Pernah dengar istilah content strategist? Content strategist merupakan salah satu profesi yang banyak dicari saat ini seiringmeningkatnya penerapan digital marketing.
Sesuai dengan namanya, pelaku profesi content strategist akan berkutat dengan strategi produksi konten untuk tujuan optimasi atau pemasaran—mulai dari melakukan perencanaan hingga mengevaluasi efektivitas konten ketika sudah diunggah di beragam channel digital marketing.
Apakah job description content strategist hanya itu saja? Tidak, kok. Masih banyak tugas yang ditangani seorang content strategist mengingat perannya yang erat dengan komunikasi dan promosi produk yang ditawarkan perusahaan/organisasi. Yuk, baca artikel berikut supaya kamu makin paham mengenai profesi content strategist!
Apa Itu Content Strategist?
Kalau kamu sedang aktif mencari pekerjaan di berbagai situs pengiklan jawatan, profesi content strategist bisa dengan mudah dijumpai.
Sesuai dengan namanya, seorang content strategist bertanggung jawab untuk membuat strategi komunikasi sebuah perusahaan maupun organisasi. Strategi komunikasi yang dimaksud terutama yang berkaitan dengan promosi produk.
Lebih detailnya lagi, seorang content strategist akan terlibat dalam perencanaan, pengembangan, produksi, desain, pengelolaan, kurasi, serta analisis kinerja konten. Tak lupa, seorang content strategist juga akan memilih channel yang tepat untuk mendistribusikan konten-konten yang telah dibuat.
Apakah seorang content strategist membuat sendiri konten-konten yang diunggah? Tentu tidak. Content strategist memang memegang peranan penting dalam proses perencanaan dan produksi konten, tetapi mereka akan bekerja sama dengan banyak pihak untuk proses produksinya. Misalnya seperti content writer, content editor, dan content designer yang tergabung dalam tim marketing.
Lantas, apa pastinya hal yang akan dikerjakan seorang content strategist dalam hal pembuatan konten?
Content strategist akan terlibat dalam perencanaan konten. Artinya, content strategist akan melakukan riset untuk menentukan isi konten yang sesuai untuk dipublikasikan. Dalam perencanaan konten, mereka akan menyesuaikan isi-isi konten dengan tujuan campaign yang ingin dicapai perusahaan.
Selain berperan dalam perencanaan konten, content strategist juga berperan dalam pembuatan guideline untuk konten yang dibuat, melakukan kurasi dan editing konten (agar sesuai dengan guideline dan tujuan campaign), menentukan platform untuk memublikasikan konten, serta melakukan analisis terhadap konten yang telah diunggah.
Mengapa Profesi Ini Penting dan Perlu Ada?
Profesi content strategist sebenarnya bukanlah profesi yang baru ada beberapa tahun belakangan. Dilansir dari beberapa sumber, profesi ini disebut-sebut sudah muncul sejak akhir tahun 1990-an. Pada saat itu, pengguna internet mulai banyak jumlahnya, dan pelaku pemasaran pun mulai menggunakan content marketing sebagai salah satu metode pemasaran menggunakan internet.
Content marketing memang sudah muncul pada saat itu, tetapi tentu jumlahnya tidak sebanyak saat ini. Alhasil, content strategist pun tidak banyak jumlahnya.
Nah, seiring peningkatan jumlah pengguna internet dan maraknya penggunaan internet sebagai salah satu metode pemasaran, profesi content strategist pun semakin banyak diperlukan. Peningkatan kebutuhan akan content strategist ini mulai terjadi sejak 2009, sebagaimana dilansir dari Writer.com.
Lalu, bagaimana kondisinya saat ini?
Demand akan profesi content strategist semakin meningkat mengingat content marketing semakin marak digunakan.
Buat kamu yang belum tahu apa itu content marketing, content marketing didefinisikan sebagai sebuah strategi atau metode pemasaran menggunakan beragam jenis konten. Misalnya seperti tulisan, video, suara, maupun kombinasi ketiganya. Contoh riil yang bisa kamu lihat antara lain seperti blog, infografik, video, siniar (podcast), email marketing, dan e-book.
