adanya tujuan marketing akan membantumu untuk mengetahui langkah apa yang perlu dilakukan selama menjalankan kegiatan marketing.
Nah, supaya tujuan marketing tersebut bisa tercapai, kamu dan tim perlu mengatur strategi agar kegiatan marketing yang dilakukan lebih terarah. Salah satu strategi pemasaran yang saat ini umum digunakan adalah content marketing.
Strategi content marketing ini cukup beragam penerapannya, bisa melalui pembuatan konten media sosial, konten blog di website perusahaan, konten podcast, maupun konten video. Pemilihan jenis media yang digunakan dalam content marketing biasanya akan disesuaikan dengan karakteristik target pasar.
Walaupun bentuknya beragam, tiap brand yang menggunakan strategi content marketing perlu melakukan content planning dan menyusun content plan. Tujuannya seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, yaitu untuk membuat perencanaan isi konten agar konten sesuai dengan tujuan marketing yang ingin dicapai.
Jika content planning merujuk pada prosesnya, content plan merujuk pada detail pengembangan konten agar konten-konten yang diproduksi sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Manfaat Content Planning
Memangnya, apa saja sih manfaat yang bisa kamu peroleh dengan melakukan content planning? Berikut ulasannya.
-
Mengunggah konten jadi lebih konsisten
Dengan membuat content plan, konten untuk media sosial/website brand perusahaanmu bisa diunggah dengan lebih konsisten. Pasalnya, kamu sudah tahu detail timeline untuk produksi konten termasuk kapan mengunggahnya di platform pilihan. Dengan membuat rencana seperti itu, brand-mu bisa lebih disiplin mengunggah konten.
-
Distribusi konten jadi lebih jelas
Pembuatan content plan juga mencakup penyusunan kerangka konten dan merencanakan kapan dan di mana konten tersebut akan diunggah. Nah, dengan membuat kerangka konten, tim kamu bisa tahu detail konten seperti apa yang akan diproduksi. Lalu, kamu juga bisa tahu kapan dan dimana konten tersebut akan diunggah.
-
Performa konten jadi lebih efektif
Ketika melakukan planning konten, kamu akan melakukan banyak riset. Mulai dari riset karakteristik target audiens hingga riset untuk menentukan isi konten yang akan diproduksi.
Nah, karena aspek-aspek yang akan dituangkan dalam konten akan disesuaikan dengan target pasar, konten bisa dibuat supaya sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini jugalah yang bisa menjadikan performa konten lebih efektif dalam mencapai tujuan marketing.
Apa Saja yang Dibuat dalam Sebuah Content Plan?
Misalnya, kamu ingin membuat sebuah holiday plan. Kira-kira, apa saja sih yang akan kamu lakukan?
Hal pertama yang pastinya akan kamu lakukan adalah mengetahui tujuan berlibur terlebih dahulu, bukan? Lalu, kamu juga memikirkan kapan kamu bisa berangkat berlibur, moda transportasi dan akomodasi seperti apa yang bisa kamu gunakan, hingga destinasi turistik mana saja yang akan kamu kunjungi sesampainya di sana. Tak lupa, kamu bisa mulai mengatur bujet yang akan dialokasikan untuk kegiatan tersebut.
Membuat content plan pun demikian. Ada banyak hal yang perlu kamu siapkan dalam rangka mengembangkan sebuah konten apapun jenis media yang digunakan (blog, media sosial, dsb.). Aspek-aspek yang dimaksud adalah sebagai berikut.
-
Kategori konten yang hendak dibuat
Dengan membuat kategorisasi, kamu bisa membuat rencana konten dengan lebih runut dan komprehensif alias menyeluruh.
-
Keyword yang dicari audiens
Setelah mengetahui kategori konten, kamu bisa melakukan riset untuk mengetahui apa saja keyword yang dicari para audiens—terutama jika konten yang ingin dikembangkan adalah konten blog. Dari keyword-keyword inilah kamu bisa menentukan topik bahasan dari tiap-tiap konten yang akan dibuat.
-
Kerangka konten
Supaya konten kamu jadi lebih terarah, tentukan apa saja bahasan yang ingin disertakan dalam konten tersebut. Kerangka konten ini bisa kamu buat dalam bentuk poin-poin untuk memudahkan tim yang akan memproduksi konten dalam memahaminya.
Selain itu, buat juga detail karakteristik kontennya. Misalnya seperti jumlah kata (jika konten dalam bentuk artikel), sudut pandang, gaya bahasa, dsb.
-
Timeline konten
Aspek selanjutnya yang perlu kamu siapkan adalah penentuan tanggal produksi serta tanggal unggah konten. Tanggal-tanggal ini juga bisa disebut sebagai timeline konten.
Dengan menentukan tanggal produksi dan pengunggahan konten, kamu dan tim bisa memastikan konten bisa secara rutin di-update. Adanya jadwal ini juga membantumu dan tim untuk bisa mengerjakan konten dengan tepat waktu.
