
Quick Summaries:
- Brand guideline adalah pedoman identitas yang memastikan tampilan brand tetap konsisten di berbagai kesempatan
- Elemen utamanya mencakup logo, warna, tipografi, voice, imagery, hingga aturan komposisi desain.
- Konsistensi brand terbukti bisa meningkatkan pendapatan hingga 23% (Lucidpress).
- Brand guideline membantu membangun kepercayaan, perceived value, dan profesionalitas bisnis.
Selama hampir 10 tahun menulis konten SEO untuk digital marketing, saya sering menemukan klien yang perfeksionis. Namun, tidak sedikit mereka yang lupa dengan satu hal: konsistensi. Contohnya untuk hal yang paling sederhana: sapaan untuk para pembaca yang sering berubah-ubah.
Konsistensi penyebutan audiens ini tentu hanya sebagian kecil dari brand guideline atau pedoman identitas yang perlu dimiliki brand. Terlebih dengan penggunaan platform berbasis audiovisual yang semakin masif seperti sekarang. Brand guideline bukan lagi opsi melainkan kebutuhan dasar.
Supaya brand kamu terhindar dari inkonsistensi, mari kita bahas panduan lengkap mengenai brand guideline, manfaat hingga cara penyusunannya!
Apa Itu Brand Guideline?


Secara sederhana, brand guideline adalah aturan resmi yang mengatur bagaimana sebuah brand harus tampil, berbicara, dan berinteraksi di berbagai channel. Elemen ini mencakup:
- Logo & penggunaannya
- Warna utama & warna pendukung
- Tipografi
- Voice & tone
- Imagery
- Ikon & ilustrasi
- Style konten digital
- Prinsip desain dasar.
Menurut laporan Lucidpress Annual Brand Consistency Report 2024, perusahaan yang menjaga konsistensi brand dapat meningkatkan pendapatan hingga 23%. Ini karena brand menjadi lebih mudah dikenali dan dipercaya.
Mengapa Perlu Ada Brand Guideline?


Brand guideline bisa menghindarkan kamu dari ketidakkonsistenan yang dilakukan oleh klien saya. Namun, selain itu ada beberapa alasan lain kenapa kamu memerlukan brand guideline untuk bisnismu:
1. Standardisasi Elemen Visual
Brand modern biasanya dikerjakan oleh banyak pihak: in-house designer, freelancer, creative agency, bahkan AI generator. Tanpa standar, hasil desain akan menjadi:
- Tidak konsisten
- Tidak mencerminkan identitas brand
- Sulit membangun persepsi yang kuat di mata audiens.
Guideline membantu memastikan warna, logo, font, dan ikon tetap seragam.
2. Konsistensi di Semua Channel
Konsistensi adalah “mata uang kepercayaan”. Ketika tampilan brand seragam di Instagram, TikTok, website, dan kemasan produk, publik akan langsung tahu:
“Oh, ini pasti brand X.”
Google juga menyukai brand yang konsisten secara visual dan editorial.
Konsistensi = kredibilitas.
3. Memudahkan Brand Diingat (Brand Recall)
Brand guideline menghindari visual yang “seenak desainer”, sehingga identitas brand lebih mudah melekat. Contohnya warna yang digunakan oleh brand–brand berikut ini:
- Biru Traveloka
- Hijau Gojek
- Putih minimalis Apple
- Merah Netflix
Semua ini dibentuk dari ketegasan dalam guideline. Hanya dengan melihat warnanya saja, kita bisa dengan mudah mengenali brand-nya.
4. Meningkatkan Perceived Value
Alasan lain mengapa sebuah brand memerlukan brand guideline adalah untuk meningkatkan perceived value masyarakat.
Apa yang dimaksud dengan perceived value? Dalam marketing, perceived value merupakan persepsi yang dimiliki target pasar mengenai kualitas produk/jasa sebuah brand. Perceived value juga menjadi informasi tentang seberapa minat pasar terhadap produkmu.
Perceived value yang tinggi akan meningkatkan minat konsumen dan mengurangi keraguan saat membeli. Kamu bisa mencapainya karena brand guideline akan membuat brandmu menjadi:
- Lebih profesional
- Lebih kredibel
- Lebih premium
- Lebih dapat dipercaya.
Elemen-Elemen Esensial Brand Guideline