Supaya bisa mendatangkan penjualan, tentunya konten yang dibuat tidak boleh asal-asalan, bukan?
Di sinilah kamu bisa melihat peran besar seorang content strategist. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, content strategist akan membuat perencanaan konten, terlibat dalam proses produksi, serta mengevaluasi kinerja konten yang pernah dibuat. Tak lupa, content strategist juga akan melakukan kurasi dan memastikan agar konten yang dipublikasikan sesuai dengan tujuan campaign yang ingin dicapai.
Job Description Content Strategist
Nah, setelah mengetahui pentingnya profesi ini untuk perusahaan, kamu pasti penasaran apa saja hal yang dilakukan seorang content strategist. Berikut ini adalah job description seorang content strategist:
1. Melakukan riset untuk mengetahui karakteristik dari target pasar
Pada dasarnya, konten adalah sebuah hal yang dibuat untuk membantu menyelesaikan permasalahan target pasar. Untuk itu, content strategist perlu tahu dulu seperti apa profil target pasar. Dengan demikian, strategi komunikasi dan promosi yang disusun bisa disesuaikan.
2. Melakukan riset dan analisis untuk mengetahui tren yang sedang berkembang
Target pasar boleh jadi tidak berubah, tetapi preferensi mereka akan sebuah produk tentu akan berubah seiring perkembangan zaman.
Meskipun content strategist tidak terlibat secara langsung dalam produksi produk, content strategist perlu meyakinkan target pasar bahwa perusahaan/brand konsisten mengikuti perkembangan zaman. Hal ini nantinya akan dicerminkan dalam konten-konten yang dibuat. Maka dari itu, rencana konten yang dibuat perlu disesuaikan dengan tren yang sedang berlaku di masyarakat.
3. Membuat spesifikasi konten agar sesuai dengan karakteristik target pasar
Setelah melakukan riset guna mengetahui karakteristik target pasar, hasil riset yang didapat akan digunakan sebagai dasar pembuatan spesifikasi konten. Spesifikasi yang dimaksud adalah detail isi yang ingin di-cover dalam sebuah konten. Ini juga bisa dikatakan sebagai content planning.
Dalam pembuatan planning konten ini, content strategist juga akan bekerja sama dengan berbagai pihak, misalnya seperti content editor dan content creator. Kerja sama ini diperlukan karena content strategist adalah key position yang tahu betul beberapa aspek berikut:
- Karakteristik audiens target dari konten yang dibuat.
- Brand positioning, yaitu posisi brand/perusahaanmu di mata target pasar jika dibandingkan dengan brand
- Product knowledge, yaitu informasi mengenai produk yang sedang ditawarkan.
- Tujuan serta KPI (Key Performance Indicator) dari campaign yang sedang dilaksanakan.
4. Membuat aturan style untuk konten yang dibuat
Supaya brand bisa memiliki ciri khas di mata target pasar atau masyarakat secara umum, konten perlu memiliki style tertentu.
Secara visual, misalnya, kamu bisa menggunakan color theme/color palette tertentu untuk brand. Selain itu, bisa juga kamu menggunakan tipografi (font) tertentu, style ilustrasi spesifik, maupun desain simbol-simbol orisinil untuk isi konten. Style untuk konten ini biasanya disebut sebagai brand style guide atau brand guideline.
5. Menetapkan strategi editorial agar isi konten bisa konsisten serta menarik
Masih berkaitan dengan brand style guide, content strategist juga memiliki tugas untuk menetapkan strategi editorial dari konten yang dibuat. Strategi editorial yang dimaksud ini ada beragam aspeknya, mulai dari sapaan untuk audiens target, pemilihan diksi (formal atau kasual?), serta formatting dari konten itu sendiri.
Aspek-aspek yang disebutkan memang terkesan remeh. Tetapi, hal ini bisa membuat komunikasimu dengan audiens jadi lebih baik, lho! Dengan komunikasi yang terjalin apik, audiens pun bisa yakin untuk menggunakan produkmu.
