Pernahkah kamu mendengar sebuah kutipan yang berbunyi show, don’t tell? Nah, kutipan yang kerap menjadi pegangan dalam penulisan naskah skenario, konten Internet, bahkan novel ini punya makna yang dalam dan erat kaitannya dengan proses storytelling, metode penulisan yang punya peran signifikan dalam membangun brand awareness. Sebelum kamu memahami tentang pentingnya storytelling dalam membangun brand awareness, ketahui dulu tentang konsep show, don’t tell tersebut.
Show don’t tell memiliki makna ceritakan, jangan hanya menjabarkan. Alih-alih cuma menyajikan informasi dengan cara yang mentah, untuk bisa membangun keterikatan dengan orang lain, sebuah informasi sebaiknya kamu gambarkan dengan melibatkan aspek emosi. Storytelling adalah cara buat mewujudkan hal tersebut.
Apa yang Dimaksud dengan Storytelling?
Misalkan kamu lagi merintis bisnis kue kering dan kamu harus memutar otak supaya banyak orang tertarik dengan apa yang kamu tawarkan. Kamu bisa bilang bahwa kuemu enak, bahannya premium, dan tingkat kematangannya sempurna. Orang-orang mungkin akan mengetahui fakta itu, tetapi apakah mereka langsung percaya atau tertarik?
Jawabannya, belum tentu.
Semua orang bisa berbicara soal hal positif terkait apa yang mereka tawarkan, tetapi belum tentu itu menarik di mata orang lain. Manusia memerlukan ikatan emosional dengan sesuatu agar mereka bisa terpikat dan menganggap bahwa hal tersebut penting bagi mereka.
Di sinilah proses storytelling bekerja. Storytelling, merupakan suatu cara menyampaikan informasi, ide, atau pesan dengan menggunakan narasi yang memikat seseorang atau kelompok tertentu secara personal. Dengan metode storytelling, informasi bisa menjadi lebih mudah dipahami dan menarik bagi khalayak.
Storytelling bukan sekadar bercerita saja. Supaya cerita itu bisa memikat dan bisa menarik, kamu harus menyusun suatu narasi dengan elemen-elemen tertentu seperti karakter, konflik, emosi, dan juga resolusi.
Jadi, alih-alih terasa seperti informasi mentah, cerita itu bisa terasa seperti sebuah kisah yang tidak membosankan. Contohnya, kamu punya usaha toko dekorasi rumah. Kamu bisa bikin a day in my life dekorasi rumah atau bikin ASMR merakit dekorasi rumah yang bisa menceritakan journey dengan barang yang kamu jual.
Storytelling mampu membangun kisah perjalanan yang bisa bikin audiens memiliki hubungan emosional dengan cerita yang disampaikan, sehingga pesan pun dapat lebih mudah diingat dan berdampak lebih dalam.
Bagaimana Pentingnya Storytelling untuk Membangun Brand Awareness?
Storytelling dapat digunakan dalam berbagai media, mulai dari artikel, video YouTube, sampai unggahan media sosial. Teknik ini enggak cuma bisa kamu pakai buat menjaring pelanggan baru, tetapi juga meningkatkan brand awareness ke khalayak luas sehingga mereka bisa menjadi pelanggan setia atau merekomendasikan bisnismu kepada orang lain, lho!
Nah, bagaimana sih cara memulai storytelling dan apa pentingnya storytelling dalam membangun brand awareness? Kami bakal menjabarkan dengan lengkap untuk kamu.
Menciptakan Relasi Emosional
Audiens lebih cenderung terhubung dengan cerita yang menyentuh hati mereka. Narasi emosional membuat sebuah brand bakal lebih mudah diingat dan dipercaya.
Kamu bisa melihat iklan sirup Marjan. Marjan enggak cuma menampilkan informasi tentang sirup yang dijual atau kelebihannya, tetapi bikin cerita di dalam iklannya. Cerita yang dipakai pun kerap berkaitan dengan momen puasa atau Idulfitri serta ditampilkan di waktu yang sesuai. Hingga kini, Marjan selalu mengingatkan khalayak pada bulan Ramadan serta Idulfitri, dan kerap diburu untuk membuat pencuci mulut saat berbuka atau saat merayakan lebaran.
Meningkatkan Kepercayaan
Cerita yang autentik dan disampaikan dengan storytelling dapat membangun kepercayaan. Pasalnya, storytelling dapat menyampaikan perjalanan brand sekaligus visi, misi, dan kelebihan produk tanpa terasa memaksa khalayak.
