Beberapa tahun belakangan, ada gelombang peningkatan startup di Indonesia. Dilansir dari Kompas, jumlahnya per 2022 mencapai 2.400 startup. Angka ini meningkat pesat dari 992 startup pada 2018 silam—dilansir dari Investor.id.
Dengan peningkatan tersebut, wajar jika eksposur media akan startup juga makin besar. Masyarakat pun tidak lagi asing dengan jenis usaha ini.
Meski begitu, tak jarang orang masih bingung apa yang membedakan startup dengan jenis usaha lain. Kamu pun mungkin berpikir hal yang sama. Kira-kira, apa sih yang membedakan startup dengan bisnis pada umumnya?
Artikel ini akan membahas apa itu startup, bagaimana cara kerja startup, strategi pemasarannya, dan hal-hal lain yang berkaitan. Yuk, kita pelajari bersama!
Apa Itu Startup?
Sebagian besar dari kita mengenal startup sebagai ‘perusahaan rintisan’. Definisi tersebut sebenarnya masih terlalu general. Belum ada batasan-batasan tertentu yang bisa membantu memahami lebih baik perihal apa itu startup.
Mari kita tilik definisi startup menurut Investopedia dan Forbes.
Dilansir dari Investopedia, startup didefinisikan sebagai sebuah perusahaan yang berada pada tahap awal operasional. Startup didirikan oleh satu atau beberapa wirausahawan yang ingin mengembangkan produk/jasa yang sifatnya inovatif. Artinya, belum ada/belum banyak perusahaan yang bersaing untuk produk/jasa yang sama.
Definisi startup dari Forbes juga serupa. Forbes mendefinisikan startup sebagai bisnis rintisan yang ingin ‘membuat gebrakan baru’ dan ‘memberikan perubahan di dunia’. Alhasil, fokus kerja startup adalah untuk mengembangkan produk/jasa yang unik dan kalau bisa, belum ada sebelumnya.
Karena perusahaan startup mengandalkan inovasi sebagai keunggulan produknya, wajar jika banyak startup disebut sebagai ‘disruptor’. Artinya, sering kali startup merombak cara kerja bisnis yang sudah ada saat ini dan membuat tren baru di industri tersebut.
Ciri-Ciri Startup
Apa yang membedakan startup dengan bisnis lainnya? Ada beberapa ciri khas yang biasanya dijumpai dari perusahaan startup. Beberapa ciri tersebut adalah sebagai berikut:
- Perusahaan startup pada umumnya berkaitan dengan dunia teknologi.
- Jenis produk/jasa yang ditawarkan unik. Dalam artian, perusahaan tersebut adalah pelaku tunggal atau hanya memiliki sedikit rival bisnis.
- Usia perusahaan masih relatif muda.
- Pelaksanaan usaha pada umumnya mengandalkan dana yang didapatkan dari para investor.
- Jumlah karyawan relatif sedikit.
- Bisnis dijalankan melalui platform digital.
Beda Startup dengan UMKM dan Perusahaan Lain
Jika dilihat dari karakteristik di atas, mungkin kamu sedikit bingung ketika membedakan startup dengan bisnis kecil (UMKM misalnya). Bagaimanapun juga, bisnis kecil biasanya:
- Kemungkinan masih baru berjalan
- Memiliki jumlah karyawan yang sedikit
- Bisnis juga bisa saja dijalankan lewat platform digital, misalnya melalui marketplace maupun media sosial.
Lantas, apa saja yang paling membedakan startup dengan usaha kecil?
Keunikan produk
Dilansir dari Forbes, ada satu hal utama yang membedakan startup dengan usaha kecil, yaitu keunikan produk/jasa yang akan ditawarkan.
Pada bisnis UMKM misalnya, produk maupun jasa yang ditawarkan pada umumnya mengikuti apa yang sudah ada di pasaran. Jadi, produk/jasa yang ditawarkan tidak unik karena bisa dijumpai di banyak UMKM lain.
Apakah startup berbeda dengan perusahaan besar? Tentu saja, poin perbedaan tersebut juga bisa dirasakan di perusahaan besar.
