Posted on Leave a comment

4 Jenis Copywriting untuk Kanal Digital Marketing, Komponen-Komponen, dan Contohnya

Saat ini banyak brand/perusahaan yang menggunakan digital marketing sebagai salah satu cara marketingnya. Akibatnya, kebutuhan berbagai jenis copywriting meningkat. Beberapa contohnya adalah penggunaan website, media sosial, dan email marketing untuk kebutuhan promosi.

Pada artikel berikut, kamu akan mempelajari beberapa jenis copywriting yang banyak digunakan saat ini. Supaya lebih jelas, kamu juga bisa mempelajari beberapa contoh copy dari berbagai brand ternama. Yuk, pelajari selengkapnya!

Website Copy

Bukan rahasia lagi kalau saat ini sudah banyak brand/perusahaan yang membuat website-nya sendiri, baik usaha kecil maupun usaha sekelas perusahaan besar. Bisa dikatakan, membuat website merupakan salah satu upaya go online agar brand awareness masyarakat terhadap perusahaan mereka meningkat.

Sebuah website biasanya memiliki lebih dari satu page. Masing-masing page ini memiliki fungsinya masing-masing.

Sebagai contoh, kamu bisa lihat website Kontenesia. Di website Kontenesia, kamu akan menemukan:

  • Homepage (Beranda)
  • Laman Jasa & Produk
  • Laman Keunggulan
  • Laman Prosedur
  • Laman Kontak, dsb.

Apakah semua page yang ada di website membutuhkan copy? Bisa saja, apalagi jika page tersebut berkaitan dengan identitas brand dan kegiatan promosional.

Dilansir dari berbagai sumber, ada beberapa jenis page yang biasanya membutuhkan copy. Di antaranya adalah:

1. Homepage

Dalam bahasa Indonesia, homepage ini bisa disebut sebagai ‘Beranda’. Ketika seseorang mengunjungi sebuah website, umumnya mereka akan mengetikkan laman alamat website dan mendarat di homepage.

Di homepage, copy yang baik diperlukan agar pengunjung tidak sekadar mampir. Kamu bisa menggunakan copy untuk membuat mereka penasaran dengan produk/layanan perusahaan sehingga mereka tertarik untuk menjelajahi website-mu lebih lanjut.

2. Page Tentang Kami (About)

Bukan cuma homepage, about page pun butuh copywriting yang baik.

Dalam sebuah website, about page tak ubahnya mirip dengan laman pengenalan. Pengunjung website biasanya akan mengklik about page jika mereka masih belum tahu website siapa yang sedang mereka kunjungi.

Tak heran, isi dari about page pada umumnya bertujuan untuk memperkenalkan siapa sih pemilik website tersebut. Tak jarang juga visi misi perusahaan dimasukkan di page ini.

Karena alasan tersebut, copywriting yang baik sangat dibutuhkan dalam penulisan about page. Dengan copy yang baik, pengunjung bisa mengenal perusahaanmu sebagai perusahaan yang kredibel di bidangnya.

3. Product page

Sebagai bagian terpenting dari sebuah website, product page juga memerlukan copy yang ditulis dengan baik. Pasalnya, di page inilah kamu akan menawarkan produk/layanan yang menjadi inti bisnis perusahaan.

Pada page ini, bentuk copy yang dibuat biasanya adalah deskripsi produk. Tuliskan feature, alias spesifikasi produk/layanan, harga, lalu buatlah agar deskripsi produk itu mampu menarik minat audiens dengan diksi yang bagus.

Sebagai contoh, kamu bisa melihat contoh salah satu product page dari Starbucks.

Sumber: Starbucks

Untuk produk Caramel Frappuccino tersebut, Starbucks mendeskripsikannya dengan kalimat yang singkat—cukup dua kalimat saja. Meski demikian, bahan dan cara pembuatannya sudah tergambar dengan diksi yang apik.

Selain copy, visual (foto, ilustrasi, dsb.) yang relevan juga mendukung efektivitas dari copy yang ditulis. Coba bayangkan kalau copy produk Starbucks di atas tidak ada fotonya. Kalimat copy jadi terasa hambar, bukan?

Dua elemen ini (copy dan visual) akan saling sinergi untuk mengundang minat audiens. Copy persuasif ditambah elemen visual yang mendukung—audiens pun pasti akan langsung terpikat!

4. Landing page

Landing page didefinisikan sebagai laman tunggal khusus yang digunakan untuk menawarkan campaign dari sebuah brand. Campaign yang dimaksud bisa bermacam-macam bentuknya. Bisa berupa promo produk, ajakan untuk subscribe di newsletter, atau ajakan untuk mengunduh aplikasi.