Seperti yang disinggung di awal artikel, brand guideline memiliki beberapa elemen. Menurut Shopify, setidaknya ada 8 elemen dalam brand guideline yang perlu kamu miliki yakni:
1. Brand Voice & Tone
Brand voice adalah karakter komunikasi utama brand: apakah formal, ramah, elegan, atau energik. Sementara tone dapat berubah sesuai konteks (misalnya lebih ramah di media sosial, lebih profesional di email customer service). Brand guideline harus menjelaskan:
- Gaya bahasa
- Pilihan kata
- cara menjawab pelanggan
- Kapan tone berubah tanpa menghilangkan karakter utama brand.
2. Logo
Logo adalah representasi visual paling inti. Brand guideline perlu memberi aturan jelas seperti:
- Logo versi utama & versi alternatif (primary, secondary, monogram)
- Ukuran minimum,
- Ruang kosong (clear space),
- Latar belakang yang diperbolehkan.
Tujuannya: memastikan logo selalu tampil konsisten di semua platform.
3. Color Palette
Warna berperan besar dalam membangun suasana dan emosi. Palet warna brand biasanya terdiri dari:
- Warna utama (primary colors),
- Warna pendukung (secondary colors),
- Kode warna spesifik (HEX, RGB, CMYK).
Contohnya saja Traveloka yang menetapkan 6 warna utama dengan kode hex spesifik. Dengan adanya kode warna, tim mana pun dapat menghasilkan visual yang konsisten dan akurat.
4. Photography Style
Brand guideline sebaiknya mengatur gaya fotografi yang mewakili identitas visual brand. Misalnya:
- Gaya pencahayaan (bright, dark, moody)
- Estetika (minimalis, vintage, elegan),
- Gaya editing atau filter
- Komposisi dan objek pendukung.
Contohnya brand modern biasanya memilih foto high-contrast dan clean, sementara brand playful memilih foto penuh warna dan bergerak.
5. Graphic Design Style
Graphic design style mencakup elemen-elemen visual seperti:
- Ilustrasi
- Ikon
- Bentuk
- Pola
- Elemen dekoratif lainnya.
Penggunaan gaya grafis yang konsisten akan membantu brand terlihat lebih kohesif dan mudah dikenali.
6. Typography
Tipografi membantu menentukan personality brand. Brand guideline perlu menjelaskan:
- Jenis font utama & pendukung
- Ukuran font
- Hierarki (H1, H2, H3),
- Penggunaan khusus (headline vs body text).
Contohnya Gojek memakai Maison Neue dengan 12 varian style untuk konsistensi visual. Cara ini dilakukan untuk menjaga keterbacaan dan konsistensi visual.
7. Tagline
Tagline adalah frasa pendek yang mencerminkan tujuan dan keunikan brand. Dalam guideline, sertakan:
- Versi tagline resmi
- Aturan penempatan
- Batasan penggunaan
- Font khusus untuk tagline.
Tagline yang konsisten membantu memperkuat pesan brand. Salah satu contoh tagline yang paling kuat dan memorable misalnya “Indomie, Seleraku” yang terus bertahan sampai saat ini.
8. Brand Positioning
Positioning menjelaskan bagaimana brand menempatkan dirinya di pasar dan apa yang membuatnya berbeda. Bagian ini harus menegaskan:
- Target audiens
- Nilai yang ditawarkan
- Diferensiasi utama
- Alasan mengapa pelanggan harus memilih brand
Positioning ini nantinya memengaruhi tone, visual, hingga strategi pemasaran yang akan kamu gunakan untuk brand kamu.
Cara Membuat Brand Guidelines