Meski memiliki tujuan yang sama, yaitu mencari keuntungan, produk/jasa yang ditawarkan perusahaan besar juga bisa didapatkan di para pesaing-pesaingnya. Artinya, aspek keunikan produk tidak dikedepankan di perusahaan non-startup. Inilah yang membuat startup bisa unggul sebagai pelaku usaha yang sering kali membuat terobosan di industri terkait.
Pangsa pasar dan pertumbuhan bisnis
Dibandingkan dengan bisnis kecil, startup biasanya berfokus untuk mendapatkan sebanyak mungkin target pasar yang ada. Karena platform yang digunakan adalah platform digital, ini akan mempermudah startup untuk mempermudah pemasaran. Pasalnya, tidak ada kendala geografis yang bisa menghambat pertumbuhan bisnis.
Didukung dengan adanya keunikan produk, startup bisa menjawab permasalahan yang didapatkan target pasar. Keunikan ini juga yang bisa merebut target pasar dari pesaingnya yang masih menerapkan model bisnis lama. Alhasil, bisnis startup bisa terus tumbuh dalam waktu yang relatif cepat. Aspek pertumbuhan bisnis yang cepat ini juga menjadi perbedaan startup dengan usaha kecil biasa.
Sumber modal
Pada umumnya, bisnis kecil mengandalkan modal pribadi maupun pinjaman dana dari pihak lain. Lalu, bagaimana dengan startup? Meskipun ada startup yang mengandalkan uang pribadi, kucuran dana untuk modal awal bisa didapatkan dari beberapa sumber berikut, yaitu:
-
Pemerintah
Salah satu contohnya adalah melalui program PPBT yang bertujuan untuk membiayai inkubasi startup sehingga bisa mendatangkan profit dan bertahan dalam waktu lama. Program PPBT ini adalah program seed funding yang dicanangkan oleh Kemenristekdikti untuk meningkatkan jumlah startup di Indonesia.
-
Investor
Jika founder startup berhasil meyakinkan investor, bukan tidak mungkin investor akan menggelontorkan dana untuk memodali startup tersebut.
-
Venture capital
Venture capital merupakan perusahaan pembiayaan yang memberikan modal kepada pada startup dan bisnis kecil dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Tidak hanya dalam bentuk uang, venture capital bisa memberikan modal kepada startup yang dipilihnya dalam bentuk SDM manajerial dan/atau SDM ahli teknologi.
-
Crowdfunding
Secara harfiah, crowdfunding bermakna pengumpulan dana dari khalayak ramai. Nah, saat ini crowdfunding juga termasuk sebagai salah satu sumber modal usaha, termasuk startup.
Dalam crowdfunding, pemberi dana bisa memberikannya dalam bentuk donasi tanpa imbalan maupun donasi dengan imbal balik. Imbal balik yang biasanya diberikan adalah dalam bentuk reward, saham, maupun pengembalian dana (ditambah interest/bunga, tentunya).
Cara Kerja Startup
Oke, kamu sudah tahu bagaimana apa itu startup serta perbedaannya dengan bisnis kecil. Selanjutnya, mari kita bahas mengenai cara kerja startup.
Supaya mudah memahaminya, mari kita bagi pembahasan ini menjadi dua bagian—pra-operasional dan operasional.
Pra-operasional
Tahap ini sudah cukup banyak disinggung di penjelasan-penjelasan sebelumnya. Ketika memulai bisnis startup, biasanya founder akan mencari investor terlebih dahulu untuk membiayai ide bisnis yang akan dijalankan. Jika modal berasal dari kantong pribadi, maka founder bisa langsung memulai startup dan menggandeng karyawan untuk mewujudkan produk/jasa yang akan dipasarkan.
Operasional
a. Tahap awal operasional
Ketika bisnis sudah mulai berjalan, bisnis startup akan mulai menghasilkan produk/jasa yang akan dijual. Setelah siap, maka startup akan bersiap untuk melakukan pemasaran berikut proses iterasi—yaitu mencatat umpan balik (feedback) yang masuk dari publik serta merekam data penggunaan user.
Startup akan menjual produk/jasa dengan konsep awal yang mereka kembangkan. Peluncuran produk pertama, alias Minimum Viable Product (MVP) ini memang mengundang risiko yang besar. Pasalnya, produk ini rentan kena feedback negatif dari user.