6. Melakukan evaluasi konten dan strategi yang diberlakukan
Tidak hanya membuat perencanaannya saja, content strategist juga memiliki tugas untuk mengevaluasi konten yang telah dibuat. Evaluasi konten yang dimaksud adalah mengecek apakah konten yang dibuat sesuai dengan planning dan guideline yang tersedia.
Selain itu, content strategist juga akan melakukan analisis ketercapaian tujuan campaign yang ditetapkan.
Skill Apa Saja yang Perlu Dimiliki Content Strategist?
Dengan job description sebagaimana yang telah disebutkan, menurutmu skill apa saja, sih, yang perlu dimiliki seorang content strategist?
Perlu kamu ingat bahwa pemilihan jenis konten prioritas biasanya berbeda antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Ada perusahaan yang lebih memfokuskan pada konten-konten blog/website, ada pula yang lebih condong ke konten-konten media sosial. Ada pula yang lebih mengutamakan konten-konten video.
Nah, karena kebutuhan perusahaan berbeda-beda, skillset yang dipersyaratkan ketika membuka lowongan pekerjaan content strategist juga berbeda. Secara umum, skillset yang perlu kamu miliki jika ingin menjadi seorang content strategist adalah sebagai berikut:
● Analytical thinking (berpikir secara analitis)
Dalam melakukan perencanaan dan evaluasi, seorang content strategist diharuskan untuk melakukan riset dan analisis. Oleh karena itu, content strategist dituntut untuk memiliki kemampuan melakukan berpikir analisis untuk melakukan berbagai tugas tersebut. Dengan kemampuan ini, seorang content strategist bisa melakukan riset dan evaluasi secara lebih sistematis dan komprehensif.
● Berpikir kreatif dan mampu membuat perencanaan konten yang menarik
Skill ini bisa dikatakan sebagai skill wajib bagi para content strategist, nih! Kemampuan berpikir kreatif tidak hanya berguna untuk membuat planning konten yang unik semata, tetapi juga untuk melihat suatu masalah dari sisi yang berbeda. Dari sinilah content strategist bisa membuat ide-ide konten yang fresh, informatif, dan solutif untuk audiens.
● Kemampuan menulis dan editorial yang mumpuni
Bukan rahasia lagi bahwa content marketing merupakan strategi yang paling banyak diaplikasikan saat ini. Sadar, tidak, kalau di semua jenis konten kamu perlu menulis? Misalnya saja seperti menulis caption postingan media sosial, menulis konten blog, bahkan hingga menulis script video.
Content strategist memang tidak terjun langsung ke dalam proses pembuatan konten-konten tersebut. Tetapi, nantinya mereka perlu melakukan kurasi dari agar isinya sesuai dengan style serta tujuan campaign yang dilakukan.
Maka dari itulah, content strategist juga perlu memiliki skill menulis dan editorial yang mumpuni sehingga mereka bisa membantu menyempurnakan konten tertulis yang dibuat.
● Penguasaan terhadap media sosial
Salah satu channel yang sering digunakan untuk memasarkan produk adalah melalui media sosial. Oleh karena itulah, seorang content strategist perlu menguasai bagaimana caranya membuat konten media sosial dan bagaimana menjadikan konten media sosial sebagai alat untuk mendatangkan penjualan.
● SEO
Skill SEO cuma diperlukan oleh content writer dan SEO specialist? Salah besar! Keberhasilan sebuah website untuk menampilkan kontennya di laman pertama SERP merupakan hasil kerja sama berbagai pihak—mulai dari content strategist, content creator (termasuk content writer), SEO specialist dan analyst, web developer, dsb.
Lantas, mengapa SEO juga perlu dipahami oleh content strategist? Content strategist perlu menguasai SEO sebab mereka perlu membuat guideline pembuatan konten yang sesuai dengan SEO. Dengan demikian, konten yang dibuat bisa teroptimasi dan muncul di laman awal pencarian search engine.