Walaupun setiap brand punya karakter unik, proses membuat brand guidelines umumnya mengikuti langkah yang sama. Intinya: kumpulkan referensi, tetapkan arah identitas visual dan verbal, lalu susun aturan pemakaiannya agar tampilannya konsisten di semua kanal. Berikut langkah-langkah yang bisa kamu ikuti!
1. Tentukan Resource & Orang yang Terlibat
Membangun brand guideline membutuhkan dua keahlian utama: desain dan copywriting. Kalau tim internal sudah punya desainer atau copywriter, libatkan mereka dari awal. Jika tidak, kamu bisa bekerja sama dengan freelancer atau agensi branding seperti Kontenesia.
Sebelum mulai desain, lakukan hal yang dilakukan banyak brand besar (seperti Gojek di masa awalnya) yaitu menyiapkan fondasi yang kuat: definisi misi, visi, nilai, dan positioning. Ketika pondasi ini sudah jelas, proses pembuatan logo, tipografi, dan warna akan jauh lebih mudah dan terarah.
Kalau membuat sendiri, gunakan template brand guideline agar elemen pentingnya tidak ada yang terlewat.
2. Susun Mood Board
Mood board adalah acuan visual dan verbal yang menentukan “rasa” brand-mu. Caranya:
- Kumpulkan gambar, palet warna, dan gaya desain yang kamu suka
- Kumpulkan juga referensi yang tidak kamu inginkan
- Tambahkan contoh tone of voice, tagline, atau value proposition
- Sertakan keyword yang menggambarkan audiensmu.
Mood board inilah yang nantinya membantumu menentukan arah desain.
Contoh:
Gojek menggunakan moodboard yang menggambarkan energi, kecepatan, dan kesederhanaan. Ini adalah value yang relevan dengan layanan transportasi dan on-demand.
3. Tentukan Kepribadian Brand-mu
Brand personality menjadi dasar cara brand berbicara dan tampil di depan publik. Beberapa pertanyaan sederhana yang bisa memudahkan kamu menentukannya adalah:
- Apa perspektif unik brand-mu?
- Suara brand ingin terdengar seperti apa? Akrab, profesional, lucu, atau inspiratif?
- Nilai apa yang selalu ingin ditonjolkan?
Gojek, misalnya, memilih karakter “ramah, helpful, dan solutif”, terlihat dari gaya bahasa mereka di aplikasi maupun kampanye sosialnya.
Dengan kepribadian yang jelas, tim desain dan penulis akan lebih mudah mengeksekusi ide visual maupun verbal.
4. Buat Aset Brand Utama
Setelah karakter brand kuat, mulai susun aset visual dan verbal.
Aset Visual Wajib
- Logo: buat versi wordmark (misalnya GOJEK) dan icon (ikon ojek)
- Palet warna: Gojek punya “Gojek Green” sebagai identitas utama
- Tipografi: tetapkan font utama dan font pendukung
Aset Visual Tambahan
- Gaya fotografi (misalnya foto yang menonjolkan aktivitas pengguna)
- Ilustrasi atau ikonografi khas
- Pola, bentuk, atau elemen desain pendukung
Aset Verbal
- Brand statement singkat
- Slogan/tagline (misalnya: Pasti Ada Jalan)
- Contoh gaya bahasa yang boleh dan tidak boleh digunakan
Intinya: semua elemen harus mencerminkan karakter brand yang sudah ditentukan di langkah sebelumnya.
5. Tetapkan Penggunaan & Aturan Teknis
Langkah terakhir adalah membuat aturan lengkap yang memastikan brand-mu selalu tampil konsisten. Elemen yang wajib ada adalah:
Logo
- Aturan kapan memakai icon dan kapan memakai wordmark
- Area aman di sekitar logo
- Ukuran minimum
Warna
- Kombinasi warna yang diperbolehkan
- Contoh penggunaan warna yang benar dan yang salah
Tipografi
- Penggunaan font utama untuk judul
- Font pendukung untuk paragraf
- Aturan tracking, leading, bold, dan italic
Voice & Tone
- Gaya bicara untuk media sosial (lebih santai, cepat, relevan)
- Gaya bicara untuk press release (lebih formal)
- Do’s & don’ts agar tim tidak keluar dari karakter brand
Foto, Ilustrasi, & Ikonografi
- Gaya foto yang diperbolehkan (angle, warna, mood)
- Cara membuat ilustrasi atau ikon baru agar tetap sesuai gaya brand
Tambahkan directory untuk memudahkan navigasi, termasuk folder aset digital, file logo, hingga kontak PIC brand.
Jika kamu membutuhkan bantuan untuk menjaga konsistensi gaya penulisan, voice, dan tone brand-mu, kami di Kontenesia siap membantu. Sebagai penyedia jasa penulis artikel profesional, kami memastikan setiap konten yang kamu publikasikan selaras dengan brand guideline sehingga komunikasi bisnismu makin kuat dan efektif!
Kesimpulan:
Brand guideline bukan sekadar dokumen visual, tetapi fondasi identitas yang memastikan brand kamu tampil konsisten, profesional, dan mudah dikenali di berbagai channel. Dengan pedoman yang jelas, semua konten (mulai dari artikel, caption, hingga copy pemasaran) akan memiliki suara dan karakter yang seragam.
FAQ: Pertanyaan yang Sering Diajukan
1. Apa bedanya brand guideline dengan brand identity?
Brand identity adalah elemen visual dan verbal sebuah brand (seperti logo, warna, dan voice). Sementara brand guideline adalah dokumen aturan yang menjelaskan cara menggunakan seluruh elemen tersebut secara konsisten.
2. Apakah brand guideline hanya untuk perusahaan besar?
Tidak. Bisnis kecil hingga UMKM juga sangat diuntungkan karena guideline membantu menjaga konsistensi visual dan pesan brand sejak awal, sehingga lebih mudah membangun kepercayaan dan profesionalitas.
3. Apakah brand guideline bisa berubah?
Bisa. Brand guideline bukan dokumen yang “sekali jadi”. Ketika bisnis berkembang, rebranding, atau menambah channel baru, guideline biasanya diperbarui agar tetap relevan.
4. Berapa lama membuat brand guideline yang lengkap?
Durasi bervariasi tergantung kompleksitas brand. Untuk bisnis kecil, biasanya 1–2 minggu. Untuk brand besar dengan banyak aset visual dan verbal, prosesnya dapat berlangsung 1–2 bulan atau lebih.
5. Apakah saya bisa membuat brand guideline sendiri?
Bisa, terutama jika kamu sudah memahami dasar-dasar branding. Namun, untuk hasil yang lebih komprehensif dan profesional, kamu sebaiknya melibatkan desainer dan penulis brand copy yang lebih kompeten.
Ditulis oleh Dita Safitri, seorang Spesialis Penulisan Konten SEO dan penggiat digital marketing yang berpengalaman dalam mengembangkan konten berkualitas, terstruktur, dan berorientasi pada performa organik.







[…] desain yang menarik sesuai dengan brand guideline. Pastikan untuk tidak membuat desain yang […]
[…] produk melalui media sosial dalam bentuk video yang sudah dibuat tanpa mengabaikan brand style / brand guideline yang sudah ditetapkan […]
[…] komunikasi tertulis, Zapier memiliki brand style guide-nya tersendiri. Bahkan, jumlahnya ada banyak yaitu 159 poin […]