Perkembangan teknologi pada beberapa dekade terakhir memberikan sumbangsih yang sangat besar terhadap kemajuan hidup manusia. Kemampuan jelajah internet membuat berbagai informasi menjadi sangat mudah diakses dan penyebarluasan ilmu pengetahuan pun seakan tanpa batas. Namun demikian, plagiarisme juga semakin mudah dan marak dilakukan. Bagaimana cara menghindari plagiarisme pun menjadi topik yang selalu hangat dibicarakan.
Hal penting ini seharusnya disadari oleh para penulis. Setiap karya tulis, khususnya yang berkaitan dengan riset dan pendidikan, haruslah terbebas dari berbagai unsur plagiarisme. Kesadaran ini bukanlah sekadar urusan etika dan moral, tetapi juga memengaruhi keberlangsungan masa depan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Plagiarisme dan Macamnya
Plagiarisme adalah sebuah tindakan menjiplak atau mencontek ide atau hasil pemikiran orang lain. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), plagiarisme didefinisikan sebagai pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri, misalnya menerbitkan kaya tulis orang lain atas nama sendiri. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dikategorikan sebagai plagiarisme:
- Mengambil dan mengakui tulisan atau hasil karya orang lain dan mengakuinya sebagai hasil karya sendiri, termasuk di dalamnya mengunduh karya tulis dari internet.
- Mengambil atau menggunakan hasil pemikiran orang lain di dalam karya tulis Anda tanpa menyertakan sumbernya.
- Memanipulasi ide atau karya orang lain sehingga tampak seperti hasil karya Anda sendiri.
- Membayar jasa orang lain untuk menuliskan sesuatu atas nama Anda.
Tindakan plagiarisme dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan niat pelakunya. Ada yang disebut inadventent plagiarism, yaitu penjiplakan secara tidak sengaja yang dilakukan akibat ketidaktahuan penulis terhadap standar penulisan ilmiah yang berlaku. Ada pula deliberate plagiarism, yaitu penjiplakan yang dilakukan dengan kesengajaan untuk dipublikasikan sebagai karya sendiri. Apa pun jenisnya, plagiarisme adalah mencacati amanah ilmiah. Oleh karena itu, setiap pihak harus berupaya menempuh berbagai cara menghindari plagiarisme serta tidak malas melakukan plagiarism check.
Cara Menghindari Plagiarisme dengan Mengutip
Salah satu cara ampuh menghindari jeratan plagiarisme adalah dengan memperluas pengetahuan tentang teknik-teknik penulisan. Pada beberapa kasus, seseorang mungkin tidak bermaksud membuat plagiat. Namun, ketidaktahuan bisa menjebak Anda melakukan inadvendant plagiarism. Untuk itu pelajarilah terlebih dahulu aturan baku penulisan yang secara umum telah distandardisasikan, atau yang secara khusus telah dijadikan rujukan oleh institusi atau lembaga tempat tulisan Anda akan diterbitkan.
Meski diambil dari berbagai sumber, plagiarisme dapat dihindari dengan menerapkan berbagai teknik mengutip. Cara ini bisa dilakukan dengan menggunakan sistem referensi yang disusun secara ilmiah dan teknik parafrasa. Adapun, teknik referensi kutipan mengutip langsung dengan membuat salinan yang sama persis dengan sumbernya tanpa adanya penambahan dalam bentuk apapun. Berikut ini penjelasan lebih lanjut tentang berbagai teknik tersebut.
Cara Menghindari Plagiarisme dengan Sistem catatan
Pada sistem catatan, identitas rujukan, nama penulis, tahun dan halaman tidak ditampilkan langsung, melainkan menggunakan tulisan angka berukuran kecil (superscript) yang diletakan di sudut kanan atas di akhir kalimat kutipan. Angka tersebut akan merujuk pada catatan kaki yang diletakan di bagian bawah halaman.
Cara Menghindari Plagiarisme dengan Sistem langsung
Pada sistem langsung, identitas rujukan, nama penulis, tahun dan halaman ditampilkan langsung di akhir kalimat kutipan. Adapun aturan umumnya sebagai berikut:
- Kutipan yang panjangnya mencapai 4 baris harus ditulis apa adanya dan diintegrasikan ke dalam teks paparan menggunakan tanda kutip (“…”) dengan jarak baris dua spasi. Sedangkan kutipan yang panjangnya lebih dari 4 baris, jarak baris kutipannya adalah satu spasi.
- Sertakan sumber referensi di awal atau di akhir kutipan, yakni dengan mencantumkan nama penulis, tahun terbit, dan halaman sumber, misalnya: (penulis, 2014: 100)
- Kutipan dalam bahasa asing, ditulis menggunakan huruf miring atau italic.