● Kemampuan teamwork yang baik
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang content strategist perlu bekerja sama dengan banyak orang. Maka dari itu, mereka perlu memiliki skill teamwork yang baik supaya tujuan bisa tercapai.
● Kemampuan multitasking
Sering kali, content strategist perlu mengerjakan beberapa proyek dalam satu waktu. Maka dari itu, penting sekali bagi pelaku profesi ini untuk bisa mengalokasikan waktunya dengan efektif untuk menyelesaikan beragam proyek tersebut
● Kemampuan untuk berempati
Sikap empati didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengerti dan merasakan apa yang dialami orang lain. Mengapa kemampuan ini penting untuk dimiliki seorang content strategist?
Konten dibuat tidak hanya untuk menyajikan informasi semata. Sering kali, konten juga dibuat untuk mengarahkan audiens menyelesaikan masalahnya dengan produk yang brand kamu tawarkan.
Nah, supaya bisa menyusun konten yang sesuai dengan permasalahan audiens, kamu perlu menempatkan diri sebagai audiens terlebih dahulu. Inilah konteks empati yang dimaksud.
Dari sini, kamu bisa menggali ide konten apa saja yang bisa disajikan serta bagaimana cara membuat konten tersebut mampu menyelesaikan masalah dari audiens/target pasar.
Tools Apa Saja yang Dibutuhkan oleh Content Strategist?
Dalam menjalankan berbagai tugas dan tanggung jawabnya, seorang content strategist tentunya akan menggunakan berbagai tools.
Tools apa saja yang biasa digunakan seorang content strategist? Jawabannya bisa bermacam-macam. Tiap perusahaan biasanya memiliki deretan tools tersendiri dan mungkin sekali akan ada perbedaan tools antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Nah, supaya kamu ada gambaran, berikut ini adalah daftar tools yang banyak digunakan oleh content strategist.
1. Search engine
Tool yang satu ini memang ‘basic’, tetapi begitu berguna terutama untuk melakukan riset tren, riset kompetitor, serta riset brand positioning. Riset untuk menyusun content plan pun bisa dibantu dengan search engine.
2. Ahrefs
Ahrefs adalah software suite yang dapat kamu gunakan untuk melakukan banyak hal. Biasanya, orang-orang menggunakan Ahrefs untuk melakukan riset keyword, menganalisis keyword yang digunakan kompetitor, trafik kunjungan kompetitor, dsb.
3. Google Docs
Fitur-fitur Google Docs memang mirip seperti software pengolah kata biasa. Tetapi, software ini bisa digunakan secara online sehingga tim kamu bisa membuka satu file secara bersamaan. Kamu dan tim juga bisa brainstorming bersama secara live sembari mengetikkan hasilnya di software ini.
4. Trello
Trello merupakan software yang bisa kamu gunakan untuk kolaborasi dan mengatur proyek-proyek yang dikerjakan tim. Karena bisa digunakan untuk mengatur proyek-proyek tim, software ini dikategorikan ke dalam software task management. Jadi, di dalamnya kamu bisa membuat tim, membuat list tugas, mengatur deadline, memantau progress pekerjaan tim, dsb.
Sebagai content strategist, software ini bermanfaat untuk mengelola tugas individu maupun tugas tim. Harapannya, dengan software ini semua pekerjaan bisa diselesaikan dengan tepat waktu.
5. Software Content Management System (CMS)
Content strategist perlu akrab dengan software Content Management System. Hal ini penting, terutama jika perusahaan tempatmu bekerja menekankan penggunaan konten blog/website dalam strategi content marketing yang dijalankan.
Memangnya, apa saja sih contoh dari software Content Management System? Kamu pasti familiar dengan WordPress, Wix, maupun Squarespace, bukan? Tiga software tersebut adalah contoh software CMS yang sering digunakan.
