Bagi kamu yang berkecimpung di dunia pemasaran, mungkin penasaran tentang tren baru dalam content branding yang harus dicoba di 2025. Terlebih lagi mengingat betapa cepatnya perkembangan lanskap pemasaran konten serta perubahan preferensi konsumen akan suatu merek, content branding bukan lagi sekadar soal slogan atau logo.
Ada banyak perkembangan terkini tentang hal-hal baru seputar content branding yang wajib kamu ikuti jika ingin memastikan bahwa strategi branding kamu tetap relevan dan unggul dari kompetitor. Pertanyaannya, apa sajakah tren baru content branding yang muncul di tahun 2025 ini?
8 Tren Baru dalam Content Branding yang Harus Dicoba di 2025
Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun 2025 pun membawa serangkaian peluang baru dalam dunia content branding, hanya saja berbeda dalam hal prioritas dan strategi. Berikut ini penjelasannya:
1. Konten Interaktif untuk Menghidupkan Merek
Pada tahun 2025, semakin banyak merek yang menyadari bahwa menciptakan hubungan yang lebih berdampak dan berkesan dengan audiens adalah hal yang penting. Salah satunya adalah dengan menggunakan konten interaktif supaya target audiens terdorong untuk berinteraksi dan terlibat secara aktif dengan suatu merek.
Ada banyak jenis konten interaktif, mulai dari polling, kuis, infografis interaktif, landing page, live streaming, kalkulator, games, email interaktif, dan yang lainnya. Jenis konten ini tidak hanya menghibur, tetapi juga sebagai strategi yang bagus untuk mengumpulkan insight berharga tentang preferensi dan perilaku user.
Contohnya perusahaan perbankan asal AS, yaitu Chase (JPMorgan Chase), mereka menyediakan beberapa jenis kalkulator di website mereka. Melalui cara ini, Chase dapat memperoleh mengumpulkan informasi yang relevan untuk memahami audiens mereka, sekaligus sebagai strategi efektif untuk memberikan rekomendasi yang personalized.
2. Memprioritaskan Human Touch di Dunia Digital
Pada tahun 2025, memanusiakan pengalaman konten menjadi lebih penting dari tahun sebelumnya, terlebih lagi di tengah gempuran teknologi dan AI masa kini. Lantas, mengapa penting?
Pertama, audiens cenderung lebih percaya pada konten yang memiliki aspek emosional, otentik, dan real dibandingkan konten yang terasa terlalu teknis atau promosional.
Kedua, secanggih apapun tools dan AI yang kamu gunakan untuk strategi marketing, mereka tidak bisa meniru, atau bahkan menggantikan ‘kehangatan’ dan ‘empati’ manusia. Artinya, di tahun 2025 ini, prioritaskan membuat konten yang berbicara langsung dengan emosi serta mampu menjawab tantangan atau nilai audiens kamu.
Alih-alih konten generik yang bisa berlaku untuk semua orang, kamu perlu menyusun konten yang bersifat personal dan didorong oleh empati, bisa berupa konten keseharian karyawan, aktivitas di perusahaan, storytelling tentang jatuh bangunnya brand, dll.
3. Video Berformat Pendek: Cepat dan Berdampak
Popularitas video singkat bukannya redup, malah semakin meroket dan menjadi salah satu tren baru dalam content branding yang harus dicoba di 2025 ini. Itu berkat platform, seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts, yang mengubah cara merek menyampaikan pesan mereka dengan ringkas, menarik, dan to the point.
Meski berdurasi pendek, strategi ini menawarkan fleksibilitas yang cukup untuk berbagai jenis konten, mulai dari demo produk, storytelling, tutorial singkat, hingga testimoni pelanggan.
Rahasia keberhasilannya adalah mencuri perhatian dalam beberapa detik pertama, baik melalui visual, hook yang kuat, atau informasi bermanfaat yang relevan.
Selain itu, video pendek juga sangat serbaguna karena mudah dibagikan di berbagai platform secara bersamaan. Hal ini tentunya sangat berguna untuk memaksimalkan jangkauan dan visibilitas merek kamu.
4. Hyper-Personalized Content
Tren baru dalam content branding yang harus dicoba di 2025 selanjutnya adalah hyper-personalized content. Pasalnya, ekspektasi pelanggan kepada merek dari hari ke hari semakin berkembang, dan 80% pelanggan lebih cenderung membeli dari perusahaan yang menyediakan pengalaman pelanggan yang sangat personal.