-
Detail platform yang digunakan
Selain membuat kategori, detail kerangka konten, dan menentukan timeline, jangan lupa untuk menentukan platform/media apa yang ingin digunakan. Lagi-lagi, pastikan pemilihan platform marketing yang digunakan sesuai dengan karakteristik target pasar dan tujuan marketing yang hendak dicapai.
Cara Membuat Content Plan
Setelah mengetahui apa saja aspek-aspek yang perlu ada dalam sebuah content planning, kamu bisa mulai mengerjakan pembuatan content plan. Langkah-langkah yang perlu kamu lakukan adalah sebagai berikut.
Kenali tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan
Mengenal tujuan kegiatan pemasaran menjadi langkah pertama yang wajib kamu lakukan. Dengan mengetahui tujuan pemasaran, kamu bisa tahu konten seperti apa yang perlu dibuat untuk mencapai tujuan tersebut.
Mengenal target audiens
Setelah tahu apa tujuan yang hendak dicapai, langkah selanjutnya adalah mengenali siapa saja target audiens untuk konten yang akan dipublikasikan. Dengan mengenal target audiens, kamu bisa melakukan kustomisasi konten agar sesuai dengan karakteristik mereka.
Mengenal karakteristik target audiens juga bisa membantumu untuk menentukan platform yang tepat untuk mempublikasikan konten. Kalau platform yang dipilih tepat, audiens yang tepat jugalah yang akan membaca konten-kontenmu. Alhasil, kegiatan pemasaran bisa lebih efektif.
Tentukan tema/kategori yang ingin dibahas dalam konten
Selanjutnya, kamu perlu menentukan tema alias kategori yang ingin kamu buat kontennya. Berapa banyak kategori yang ingin kamu susun? Tidak ada batasan khusus yang perlu diikuti ketika membuat kategori konten, kok.
Seperti apa sih contoh dari kategori konten? Beberapa contoh kategori yang sering digunakan adalah sebagai berikut.
- Berita terkini tentang produk yang ditawarkan
- Informasi edukatif tentang hal yang berkaitan dengan produk
- Tips dan trik terkait produk, dsb.
Ingat, masing-masing bisnis memiliki kategori kontennya masing-masing. Kategori yang disebutkan di atas bisa jadi akan cocok untuk konten brand-mu, bisa saja kurang sesuai. Maka dari itu, kamu perlu berdiskusi dengan tim untuk menyusun kategori konten apa saja yang ingin dikembangkan.
Tentukan topik bahasan yang akan dibahas
Nah, setelah tema/kategori konten sudah ditentukan, langkah selanjutnya adalah menentukan topik bahasannya.
Masing-masing tema/kategori sangat memungkinkan untuk dikembangkan jadi banyak topik. Untuk itu, kamu dan tim perlu melakukan riset untuk mengetahui topik apa saja yang sering dicari dan pas untuk dimasukkan sebagai bahasan konten.
Misalnya, nih, kalau kamu sedang melakukan content planning untuk perusahaan yang bergerak di bidang finance, kamu bisa menjadikan ‘informasi edukatif’ sebagai salah satu kategori konten yang dipilih. Nah, untuk kategori tersebut, berikut adalah beberapa contoh topik bahasan yang bisa dikembangkan.
- Edukasi tentang bagaimana cara menyusun bujet personal
- Edukasi tentang bagaimana caranya mengalokasikan dana untuk melunasi tagihan/utang
- Edukasi tentang dasar-dasar investasi
- Edukasi tentang pengaruh psikologi dalam personal finance
- Edukasi tentang pajak penghasilan, dsb.
Buatlah kerangka konten
Setelah topik bahasan yang ingin dikembangkan selesai dibuat, lanjutkan dengan membuat kerangka kontennya. Step yang satu ini menjadi step yang penting untuk dilakukan terutama jika konten yang ingin dibuat adalah konten artikel blog.
Serupa ketika kamu membuat sebuah cerita, kerangka konten mengacu pada poin-poin apa saja yang perlu ada dalam konten tersebut. Dalam membuat kerangka konten, kamu perlu tentukan dahulu seberapa panjang konten artikel blog yang ingin dibuat. Dengan demikian, kerangka konten yang dibuat tidak terlalu banyak.
Tentukan ‘Where’ dan ‘When’
Langkah selanjutnya dalam content planning adalah menentukan dimana (where) dan kapan (when) kamu memposting konten.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, platform yang digunakan untuk memposting konten bisa ditentukan berdasarkan karakteristik target audiens. Misalnya, jika audiensmu adalah kalangan Gen Z, kamu bisa memilih media sosial seperti Instagram maupun TikTok untuk mengunggah konten. Nantinya, hal ini tentu akan berpengaruh juga pada jenis konten yang akan dibuat.
Di sisi lain, menentukan waktu unggah konten bisa ditentukan berdasarkan jenis konten yang dibuat. Misalnya, waktu unggah konten blog tentunya akan berbeda jika dibandingkan dengan waktu unggah konten-konten untuk media sosial. Keduanya perlu di-update secara rutin, tetapi konten media sosial biasanya perlu diunggah lebih sering.
Frekuensi unggah pun juga perlu kamu pertimbangkan. Terkait ini, semakin rutin kamu mengunggah konten, maka semakin besar juga peluang brand-mu sukses melakukan content marketing.