Dengan software CMS, kamu bisa mengelola konten dengan lebih mudah. Artinya, kamu dapat mengunggah konten, menyimpannya ke dalam database CMS, mengedit (jika diperlukan), dan tentunya memublikasikan konten yang telah dibuat supaya konten tersebut bisa ‘tayang’ secara online.
Jika mengacu pada kegunaan software CMS yang telah disebutkan, kamu bisa mengetahui bahwa CMS adalah tool yang penting untuk strategi content marketing. Maka dari itulah, content strategist perlu memiliki skill untuk mengoperasikan software CMS.
6. Grammarly
Nah, kalau konten yang dipublikasikan berbahasa Inggris, kamu bisa gunakan Grammarly untuk melakukan editing dan proofreading. Bukan hanya sekadar berguna untuk mengoreksi saltik (typo), Grammarly juga bisa digunakan untuk mengetahui tone of voice yang tercermin dari konten yang dibuat.
7. Yoast
Tool yang satu ini adalah tool yang populer di kalangan SEO enthusiast, nih! Yoast adalah salah satu tool dalam bentuk plugin untuk WordPress. Buat kamu yang masih belajar membuat konten agar sesuai SEO, Yoast bisa menjadi plugin yang akan membantumu belajar mengoptimasi konten agar SEO-friendly.
8. Google Analytics
Selain software–software yang telah disebutkan, Google Analytics juga umum digunakan oleh tim content strategist. Apa sih Google Analytics itu?
Simpelnya, Google Analytics adalah web analytical tools yang berfungsi untuk melakukan tracking terhadap trafik, konversi, pola interaksi audiens dengan website, serta mendapatkan profil demografis audiens. Dengan tool ini, kamu bisa mendapatkan berbagai insight yang nantinya bermanfaat untuk meningkatkan ketercapaian tujuan campaign.
Proyeksi Karier Content strategist
Setelah mengetahui detail tugas-tugas, skillset yang diperlukan, serta tools yang digunakan dalam menjadi seorang content strategist, mungkin kamu jadi penasaran. Bagaimana, sih, proyeksi karier seorang content strategist?
Mengingat banyak skillset yang kamu miliki, kamu memiliki potensi untuk step-up karier di berbagai jabatan—terutama yang berkaitan dengan content marketing. Salah satu contohnya adalah content marketing manager.
Kamu juga bisa melakukan career shifting ke profesi yang lebih spesifik. Misalnya, dari content strategist ke copywriter, content strategist ke SEO specialist, content strategist ke social media manager, content strategist ke content creator, dsb.
Lalu, bisakah content strategist perusahaan berpindah haluan menjadi freelance content strategist? Bisa banget, dong!
Mengacu pada situs marketplace jasa freelance Fiverr, saat ini banyak freelancer yang menawarkan jasa menjadi content strategist. Bayarannya pun cukup menggiurkan, yaitu ratusan hingga ribuan dolar per proyeknya.
Bagaimana di Indonesia? Apakah menjadi freelance content strategist punya peluang mendatangkan cuan yang berlimpah?
Di beberapa marketplace jasa freelance lokal, freelancer dengan tag ‘content strategist’ memang jarang sekali ditemukan. Tetapi, kamu bisa menjumpai freelancer menawarkan jasa spesifik yang masih linier dengan job description seorang content strategist. Misalnya seperti social media manager, content writer, content designer, dsb. Ada juga yang menawarkan jasa konsultasi riset pasar serta riset keyword.
Berapa Estimasi Gaji Seorang Content Strategist?
Agak sulit untuk menentukan rentang estimasi gaji untuk profesi content strategist. Alasannya, ada banyak faktor yang memengaruhi hal ini, misalnya seperti:
- Besar kecilnya perusahaan yang merekrut,
- Lama kerja di perusahaan tersebut,
- Tingkatan jabatan yang dipegang,
- Pengalaman kerja sebelumnya,
- Beban pekerjaan yang diberikan, dan
- UMR di lokasi perusahaan.
Kalau ingin menyebutkan angka, maka ada baiknya jika merujuk pada gaji seorang digital marketer.