Beda dengan personalisasi dasar, seperti menambahkan nama pelanggan ke email, konten yang dipersonalisasi menggunakan analisis data berbasis AI untuk memahami pola perilaku, preferensi, dan kebutuhan spesifik setiap pelanggan.
Pendekatan ini tidak hanya membuat konten lebih relevan tetapi juga secara signifikan meningkatkan tingkat keterlibatan dan konversi.
5. Dari Konten Berbasis Kebutuhan ke Konten Berbasis Aspirasi
Saat ini, brand tidak lagi hanya fokus memenuhi kebutuhan pelanggan, tetapi mulai menyentuh aspirasi mereka. Alih-alih menyajikan konten yang berbicara tentang solusi, konten berbasis aspirasi lebih berfokus menginspirasi impian, tujuan, dan gaya hidup yang pelanggan idamkan guna membangun hubungan emosional yang lebih mendalam.
Sebagai contoh, katakanlah ada perusahaan A yang menjual berbagai produk perlengkapan rumah tangga ramah lingkungan. Daripada hanya menekankan bahwa produk mereka dapat mengurangi limbah atau jejak karbon, mereka dapat membagikan konten yang berisi tentang gaya hidup dan nilai-nilai yang mereka cita-citakan.
Misalnya, mengiming-imingi calon pelanggan dengan konten video yang menampilkan dapur cantik zero-waste, nikmatnya hidup lebih ramah lingkungan, dll.
6. Mengoptimalkan Optimasi Pencarian Suara
Voice search atau pencarian suara juga termasuk tren baru dalam content branding yang harus dicoba di 2025. Buktinya apa? Perangkat yang mendukung pencarian suara seperti Alexa, Google Assistant, dan Siri kini makin sering digunakan banyak orang, entah itu untuk menjawab pertanyaan dan membuat keputusan saat bepergian.
Nah, agar content branding kamu tetap selaras dengan tren ini, kamu perlu memastikan agar konten kamu dioptimalkan untuk pencarian suara, yang sangat berbeda dari pencarian tradisional yang diketik. Pencarian suara cenderung bersifat percakapan dan berbasis pertanyaan, seperti “Apa itu branding?” atau “Berapa jenis branding?”.
Ini berarti konten kamu selanjutnya harus disesuaikan untuk mencerminkan pertanyaan bahasa alami. Pertimbangkan untuk menyertakan FAQ, sesi Q&A, dan konten yang secara langsung menjawab pertanyaan tertentu.
7. Konten Audio
Tahun 2025 adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi dalam konten audio, mengingat popularitas podcast yang saat ini tengah booming. Podcast memberikan peluang besar bagi suatu merek untuk bercerita, berbagi wawasan, dan menjangkau audiens dengan cara yang fleksibel dan accessible, baik saat mereka bepergian, bekerja, atau bersantai.
Akan tetapi, ingat bahwa konten audio tidak terbatas pada podcast. Kamu juga bisa menyematkan klip audio dalam artikel blog atau posting media sosial untuk memberikan sentuhan dinamis yang lebih menarik.
Untuk merek B2B, kamu bisa memanfaatkan format audio untuk memamerkan keahlian, menghadirkan wawancara dengan tokoh industri, atau mendiskusikan tren pasar.
8. Glokalisasi (Globalisasi dan Lokalisasi) Konten
Glocalized-content juga menjadi salah satu tren penting dalam content branding di tahun 2025, terutama jika content branding kamu menyasar pasar global. Maksud dari glokalisasi konten di sini bukan sekedar menerjemahkan bahasa, melainkan berfokus pada penyesuaian konten agar sesuai dengan budaya, nilai, dan karakteristik unik dari komunitas tertentu.
Mengapa hal ini penting? Pasalnya, dengan menghadirkan konten interaktif dan relevan secara budaya lebih ampuh untuk menarik perhatian audiens lokal. Buktinya bisa kamu lihat pada strategi Netflix dalam menghadirkan konten medsos untuk mempromosikan Squid Game Season 2 di Indonesia.
Mereka tak hanya menyediakan terjemahan konten dalam bahasa Indonesia, tetapi juga mengadaptasi campaign mereka dengan humor-humor khas masyarakat +62 beserta nuansa budaya Indonesia yang kental. Hasilnya, antusiasme penonton Indonesia terhadap serial ini sangat tinggi.
Itulah beberapa tren baru dalam content branding yang harus dicoba di 2025 supaya tetap relevan dan berdaya saing di ruang daring yang ramai. Kunci keberhasilannya terletak pada kemampuan beradaptasi, inovasi, dan originalitas.