- Jika ada bagian awal atau tengah kalimat yang dihilangkan, ganti bagian tersebut dengan tanda titik sebanyak tiga kali, sedangkan di bagian akhir tanda titik ditulis empat kali.
Cara menghindari Plagiarisme dengan Parafrasa
Parafrasa adalah pengungkapan kembali suatu tulisan dalam bentuk susunan baru tanpa bermaksud mengubah makna aslinya. Parafrase sering juga disebut sebagai kutipan tidak langsung. Langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam membuat parafrase adalah dengan membaca informasi secara cermat, mencatat kalimat inti, kemudian mengembangkannya menjadi pokok pikiran yang diuraikan menggunakan bahasa Anda sendiri.
Cara Menghindari Plagiarisme Menggunakan Aplikasi
Jika para penulis sudah berusaha menghindari praktik plagiarisme dengan mengikuti pakem-pakem penulisan ilmiah, para penguji juga harus mengambil peran dalam memberantas hal tersebut. Penguji dapat memanfaatkan teknologi perangkat lunak untuk plagiarism check.
Kemajuan teknologi internet, teknologi basis data serta machine learning juga bisa menjadi cara ampuh menghindari jeratan plagiarisme. Para reviewer bisa melakukan pemeriksaan mandiri atau self assessment dengan menggunakan bantuan perangkat lunak peretas plagiarisme yang bisa diunduh secara gratis maupun berbayar. Setiap tools bisa digunakan untuk mengecek keautentikan artikel yang Anda unggah. Selain itu, perangkat lunak tersebut juga dapat memeriksa plagiarisme yang pernah dilakukan terhadap berbagai publikasi Anda. Berikut inilah beberapa plagiarism check yang dapat digunakan.
1. Copyscape
Copyscape merupakan alat plagiarism check yang paling popular digunakan. Untuk meyakinkan pengunjung bahwa situs Anda bebas dari plagiarisme, Copyscape juga menyediakan banner yang dapat dipasang pada website.
2. Viper
Selain memeriksa artikel unggahan, Viper juga dapat melakukan scaning pada esai, jurnal, serta berbagai publikasi di internet. Viper akan membandingkan naskah dengan lebih dari 10 juta sumber yang terkait dengan bahasan tulisan Anda.
3. Turn It In
Turn It In sangat cocok untuk para akademisi yang hendak menerbitkan berbagai publikasi ilmiah. Aplikasi ini dapat memberikan highlight pada bagian-bagian yang rentan digolongkan sebagai plagiarisme. Bukan hanya itu, Turn It In juga memberikan saran solusi penyelesaiannya.
4. Plagiarism Checker
Aplikasi besutan Small SEO Tools ini sederhana dan mudah digunakan. Anda tidak perlu login untuk bisa menggunakan versi gratisnya. Langsung saja copy-paste naskah yang ingin dipublikasikan dan aplikasi akan langsung mengeceknya. Mengecek plagiarism di dalam sebuah website juga sangat mudah dengan langsung copy-paste alamat URL website yang akan dicek.
5. Article Checker
Menggunakan aplikasi ini berarti bukan hanya mengusahakan cara menghindari plagiarisme, tetapi juga menjadi upaya meminimalisasi kesalahan. Pasalnya, Article Checker juga akan memeriksa tata bahasa (grammar) dalam sebuah naskah sehingga dapat lebih sesuai dengan kaidah tata bahasa yang berlaku.
6. Plagiarism Detector
Inilah alat yang sama mudahnya sebagaimana Plagiarism Checker. Asyiknya, Anda juga bisa langsung mengunggah berkas yang akan dicek, langsung dalam bentuk berkas aplikasi pengolah kata yang digunakan.
7. SafeAssign
Jika berbagai alat di atas digunakan dengan cara menyalin naskah atau berkas ke tools, tidak demikian dengan alat yang satu ini. Alat ini justru diaplikasikan ke dalam platform publikasi sebagai plugin. SafeAssign banyak digunakan pada berbagai laman institusi pendidikan.
Ingin tahu cara menghindari plagiarisme yang paling praktis? Pesan artikel di Kontenesia saja! 😉
[…] bermaksud mengubah makna aslinya. Parafrase sering juga disebut sebagai kutipan tidak langsung (https://kontenesia.com/cara-menghindari-plagiarisme/). Dalam publikasi online dari Purdue University Online Writing Laboratorium […]
[…] bermaksud mengubah makna aslinya. Parafrase sering juga disebut sebagai kutipan tidak langsung (https://kontenesia.com/cara-menghindari-plagiarisme/). Dalam publikasi online dari Purdue University Online Writing Laboratorium […]
Apakah plagiarisme dalam membuat konten website bisa dituntut? Apa ada undang-undang hukum yang mengaturnya? Mohon informasinya lebih lanjut. Btw ini kontennya lengkap sekali saya sampai bingung apa aja yang sudah saya baca. Hehehe