Dilansir dari berbagai sumber, gaji untuk profesi ini mulai dari kisaran Rp4.400.000,00-Rp6.000.000,00 untuk entry-level job. Semakin tinggi jabatan dan semakin banyak pengalaman, tentunya semakin tinggi pula gaji yang ditawarkan. Bahkan, kamu bisa mendapati gaji hingga belasan juta rupiah, lho!
Nah, itulah penjelasan mengenai profesi content strategist. Profesi ini cocok untuk kamu yang kreatif serta memiliki ketertarikan di bidang digital marketing. Kira-kira, kamu tertarik tidak dengan profesi yang satu ini?
Berbagai job description dari seorang content strategist yang telah disebutkan sebelumnya mengharuskan adanya kerja sama dengan berbagai profesi lain di perusahaan. Tak jarang, content strategist juga perlu bekerja sama dengan freelancer guna memenuhi kebutuhan produksi konten.
Content writer freelance adalah salah satu profesi yang sering bekerja sama dengan content strategist perusahaan. Biasanya, content writer freelance ini terafiliasi dengan agensi tertentu. Melalui agensi jugalah mereka bisa bekerja sama dengan content strategist perusahaan.
Salah satu contoh agensi terkemuka yang menggandeng content writer freelance adalah Kontenesia.
Kontenesia adalah jasa penulisan artikel yang sudah berpengalaman melayani produksi konten puluhan ribu klien—mulai dari pelaku UKM, startup, hingga perusahaan berskala internasional. Dari puluhan ribu klien tersebut, konten-konten yang dihasilkan tentu memiliki bidang yang bervariasi.
Artikel-artikel yang diproduksi Kontenesia akan melalui proses editing dan disusun agar sesuai dengan standar SEO. Ditambah lagi, artikel yang ditulis dipastikan lolos uji plagiasi.
Selain menyediakan jasa penulisan artikel, Kontenesia juga memberikan layanan copywriting. Layanan copywriting bisa dimanfaatkan jika perusahaan ingin membuat email marketing, brosur produk, maupun company profile. Proyek-proyek copywriting akan digarap oleh penulis-penulis bintang lima Kontenesia, jadi kualitasnya pasti terjamin.
Ingin tahu lebih jauh mengenai berbagai layanan Kontenesia? Yuk, kunjungi website Kontenesia dengan meng-klik link berikut!
FAQ
– Apa itu content strategist?
Content strategist adalah profesi yang bertugas untuk melakukan perencanaan, pengembangan, produksi, desain, manajemen konten, serta analisis kinerja konten. Content strategist juga akan menentukan platform untuk mendistribusikan berbagai konten yang telah dibuat.
– Apa tugas content strategist?
Tugas seorang content strategist cukup bervariasi, mulai dari membuat perencanaan konten di berbagai platform, membuat brand guideline/brand style guide, melakukan kurasi konten, meningkatkan kualitas konten, serta melakukan analisis atas strategi content marketing yang dilakukan.
– Berapa gaji content strategist?
Gaji content strategist di Indonesia bervariasi, tergantung dari berbagai faktor. Akan tetapi, jika diambil rata-ratanya, gaji content strategist berada pada kisaran Rp4,4 juta-Rp6,0 juta per bulan.
– Skill apa saja yang perlu dimiliki content strategist?
Berikut adalah beberapa skill yang perlu dimiliki seorang content strategist: kemampuan berpikir kreatif untuk membuat perencanaan konten, kemampuan analytical thinking, kemampuan menulis yang mumpuni, penguasaan terhadap SEO dan penggunaan media sosial, kemampuan untuk bekerja sama dan multitasking, serta kemampuan untuk berempati.
– Apa saja nama lain dari content strategist?
Di berbagai perusahaan, profesi content strategist ini memiliki berbagai sebutan. Content strategist adalah yang paling umum. Beberapa alternatif sebutan yang sering dipakai adalah creative strategist, digital content strategist, serta social media content strategist. Ada juga yang menggunakan istilah content planner.