Nah, karena ‘rentan’ akan feedback dari user, biasanya startup akan membuat produk dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Meski demikian, barang yang dibuat perlu tetap dipikirkan kualitasnya.
Ketika peluncuran produk, startup dituntut untuk siap bergerak lincah dalam menanggapi feedback dan permasalahan yang muncul. Produk MVP ini nantinya akan direvisi berdasarkan feedback dan data user yang diterima.
Startup juga perlu menggunakan data user yang didapat untuk memperoleh gambaran memperbaiki produk/jasa yang ditawarkan ke publik.
b. Tahap pertumbuhan
Proses iterasi yang disebutkan perlu dilakukan secara terus-menerus sembari memperluas pasar.
Tidak hanya konsisten memperbaiki produk agar memenuhi tuntutan pasar, startup juga harus memastikan ada pertumbuhan yang bermakna. Pertumbuhan yang dimaksud ditandai dengan adanya:
- Demand yang menguat terhadap produk/jasa yang ditawarkan
- Peningkatan transaksi baru maupun berulang
- Profit usaha.
C. Tahap ekspansi
Setelah tahap pertumbuhan, startup bisa melakukan ekspansi dan menggapai tujuan-tujuan lain yang lebih ambisius. Misalnya seperti:
- Ekspansi ke negara tetangga
- Merger produk/jasa yang ada sekarang dengan sektor lain
- Merekrut tenaga ahli baru.
Biasanya, tahap ekspansi ini dilakukan ketika bisnis sudah mencapai tahapan scaleup, yaitu ketika bisnis sudah bertumbuh 20% dalam waktu 3 tahun terakhir. Pertumbuhan yang dimaksud bisa dilihat dari berbagai aspek, paling umum dilihat dari aspek profitnya.
Bagaimana caranya startup dalam memperluas pasar? Cara yang ditempuh bermacam-macam. Kamu bisa mengenalnya dalam bagian Strategi Pemasaran Startup yang akan dijelaskan selanjutnya.
Model Bisnis Startup
Apa sih yang dimaksud dengan model bisnis? Model bisnis di startup didefinisikan sebagai bagaimana cara sebuah startup mendatangkan revenue alias pendapatan dan mendapatkan laba dari operasional perusahaan yang dijalankan.
Dilansir dari berbagai sumber, saat ini ada banyak bentuk model bisnis yang dijalankan oleh startup. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
-
Marketplace
Kamu tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah ini, bukan? Saat ini sudah banyak marketplace yang bisa kamu jumpai di Indonesia.
Marketplace sendiri didefinisikan sebagai sebuah model bisnis startup yang menyediakan wadah bagi para pemilik produk untuk menjual produk-produk mereka di sebuah platform online dan menemukan pembeli di platform tersebut. Nantinya, startup yang menyediakan marketplace akan mendapatkan keuntungan dari potongan biaya maupun layanan tambahan yang disediakan.
Sebagai contoh, marketplace S tidak hanya menyediakan wadah bagi penjual dan pembeli untuk saling bertemu dan bertransaksi. Marketplace tersebut juga menyediakan layanan lain seperti pengisian pulsa, pembayaran tagihan bulanan, pembayaran tiket pesawat, dll.
-
Subscription
Contoh perusahaan yang menerapkan layanan subscription adalah Netflix, Amazon Prime, Disney Hotstar, dsb.
Jenis model bisnis ini merupakan jenis yang umum dijumpai pada sektor bisnis jasa B2C. Artinya, startup langsung menawarkan layanannya kepada user—bukan kepada bisnis/perusahaan lain. Nantinya, user yang sudah subscribe bisa menikmati layanan yang diberikan sepenuhnya.
-
Freemium
Model bisnis freemium merupakan jenis model bisnis yang mirip dengan model subscription. Hanya saja, pada model bisnis ini kamu masih bisa menggunakan layanan-layanan yang ditawarkan perusahaan tersebut secara free walaupun fitur-fiturnya terbatas.
Nah, supaya kamu bisa menggunakan layanan secara menyeluruh, kamu perlu membayar untuk mendapatkan versi premiumnya.
Biasanya, user tertarik dengan produk/jasa tersebut setelah mencoba versi free-nya. Maka dari itu, user bisa tertarik untuk melakukan pembelian versi premium karena mereka percaya fungsional produk/jasa akan memberikan manfaat lebih bagi mereka.