Sebagai gambaran, kamu bisa melihat landing page yang dimiliki oleh brand Flip ini.

Application

Description automatically generated with medium confidence

Sumber: Flip

Nah, pada landing page tersebut, awalnya kamu akan disajikan ajakan untuk mengunduh aplikasi Flip. Hal ini ditandai dengan adanya button yang jika diklik akan mengarahkanmu ke AppStore dan PlayStore.

Apakah landing page membutuhkan copywriting? Tentu saja. landing page membutuhkan copy yang baik agar pengunjung tertarik dan mau melakukan apa yang diinginkan dari campaign tersebut.

Selain empat jenis page di atas, kamu bisa saja membutuhkan copy di jenis page lainnya. Masing-masing website memiliki jumlah dan peruntukan page yang berbeda. Sebagai contoh, website Kontenesia memiliki pageKeunggulan’ untuk menjelaskan berbagai keunggulan Kontenesia dibandingkan jasa penulis artikel lainnya.

Graphical user interface, application, website

Description automatically generated

Pada page ini, copywriting yang baik dibutuhkan agar keunggulan Kontenesia bisa dijelaskan dengan baik dan persuasif. Tujuannya adalah agar audiens yakin dan mau bekerja sama dengan Kontenesia.

Tanpa copy yang baik dan persuasif, audiens bisa saja ragu akan kredibilitas Kontenesia sebagai layanan penulis artikel one-stop solution untuk startup, UMKM, maupun blogger individual.


Social Media
Copy

Ada beberapa alasan mengapa media sosial penting bagi keberhasilan sebuah bisnis. Dilansir dari Sproutsocial, berikut ini adalah fakta mengapa media sosial penting untuk bisnis:

  • 55% konsumen mengenal brand/perusahaan baru melalui sosial media. Lebih spesifik lagi disebutkan bahwa 78% konsumen Gen Z dan 61% konsumen milenial mengenal sebuah brand baru melalui media sosial.
  • 68% konsumen percaya bahwa media sosial memberikan mereka kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan suatu brand/perusahaan.
  • 78% konsumen mau membeli dari sebuah brand setelah mendapatkan positive experience dengan brand/perusahaan tersebut di media sosial.

Nah, berkaca dari data itu saja, kamu pasti sudah menyadari betapa pentingnya media sosial untuk kebutuhan marketing.

Maka dari itu, copy yang dibuat untuk konten-konten di media sosial pun juga tidak bisa asal-asalan.

Komponen apa saja yang perlu dibuat copy-nya dalam sebuah konten media sosial?

  1. Konten media sosial itu sendiri. Baik dalam bentuk poster (infografis) maupun dalam bentuk video.
  2. Caption dari konten media sosial yang diunggah.

Konten media sosial

Bukan hanya visualnya saja yang perlu kamu perhatikan (poster/infografis). Kata-kata yang menyertai visual itu juga perlu kamu pikirkan dengan matang.

Sebagai contoh, coba kamu lihat konten media sosial yang diunggah Riliv ini:

Graphical user interface, text, application

Description automatically generated

Sumber: Riliv

Sebagai layanan konsultasi psikologi, Riliv tidak hanya mempromosikan layanan yang mereka berikan. Riliv juga mengunggah konten edukatif untuk para audiensnya.

Sebagaimana bisa kamu lihat di poster tersebut, Riliv mengedukasi audiensnya bahwa kita tidak harus selalu ada untuk orang lain meskipun kita sedang senggang. Selain itu, Riliv juga menekankan pentingnya menyimpan energi mental untuk diri sendiri.

Di bagian paling bawah dari konten tersebut, kamu bisa melihat hashtag #UdahSaatnya serta CTA ‘Download aplikasi Riliv’. Pesan promosi yang ditampilkan memang tidak begitu kentara. Akan tetapi, kata-kata tagline dan CTA dalam konten seperti ini sebenarnya juga termasuk sebagai salah satu jenis copywriting.

Pentingnya visual dalam social media copywriting

Contoh di atas mungkin menekankan betapa pentingnya copywriting untuk konten-konten yang diunggah di media sosial. Poin ini memang benar. Akan tetapi, copy yang baik tidak akan menarik jika tidak digabungkan dengan visual yang eyecatching.

Hal ini mungkin bertentangan dengan kutipan populer ‘Jangan menilai isi buku dari tampilan sampulnya saja’. Meski demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa mata kita sering kali tertarik dengan cover buku yang bagus. Betul, tidak?

Demikian juga dengan konten media sosial.