Membedakan Brand dari Kompetitor
Berkat Internet, begitu mudah manusia mendapatkan informasi. Sayangnya, hal ini justru menyebabkan brain rot yang bikin fokus mereka gampang teralihkan. Mau enggak mau, kalau kamu mau brand kamu menonjol, kamu harus mengemasnya dengan storytelling yang bikin penonton terikat secara emosional. Kisah unik brand kamu yang diceritakan dengan baik akan memberikan identitas yang berbeda, sehingga penonton enggak mudah lupa.
Mendorong Loyalitas Khalayak
Saat khalayak merasa terhubung dengan cerita dari brand kamu, mereka cenderung mau menjadi pelanggan setia tanpa harus dipaksa. Soalnya, saat membeli produk, mereka merasa seperti menjadi bagian dari cerita brand tersebut.
Meningkatkan Engagement
Karena pelanggan merasa menjadi bagian dari cerita, enggak mengherankan kalau konten berbasis storytelling sering kali mendapatkan lebih banyak interaksi seperti like, save, dan share. Makin banyak interaksi yang kamu dapatkan di media sosial, makin luas jangkauan yang bakal bisa kamu raih. Dengan begitu, kamu bisa menjaring pelanggan baru.
Bagaimana Kiat Menulis dengan Metode Storytelling?
Manusia pada dasarnya bisa bercerita, tetapi metode storytelling bukan sekadar tentang menyampaikan cerita. Storytelling yang efektif membutuhkan perencanaan yang matang.
Lalu, bagaimana cara untuk meningkatkan brand awareness produk/bisnis kamu dengan metode storytelling? Berikut adalah beberapa kiat yang dapat membantu kamu membuat storytelling yang memikat:
Pahami Khalayak
Sebelum mulai bikin cerita, kamu terlebih dahulu perlu memahami siapa khalayak kamu. Cari tahu apa yang mereka butuhkan, apa yang paling menjadi perhatian mereka, dan apa yang paling bikin mereka tersentuh. Kamu bisa memahami khalayak yang mau kamu jangkau dengan riset di Internet atau mewawancara orang yang sesuai dengan target khalayak kamu.
Bikin Kerangka yang Baik
Setiap cerita membutuhkan struktur yang jelas. Karena, tanpa hal tersebut, ceritamu bisa ke mana-mana dan enggak fokus.
Kamu bisa memulai bikin cerita menarik lewat kerangka yang mencakup pembuka, inti atau konflik, resolusi, dan penutup. Buat dalam bentuk narasi atau poin-poin yang mudah kamu kembangkan.
Tentukan Pesan Utama
Setelah kamu bikin kerangka cerita, kamu bisa mencari dan menggarisbawahi message yang mau sampaikan. Pesan ini adalah jangkar dari cerita yang menjaga supaya cerita kamu enggak ke mana-mana dan pada akhirnya apa yang ingin kamu sampaikan enggak masuk ke dalam pikiran khalayak.
Bagaimana contohnya? Dalam kasus brand kosmetik, misalnya. Kamu harus memahami pesan apa yang berhubungan dengan brand kosmetik yang mau kamu pasarkan. Brand Wardah, misalnya, melakukan hal itu dengan baik. Wardah selalu menekankan kosmetik yang halal, aman, dan juga cocok dipakai untuk kegiatan sehari-hari. Pesan itu lalu berkembang menjadi storytelling yang punya nuansa hangat, tenang, dan positif.
Buat Karakter yang Menarik
Karakter adalah penggerak dari sebuah cerita. Untuk itu, dalam proses storytelling, kamu harus membuat karakter yang menarik. Karakter itu harus merepresentasikan jiwa dari cerita dan brand kamu. Contohnya, kalau kamu menjual tas untuk anak muda, kamu bisa memakai karakter mahasiswa di ceritamu dan problemanya yang bisa diselesaikan dengan produk tasmu.
Karakter yang hidup dan relatable akan membuat cerita kamu lebih kuat dan berkesan.
Show, Don’t Tell
Jika kamu mau bilang bahwa produkmu bagus, jangan langsung membuat deskripsi hard selling kalau produkmu baik. Dalam storytelling, penting bagimu untuk menunjukkannya, alias show, do not just tell.
Bagaimana caranya?
Dalami detail dari kerangka cerita dan pesan yang mau disampaikan. Buat dialog atau monolog menarik, jabarkan elemen sensorik di dalamnya yang bisa mengantarkan pembaca buat masuk ke dalam ceritamu.
Brand awareness atau kesadaran jenama bisa kamu timbulkan dengan membuat ikatan emosional dengan khalayak melalui proses storytelling yang tepat sasaran. Nah, sekarang kamu tahu pentingnya storytelling dalam membangun brand awareness dan bagaimana caranya. Yuk, kenali sisi menarik dari brand kamu dan buat kisah yang engaging dari sana.