Mengapa demikian? Ada banyak alasan yang mendasarinya. Misalnya seperti:
- Semakin banyak jumlah konten yang diunggah, berarti semakin banyak juga keyword yang digunakan. Ini berpeluang untuk menambah trafik yang datang dari user search.
- Konten yang rutin di-update bisa menarik pengunjung untuk mampir di website atau media sosial brand-mu.
- Semakin rutin mengunggah konten, maka semakin banyak juga konten yang diproduksi. Ini memberikan peluang viral yang lebih besar dibandingkan jumlah konten media sosial yang cuma sedikit.
- Semakin rutin mengunggah konten, maka brand awareness juga semakin meningkat.
- Karena brand awareness meningkat, konten menjadi alat yang efektif dalam mendatangkan leads.
- Semakin rutin kamu mengunggah konten, trust audiens kepada brand-mu bisa meningkat, apalagi jika kamu rutin mengunggah konten selama bertahun-tahun. Ini juga bisa membantu meningkatkan brand authority.
- Publikasi konten yang rutin dan konsisten juga mendukung peningkatan ranking website kamu di mesin pencarian (search engine).
- Dengan rutin mengunggah konten, kamu bisa menerima feedback dari audiens mengenai kualitas isi konten. Feedback dari audiens tentunya akan sangat membantu dalam meningkatkan kualitas konten yang akan diunggah selanjutnya.
Maka dari itu, dalam pembuatan content plan, jangan lupa untuk membahas mengenai waktu unggah konten bersama dengan tim. Lakukan riset, lalu sepakati bersama seberapa rutin mengunggah konten di media sosial/website.
Kamu juga bisa menyusun content calendar supaya timeline konten bisa semakin jelas. Apa itu content calendar? Sesuai dengan namanya, content calendar pada dasarnya adalah kalender yang digunakan untuk mencatat kapan, platform apa yang digunakan, serta isi konten apa yang mau dipublikasikan pada waktu dan platform yang dipilih.
Tentukan PIC (Person in Charge)
Content plan tentunya tidak berguna jika tidak ada konten yang diproduksi, bukan? Maka dari itu, kamu perlu rencanakan juga siapa Person in Charge (PIC) yang akan memproduksi dan mengunggah konten. Apakah ada tim content creator tersendiri dari perusahaanmu, atau perlukah kamu outsource ke pihak lain di luar perusahaan?
Jika timmu kekurangan orang, tidak ada salahnya untuk menggunakan jasa outsource atau freelancer. Sebelum meminta content creator outsource atau freelancer untuk mengerjakan kontenmu, pastikan kamu tahu kualitas kerja mereka. Jangan sampai kamu membayar mahal hanya untuk mendapatkan kualitas pengerjaan yang asal-asalan.
Selain itu, jangan lupa untuk memberitahukan brand guideline agar konten yang dibuat sesuai dengan karakteristik brand-mu.
Bingung cari penulis outsource atau freelancer untuk mengerjakan konten artikel blogmu? Saat ini sudah banyak agensi yang mewadahi penulis-penulis outsource dan freelance yang berkualitas. Salah satunya adalah Kontenesia.
Di Kontenesia, kamu bisa mendapatkan layanan penulisan artikel yang berkualitas. Kontenesia merupakan wadah para penulis andal yang siap mengerjakan konten artikel dari berbagai topik—misalnya seperti finance, teknologi, kesehatan, games, wisata, dll.
Tak perlu khawatir akan kualitas artikel yang ditulis. Setiap artikel yang ditulis akan melalui proses editing dan pengecekan orisinalitas. Jadi, kamu akan memperoleh artikel yang 100% orisinal (bebas plagiasi) dan pastiinya berbobot.
Selain layanan penulisan artikel, kamu juga bisa mendapatkan layanan copywriting untuk penulisan company profile, email marketing, dsb.
Ingin tahu layanan lain dari Kontenesia? Kamu bisa cari tahu lebih lanjut dengan klik link berikut.
FAQ
Apa itu content planning?
Content planning adalah sebuah proses menentukan isi konten yang akan dipublikasikan, waktu publikasi, serta platform apa yang akan digunakan.
Apa saja manfaat content planning?
Secara umum, ada tiga manfaat yang bisa diperoleh dari content planning, yaitu:
- Pembuatan konten jadi lebih konsisten
- Distribusi konten jadi lebih jelas
- Performa konten bisa jadi lebih efektif
Apa saja tahapan content planning?
Tahapan dalam pembuatan content plan adalah sebagai berikut:
- Mengenali tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan
- Mengenal siapa target audiens dari konten yang akan diproduksi
- Menentukan tema/kategori yang ingin dibuat dalam konten
- Menentukan topik bahasan
- Membuat kerangka konten
- Menentukan dimana dan kapan konten akan diunggah
- Menentukan PIC (Person in Charge)
[…] mengabaikan AI, Buzzfeed menggunakan AI sebagai alat untuk melakukan brainstorming saat pembuatan content plan. Dengan cara ini, proses brainstorming bisa lebih cepat dilakukan. Penggunaan AI juga membantu agar […]