Dengan visual yang bagus, audiens bisa berhenti scrolling feed mereka dan meluangkan waktu untuk mengetahui isi dari konten yang dilihat.

Semakin banyak orang yang tertarik dan membaca pesan marketing tersebut, tentunya semakin meningkat juga peluang penjualan!

Caption

Kata siapa caption media sosial tidak penting?

Media sosial sering kali dianggap sebagai medium marketing yang didominasi oleh elemen visual berupa gambar/video. Karena alasan ini, banyak orang menganggap caption sebagai p yang kurang penting.

Padahal, caption memiliki banyak benefit. Benefit-benefit ini bahkan bisa membantu brand/perusahaanmu untuk mendulang sales lebih banyak lagi.

Apa saja benefit dari menulis caption di media sosial? Dilansir dari Social Media Today, ada tiga benefit yang bisa kamu dapatkan dari menulis caption di postingan media sosial brand/perusahaan.

1. Caption membangun connection

Caption bisa kamu gunakan sebagai medium untuk membangun koneksi antara kamu (sebagai representasi dari brand) dan audiens.

Koneksi yang dimaksudkan di sini adalah koneksi yang bermanfaat untuk memperlancar dan memperjelas komunikasi dengan audiens. Artinya, caption bisa membantu untuk memperjelas isi dari konten gambar/video yang kamu sertakan dalam postingan tersebut.

2. Caption meningkatkan engagement

Tak hanya membangun koneksi, caption juga meningkatkan engagement dengan audiens. Bagaimana caranya?

Pernah melihat pertanyaan di caption sebuah postingan media sosial? Pastinya pernah, dong!

Tipe-tipe caption seperti inilah yang bisa membantumu untuk meningkatkan engagement. Dalam artian, audiens pun tertarik untuk ikutan ‘nimbrung ngobrol’ dalam konten tersebut.

Contohnya seperti konten Facebook Traveloka Indonesia yang satu ini:

Sumber: Facebook Traveloka

Lihat kalimat pertama yang dituliskan: “Bestie, gimana nih momen Lebaran kamu tahun ini?”

Pertanyaan ini tentunya mengundang respons dari audiens yang melihat konten tersebut. Walaupun tidak meminta audiens secara langsung untuk turut berkomentar, copy yang dibuat cukup ‘mengundang’ audiens untuk berbagi mengenai pengalaman Lebaran mereka.

Nah, inilah yang bisa membantu meningkatkan engagement, alias komunikasi dua arah antara brand dan audiens/konsumen.

Dengan engagement yang baik, hubungan antara brand dan audiens (dan bahkan target pasar) bisa lebih positif lagi. Ini merupakan hal yang baik dan bisa membantu meningkatkan penjualan.

3. Caption meningkatkan exposure

Dalam marketing, exposure mengacu pada kesempatan yang dimiliki audiens untuk melihat pesan marketing yang sebuah brand sampaikan.

Semakin tinggi exposure, maka semakin banyak juga audiens yang melihat konten media sosialmu.

Bagaimana caption membantu meningkatkan exposure? Caranya sangat simpel, yaitu dengan menggunakan tagar (hashtag).

Dengan berbagai benefit di atas, tentunya kamu jadi tahu seberapa pentingnya caption untuk sebuah konten media sosial.

Lagi-lagi, caption pun tidak bisa ditulis asal-asalan. Kamu perlu menulis dengan teknik copywriting yang baik untuk jenis copywriting yang satu ini.

Hal Penting Lain yang Perlu Kamu Pertimbangkan

Selain membuat copy yang persuasif, konten visual yang eye catching, dan caption yang mantap, jangan lupakan hal yang satu ini: profil target pasar.

Profil target pasar akan menentukan pilihan media sosial yang tepat untuk campaign marketing yang kamu lakukan serta pendekatan-pendekatan lain yang bisa diterapkan.

Berikut contohnya:

Dilansir dari Pew Research Center, berikut ini adalah karakteristik pengguna Facebook dan Instagram di Amerika Serikat.

   

Sumber: Pew Research Center

Nah, jika dilihat dari profil pengguna Facebook dan Instagram tersebut, kamu bisa memperkirakan media sosial apa yang lebih populer di kalangan target pasar brand/perusahaanmu. Alhasil, konten yang dibuat bisa dipublikasikan di media sosial yang lebih banyak digunakan target pasarmu.

Dengan cara ini, lebih banyak target pasar yang akan membaca konten pemasaran yang dibuat. Ini artinya, jenis copywriting yang kamu buat pun bakal jadi lebih efektif.