-
SaaS
Saat ini, banyak perusahaan startup yang menggunakan model bisnis ini. SaaS merupakan singkatan dari Software as a Service. Artinya, perusahaan startup akan membuat software sebagai sebuah platform yang memuat layanan yang ditawarkan.
Beberapa contoh perusahaan yang menerapkan model bisnis ini misalnya seperti Slack, Microsoft Office, Trello, dll.
Lantas, dari mana perusahaan akan mendapatkan keuntungan? Pada umumnya, user akan melakukan pembelian untuk bisa mengakses fitur-fitur software secara keseluruhan. Perusahaan juga bisa mendapatkan keuntungan dengan memberikan technical support maupun layanan terkustomisasi ketika dibutuhkan.
-
One-time Payment/Pay-per-Usei
Selain berbagai modal bisnis startup di atas, kamu juga bisa menjumpai model bisnis one-time payment atau yang sering juga disebut sebagai model bisnis pay-per-use.
Seperti apa modal bisnis one-time payment itu? Produk/jasa yang ditawarkan biasanya hanya digunakan ketika saat dibutuhkan. Misalnya seperti legal service, konsultasi psikologis, dan rental mobil.
-
Ads
Jenis startup inin biasanya memberikan konten gratisan untuk para user melalui media sosialnya. Ketika audiens konten tersebut sudah banyak, maka ini akan mengundang pengiklan untuk menempatkan iklan di sela-sela konten video atau di laman website mereka.
Selain mendapatkan uang dari pengiklan, startup dengan modal bisnis ini juga mendapatkan revenue dari konten-konten yang mereka buat. Mereka pun tentunya akan memasarkan produk/jasa yang diberikan melalui konten-konten yang dibuat dan menerima pendapatan dari hasil jual produk/jasa tersebut.
-
Aggregatort
Model bisnis startup yang satu ini merupakan model bisnis yang baru bermunculan karena menjual berbagai layanan produk dalam satu brand.
Salah satu penerapan bisnis aggregator yang saat ini bisa mudah dijumpai adalah layanan pada software ojek online. Software ini bisa menyediakan beragam layanan—tidak hanya ojek online saja. beberapa di antaranya seperti pengiriman makanan, pengiriman barang, bahkan hingga e-Wallet.
Model bisnis aggregator menyediakan sendiri produk/layanan yang ingin dijual. Hal ini tentu berbeda dengan marketplace dimana startup marketplace perlu menggandeng pihak ketiga dan bertindak sebagai reseller untuk produk/layanan yang dijual.
Strategi Pemasaran Startup
Dalam urusan pemasaran, bisa dibilang startup merupakan jagonya. Startup menginginkan brand awareness yang tinggi agar produk/layanan yang ditawarkan bisa dikenal banyak orang dengan cepat.
Nah, karena alasan inilah startup berusaha meningkatkan sales melalui kegiatan pemasaran yang bisa dikatakan ‘jor-joran’.
Mau tahu trik apa saja yang biasanya digunakan startup dalam memasarkan produk/layanan mereka? Dilansir dari Forbes dan Hubspot, berikut adalah beberapa trik yang biasa digunakan startup untuk memperkenalkan produk/layanannya ke publik.
-
Melakukan email marketing
Email marketing merupakan salah satu trik strategi yang cukup sering digunakan startup untuk mengundang pembeli. Trik marketing yang satu ini murah, tapi ampuh dalam mendatangkan pembeli—terutama jika email pemasaran yang dibuat disusun dengan pintar dan persuasif.
Lantas, bagaimana membuat email marketing yang persuasif? Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan:
- Buat subjek email yang menarik dan mengundang rasa penasaran.
- Buatlah desain yang menarik sesuai dengan brand guideline. Pastikan untuk tidak membuat desain yang berlebihan.
- Menulis konten email dengan copy yang persuasif.
- Melakukan uji coba untuk mengetahui apakah ada hal yang masih perlu diperbaiki dari copy yang dibuat.
-
Membuat website startup dan menulis blog
Selanjutnya, startup juga perlu membuat website dan rutin mengunggah blognya. Dilansir dari Forbes, bisnis yang memiliki blog bisa mendapatkan leads dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan startup lain yang tidak memiliki blog.