Email marketing Copywriting

Email marketing menjadi jenis media marketing selanjutnya yang membutuhkan copywriting. Secara umum, ada dua komponen yang membutuhkan copywriting dalam penyusunan email marketing, yaitu:

  1. Subjek email, dan
  2. Konten email itu sendiri.

Subjek email 

Subjek email bisa diibaratkan sebagai judul email. Inilah hal yang pertama kali dilihat si penerima email ketika membuka inbox mereka.

Nah, dalam menuliskan subjek email, kamu juga perlu menerapkan teknik copywriting yang baik. Tujuannya supaya emailmu menarik dan bisa mengundang audiens untuk membuka email tersebut.

Sebagai contoh, kamu bisa melihat subjek email yang dikirimkan oleh Zalora sebagai berikut:

“EID SALE UP TO 70% OFF | Puma, Peponi & More

Menuliskan subjek email seperti ini memang terkesan mudah. Tetapi, kamu tidak bisa asal-asalan menulisnya. Kamu perlu berdiskusi dengan tim agar copy yang dibuat sesuai dengan campaign yang sedang dijalankan.

Berikut ini adalah beberapa tips untuk membuat subjek email lebih baik:

1. Panjang subjek email

Jangan membuat subjek email terlalu panjang. Cukup buat enam sampai sepuluh kata. Dilansir dari Campaign Monitor, email dengan panjang subjek seperti ini memiliki open rate yang lebih tinggi.

Alasannya adalah karena sebagian besar orang membaca email melalui smartphone mereka. Semakin panjang sebuah subjek email, maka audiens mungkin tidak bisa membaca keseluruhan isi subjek email.

2. Diksi

Gunakan pilihan kata yang menarik agar audiens mau membuka email tersebut. Sebagaimana contoh di atas, Zalora sukses menarik minat audiens untuk membuka email dengan mengutarakan promo diskon “UP TO 70% OFF”.

Siapa, sih, yang tidak mau kebagian diskon? Dengan cara ini, audiens pun jadi penasaran dan akan membuka email segera.

3. Buatlah subjek email agar terkesan personal

Sering kali email marketing menggunakan subjek yang diikuti nama si penerima email. Misalnya: “Dear (nama orang)…”, “Hai (nama orang)…!”, dsb.

Tujuannya adalah agar subjek emailmu terasa lebih personal. Artinya, email marketing dibuat seolah-olah ‘cuma’ dikirimkan ke satu orang semata. Benefitnya, membuat email yang terkesan personal bisa membantu meningkatkan open rate.

Konten email marketing

Tidak hanya subjek email yang menjadi jenis copywriting penting yang perlu diperhatikan. Isi email pun juga menjadi komponen dari email marketing yang perlu dibuat dengan copy yang baik.

Konten email marketing apa saja yang perlu dibuat copy-nya? Bisa dibilang, semua bagian dari konten email marketing perlu ditulis dengan baik.

Copywriter perlu tahu dahulu tujuan penulisan email tersebut. Copy email untuk kebutuhan promosi tentunya akan berbeda dengan copy yang dibutuhkan untuk kebutuhan informasional.

Contoh konten email marketing

Coba kamu perhatikan email marketing dari The Economist ini:

Perhatikan juga konten email marketing dari AliExpress ini:

Konten email marketing di atas memiliki proporsi aspek visual konten yang berbeda dalam menyampaikan pesan marketingnya. The Economist mengedepankan penggunaan teks yang lebih panjang. Di sisi lain, AliExpress menggunakan teks lebih sedikit dan. Gambar yang digunakan pun lebih banyak.

Meski berbeda, dua konten email marketing ini pasti turut melibatkan proses copywriting di dalamnya. Dengan demikian, email yang dikirimkan bisa memengaruhi audiens untuk melakukan pembelian, berlangganan, dsb.

Sama seperti jenis copywriting lain, konten email marketing berisi tiga hal berikut:

  1. Headline (dalam email marketing disebut sebagai subjek email).
  2. Isi
  3. Call to action. Pada contoh di atas, tulisan “Get Started”, “Try The Economist”, dan “Start Your Free Trial Now” merupakan contoh call to action.

Video Copy

Pada dasarnya, jenis copywriting yang dibuat dalam video copy berbentuk skrip atau naskah video. Naskah video sendiri didefinisikan sebagai sebuah dokumen yang berisikan kronologi adegan, keterangan teknik pengambilan gambar, tindakan apa yang masuk scene, dan dialog antartokoh (jika ada).

Pada dasarnya, video copy juga serupa dengan jenis copywriting lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan penjualan melalui konten berbentuk video.

Apakah copywriter juga membuat video copy?

Copywriter bisa ikut andil dalam pembuatan naskah video. Namun, biasanya ada copywriter yang memiliki spesialisasi dalam pembuatan naskah video iklan. Profesi seperti ini biasanya disebut sebagai video copywriter.

Berbeda dengan copywriter biasa, video copywriter perlu memiliki skill khusus di bidang pembuatan video. Pasalnya, pembuatan video berbeda dengan pembuatan copy konten media sosial, copy landing page, atau copy untuk email marketing.

Kamu tidak semata-mata mengemas pesan promosional dalam bentuk flat seperti gambar/teks, melainkan dalam bentuk audiovisual. Tak jarang, ada cerita yang dibawa untuk menjadikan iklan lebih menarik.

Tahapan pembuatan video copy

Apa saja tahapan pembuatan video copy? Dilansir dari Briefercopy, berikut adalah step-by-step pembuatan video copy.

  1. Tentukan siapa target audiensmu.
  2. Kenali tujuan pembuatan video.
  3. Tentukan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
  4. Tentukan main character (jika dibutuhkan)
  5. Buat konsep video.
  6. Mulailah menulis naskah videomu. Tak lupa, kamu perlu melakukan rechecking setelah membuat naskah video.

Contoh penerapan video copy

Iklan televisi maupun iklan video di media sosial merupakan contoh naskah video yang sudah diproduksi menjadi sebuah video. Tak hanya ‘main’ di tampilan visual saja, teks dan voice over penyerta juga turut disediakan agar pesan promosional bisa tersampaikan dengan baik.

Sebagai contoh, kamu bisa melihat iklan Marjan berikut.

https://www.youtube.com/watch?v=b6V0jnDiKzs

Iklan tersebut mengisahkan bagaimana seseorang bisa mewujudkan ‘Rayakan Kemenangan’ yang menjadi tagline campaign Lebaran dari Marjan. Dengan alur cerita yang menarik, pesan promosional yang diusung tetap bisa disampaikan walaupun tanpa copy yang terkesan ‘sales banget’.

Karena kekhasan alur cerita dari Marjan jugalah, tidak heran kalau iklan Marjan begitu ditunggu-tunggu tiap tahunnya—khususnya menjelang hari raya Lebaran.

Nah, itu dia penjelasan mengenai berbagai jenis copywriting. Menarik sekali, bukan?

Sebagai simpulan, masing-masing media yang disebutkan di atas memiliki komponen-komponen yang membutuhkan copy. Penggunaan copy ini dibutuhkan agar website, email marketing, konten media sosial, serta video yang dibuat memiliki daya persuasi ketika sudah dipublikasikan ke masyarakat.

Sebagai copywriter, pengetahuan tentang berbagai jenis copywriting sangat diperlukan. Dengan demikian, kamu tahu komponen apa saja dari media digital marketing yang memerlukan copywriting.

Kamu butuh bantuan membuat copy? Kontenesia siap membantu!

Tidak perlu lagi berjam-jam pusing mencari inspirasi. Tidak perlu lagi begadang malam hari untuk membuat copy. Cukup sediakan brief terkait copy yang akan dibuat, sisanya biar tim penulis Kontenesia yang akan membantu.

Bersama Kontenesia, membuat copy pun jadi lebih mudah dan cepat.

Untuk info selengkapnya, kamu bisa klik di link berikut.

FAQ

Apa saja jenis copywriting untuk kanal digital marketing?

Ada beberapa jenis copywriting yang umum dilakukan di kanal digital marketing. Misalnya seperti:

  • Menulis copy untuk website (website copywriting)
  • Menulis copy untuk media sosial perusahaan (social media copywriting)
  • Menulis copy untuk email marketing (email marketing copywriting)
  • Menulis copy untuk video (video copywriting)

Komponen website apa saja yang memerlukan copywriting?

Pada dasarnya, masing-masing website memiliki kebutuhan page copywriting yang berbeda. Akan tetapi, pada umumnya page-page berikut membutuhkan copywriting dalam proses penyusunannya.

  1. Homepage
  2. About page
  3. Product page
  4. Landing page

Komponen konten media sosial apa saja yang memerlukan copywriting?

Konten (baik berupa foto/video) serta caption media sosial membutuhkan proses copywriting. Dengan cara ini, konten bisa dibuat agar engaging namun tidak melupakan tujuan awalnya. Baik itu untuk meningkatkan brand awareness atau untuk mendorong sales.

Komponen email marketing apa saja yang memerlukan copywriting?

Baik subjek email dan konten email itu sendiri memerlukan proses copywriting yang baik.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.