Memangnya, sepenting itukah membuat blog? Meski terkesan sepele, blog bisa membantu startup memiliki online presence yang baik dibandingkan kompetitor, lho. Ini bisa diwujudkan dengan memublikasikan blog yang berkualitas yang berisi konten yang dibutuhkan para audiens.
Jika konten-konten blog-mu berkualitas, search engine akan menilai website-mu ini tepercaya dan layak untuk ditempatkan di laman pertama SERP (Search engine Result Page). Tentu, ini juga didukung dengan penerapan SEO yang baik agar konten blog kamu bisa naik di laman pertama mesin pencarian.
Maka dari itu, penting bagi startup untuk memproduksi konten-konten yang tak hanya berkualitas isinya, tetapi juga SEO-friendly. Kombinasi keduanya bisa meningkatkan trafik organik ke website kamu sehingga semakin banyak juga orang yang mengenal brand startup yang dijalankan.
-
Membuat media sosial dan rutin mengunggah konten
Trik selanjutnya adalah membuat media sosial dan rutin mengunggah konten di dalamnya.
Trik ini juga menjadi trik penting dalam mendatangkan leads. Pasalnya, saat ini banyak orang menggunakan media sosial. Dengan meningkatkan online presence menggunakan media sosial, makin banyak orang juga yang mengenal startup kamu. Alhasil, makin banyak juga orang yang penasaran dengan produk/layanan yang ditawarkan dan ingin mencoba.
-
Menggunakan paid search advertising
Selanjutnya, kamu bisa menggunakan paid search advertising untuk menggaet minat leads dengan produk/layanan yang digunakan. Dalam marketing, istilah ini disebut sebagai SEM alias Search Engine Marketing. Pasalnya, trik marketing ini melibatkan search engine sebagai media marketingnya.
Dengan paid search advertising, kamu bisa memanfaatkan search engine untuk memuat iklan startup-mu. Caranya adalah dengan mengaitkan startup-mu dengan beberapa keyword terkait. Dengan demikian, ketika search engine user melakukan pencarian menggunakan kata kunci tersebut, iklan startup-mu bisa muncul.
-
Menjadi sponsor dalam berbagai event
Trik lain untuk memperkenalkan startup-mu adalah dengan menjadi sponsor di berbagai event. Tak hanya itu, bisa juga kamu memperkenalkan startup dengan menjadi pelaksana dari event itu sendiri.
Di Indonesia, sudah ada banyak contoh yang menggambarkan trik marketing yang satu ini. Salah satu event yang paling sering membawa startup besar sebagai sponsornya adalah event liga sepakbola. Tak hanya itu, konser musik pun cukup sering juga membawa sponsor dari startup besar.
Apa benefit dari menjadi sponsor event? Simpel saja: startup kamu bisa mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan brand awareness melalui pemasangan logo di banner, bendera, maupun di konten publikasi online.
-
Sediakan produk/layanan gratisan atau trial
Layanan free atau trial juga bisa menjadi pilihan yang baik untuk memperkenalkan fitur-fitur produk/layanan kepada publik. Maka dari itulah, ini bisa digunakan sebagai trik marketing yang ampuh.
Modal bisnis yang kamu lakukan tidak harus dalam bentuk freemium maupun subscription untuk menerapkan trik pemasaran yang satu ini. Dengan layanan free atau trial, kamu bisa memberikan kesempatan bagi para calon user untuk menilik kualitas produk/layanan yang kamu berikan.
Untuk itu, pastikan produk/layanan gratisan tidak berbeda kualitasnya jika dibandingkan dengan produk/layanan versi premiumnya. Secara tidak langsung, kualitas produk/layanan bisa membentuk persepsi masyarakat mengenai startup yang kamu jalankan.
-
Lakukan trik marketing berbasis referral
Trik yang satu ini bukanlah trik yang bisa langsung kamu terapkan sendiri. Kamu perlu membiarkan user menyarankan produk/layanan startup yang kamu tawarkan kepada rekan atau keluarganya. Dari sinilah kamu mendapatkan leads baru yang tentunya bisa meningkatkan penjualan.
Sayangnya, marketing dengan sistem referral ini tidak semudah yang dibayangkan. Terkadang user malas menyarankan produk/layanan kamu kepada kenalan mereka. Alhasil, marketing pun jadi mandek. Lantas, bagaimana solusinya?
Kamu bisa menggandeng influencer hingga public figure untuk memperkenalkan produk/layanan yang kamu tawarkan ke followers-followers mereka di media sosial. Cara ini biasanya cukup efektif dalam membangun brand awareness serta membuat kepercayaan publik terhadap brand meningkat.
-
Lakukan media placement
Strategi pemasaran selanjutnya adalah dengan melakukan media placement. Apa itu media placement? Singkatnya, media placement merupakan trik marketing yang dilakukan untuk memperkenalkan produkmu melalui media nasional, baik media offline maupun media online.
Untuk melakukan media placement, biasanya kamu perlu menggandeng pihak ketiga yang benar-benar paham bagaimana trik agar konten iklanmu bisa dimuat. Pasalnya, menempatkan konten marketing di media bukanlah perkara mudah.
Selain birokrasi yang mungkin sedikit ribet, konten yang dibuat perlu disesuaikan dengan kaidah jurnalistik. Terutama jika konten yang dibuat adalah dalam bentuk teks.
Jika kamu membutuhkan layanan media placement, Kontenesia bisa membantumu untuk membuat konten marketing-mu tembus media online terkemuka. Konten yang mau dipublikasikan masih belum ready? Tenang, Kontenesia juga bisa membantu membuat tulisan advertorial yang dibutuhkan. Jadi super praktis, bukan?
Nah, itulah informasi mengenai definisi startup, ciri-ciri, cara kerja, model bisnis, serta strategi pemasaran yang bisa dilakukan startup. Semoga informasi tersebut bermanfaat, ya!
Jika kita meninjau kembali strategi pemasaran yang bisa dilakukan startup sebagaimana penjelasan di atas, pasti kamu menyadari bahwa content marketing merupakan strategi yang cukup sering digunakan.
Strategi pemasaran content marketing pada umumnya menggunakan media sosial dan blog. Jika konten-konten media sosial erat kaitannya dengan pekerjaan seorang desainer grafis, blog erat kaitannya dengan seorang content writer.
Startup kamu masih kekurangan staf sehingga belum bisa merekrut content writer? Ingin segera mengisi blog dengan artikel-artikel berkualitas? Tenang, kamu bisa percayakan penulisan artikel blog kepada Kontenesia.
Dengan penulis dan tim editor yang berpengalaman, konten artikel yang dibuat bisa dipastikan akan berbobot. Pasti bebas plagiasi juga, kok!
Tidak hanya itu, Kontenesia juga menyediakan layanan copywriting yang bisa kamu kepoin di sini.
Yuk, capai kesuksesan startup-mu bersama Kontenesia!
FAQ
Apa itu startup?
Startup adalah perusahaan yang baru berdiri dan masih berada dalam tahap awal operasionalnya. Fokus kerja startup adalah untuk memproduksi produk/layanan yang unik serta tidak banyak pesaingnya.
Apa ciri-ciri startup?
- Perusahaan startup pada umumnya berkaitan dengan dunia teknologi.
- Jenis produk/jasa yang ditawarkan unik. Dalam artian, perusahaan tersebut adalah pelaku tunggal atau hanya memiliki sedikit rival bisnis.
- Usia perusahaan masih relatif muda.
- Pelaksanaan usaha pada umumnya mengandalkan dana yang didapatkan dari para investor.
- Jumlah karyawan relatif sedikit.
- Bisnis dijalankan melalui platform digital.
Apa beda startup dengan UMKM?
Kamu bisa meninjaunya dari beberapa aspek berikut, yaitu:
- Keunikan produk
- Pangsa pasar dan pertumbuhan bisnisnya
- Sumber modal
Apa saja model bisnis startup?
- Marketplace
- Subscription
- Freemium
- SaaS
- One-time payment/pay-per-use
- Ads
- Aggregator
Bagaimana strategi pemasaran startup?
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Email marketing
- Membuat website dan menulis blog
- Membuat media sosial
- SEM
- Menjadi sponsor event
- Free/trial product
- Melakukan marketing referral
- Melakukan media placement
[…] bisa saja ragu akan kredibilitas Kontenesia sebagai layanan penulis artikel one-stop solution untuk startup, UMKM, maupun blogger […]