Posted on Leave a comment

Copywriting adalah: Apa Itu Copywriting, Apa Saja Jenisnya, dan Bagaimana Strategi Penulisannya?

Copywriting adalah istilah yang sering kita dengar beberapa tahun belakangan ini, terutama dari media sosial. Karena belum banyak orang yang tahu, istilah copywriting menjadi keyword yang pencariannya terus meningkat.

Banyak sumber yang menyebutkan bahwa skill copywriting adalah skill yang penting dikuasai di era digital marketing. Tak heran, banyak orang ingin menguasai skill copywriting dan mendapatkan uang dari skill tersebut. Baik dengan melakukan pekerjaan sebagai copywriter, tau menggunakan skill tersebut untuk memasarkan produk/layanan dengan cara yang lebih baik.

Supaya kamu nggak ketinggalan zaman, belajar tentang copywriting, yuk! Kamu bisa mulai dari mempelajari definisi, jenis, dan strategi copywriting yang efektif di artikel berikut.

Apa Itu Copywriting?

Copywriting

Tidak lengkap rasanya kalau kamu belajar skill copywriting produk, tetapi tidak tahu apa definisi dari copywriting itu sendiri.

Copywriting merupakan sebuah proses untuk membuat/menulis materi-materi pemasaran/marketing produk/layanan sebuah brand/perusahaan.

Oleh karena itu, skill copywriting adalah skill yang diperlukan untuk menulis materi-materi pemasaran/marketing tersebut. Produk akhir dari copywriting disebut sebagai copy.

Apa tujuan dari copywriting? Tujuan yang ingin didapatkan dari  sebuah copy tergantung dari isi copy yang dibuat.

Pada umumnya, copy yang dibuat diharapkan dapat memicu orang lain untuk melakukan ‘aksi’ tertentu. Misalnya seperti melakukan pembelian, berlangganan terhadap suatu layanan tertentu, mengunduh aplikasi, dsb.

Apa Beda Copywriter dan Content Writer?

Selain copywriter, kamu biasanya juga menemukan istilah content writer. Apa beda content writer dan copywriter?

Perbedaan copywriter dan content writer bisa dilihat dari aspek-aspek berikut:

  • Definisi

Content writer adalah seseorang yang menulis konten dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada audiens. Konten yang dimaksud bisa berupa konten blog, newsletter, dan sebagainya.

Di sisi lain, copywriter adalah seseorang yang menulis materi marketing (copy). Materi marketing ini dibuat dengan tujuan untuk meyakinkan audiens untuk melakukan suatu hal tertentu, misalnya seperti melakukan pembelian, berlangganan newsletter, membagikan konten, dsb.

  • Tujuan

Selaras dengan definisi copywriter dan content writer, tujuan dari kedua jenis pekerjaan ini berbeda.

Seorang copywriter membuat konten yang bertujuan untuk mempersuasi/membujuk audiens. Salah satu hal yang sering dijadikan tujuan pembuatan copy adalah membujuk audiens untuk membeli produk atau menggunakan produk dari brand mereka.

Di sisi lain, konten yang dibuat content writer pada umumnya memiliki tujuan untuk peningkatan web traffic.

Tujuan ini bisa diraih dengan membuat konten-konten yang tujuannya adalah untuk mengedukasi pembaca. Tentunya, konten yang dibuat masih berada dalam satu niche dengan brand.

  • Produk akhir yang dibuat

Produk akhir yang dihasilkan oleh seorang content writer adalah konten artikel. Panjang kontennya bervariasi, tergantung dari seberapa banyak bahasan yang dijelaskan.

Di sisi lain, produk akhir yang dihasilkan oleh seorang copywriter adalah copy.  Umumnya, copy lebih pendek dibandingkan dengan konten artikel karena space untuk beriklan yang cenderung terbatas.

  • Job description di perusahaan

Selain tiga hal di atas, perbedaan content writer dan copywriter bisa dilihat dari job description-nya di perusahaan.

Biasanya, ada perusahaan yang hanya membutuhkan copywriter saja. Ada juga yang membutuhkan keduanya.

Ketika sebuah perusahaan membutuhkan content writer dan copywriter, maka perbedaan job description dua jenis pekerjaan ini adalah sebagai berikut.

Job description copywriter adalah:

  • Membangun brand awareness publik terhadap produk/jasa yang diproduksi oleh perusahaan
  • Mempersuasi audiens untuk membeli/menggunakan produk/layanan dari perusahaan melalui tulisan
  • Mengubah trafik kunjungan menjadi sales.

Di sisi lain, job description content writer adalah:

  • Menulis materi konten informatif dan/atau edukatif bagi audiens.
  • Membangun brand authority dan trust dengan audiens dari konten-konten yang ditulisnya.
  • Menggunakan strategi SEO untuk meningkatkan ranking konten di search engine. Dengan demikian, trafik kunjungan bisa meningkat.

Jenis-Jenis Copywriting

Copywriting

Apa saja jenis-jenis copywriting yang umum dijumpai saat ini? Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini adalah jenis-jenis copywriting yang bisa kamu jumpai:

  1. Social media copywriting
  2. SEO copywriting
  3. UX copywriting
  4. Direct response copywriting
  5. Public relations copywriting
  6. Email copywriting
  7. Brand copywriting
  8. B2B copywriting
  9. Technical copywriting

Seperti apa ciri khas jenis-jenis copywriting di atas? Berikut ulasannya.

1. Social media copywriting

Jenis copywriting yang pertama adalah social media copywriting. Sesuai dengan namanya, social media copywriting merupakan jenis copywriting yang dilakukan untuk konten-konten di media sosial.

Ciri khasnya adalah:

  • Singkat dan padat
  • Mempunyai tone yang conversational
  • Friendly, dalam artian copy yang dibuat memiliki kesan akrab di telinga audiens

Copy yang dibuat di media sosial tidak hanya bisa dijumpai dalam bentuk foto saja. Caption yang ditulis juga merupakan tanggung jawab dari seorang copywriter.

Sebagai contoh, kamu bisa melihat tweet dari adidas Football ini.

Graphical user interface Description automatically generated

Bukan tanpa alasan adidas Football menggunakan gambar kambing dan Lionel Messi.

adidas Football mengunggah gambar sebelah kanan pada saat Argentina menjuarai Piala Dunia 2022 silam.

Sebagaimana diketahui, Lionel Messi adalah adalah salah satu pemain legendaris dari Argentina yang sering disebut-sebut sebagai pemain bola G.O.A.T. (Greatest of All Time). G.O.A.T. inilah yang menjadi alasan mengapa kambing dipilih menjadi ‘model’ dari postingan tersebut (bahasa Inggris ‘kambing’ adalah ‘goat’).

Tulisan ‘told you so’ seakan-akan memberikan kesan bahwa julukan G.O.A.T. yang mereka berikan pada Messi di tahun 2018 terbukti dengan menangnya Argentina di ajang Piala Dunia 2022.

Menarik sekali, bukan?

Tergantung dari campaign yang dilakukan, social media copywriting memiliki berbagai tujuan. Di antaranya adalah:

  1. Mengarahkan audiens ke laman penjualan (sales). Misalnya ke website perusahaan, marketplace, maupun ke laman media sosial perusahaan tersebut.
  2. Meningkatkan brand awareness.
  3. Menciptakan conversation dengan followers media sosial. Dengan cara ini, engagement brand dengan audiens media sosial bisa meningkat.
  4. Membuat audiens like, follow, maupun membagikan postingan

2. SEO Copywriting

Jenis copywriting selanjutnya adalah SEO copywriting. SEO copywriting adalah jenis copywriting yang dibuat untuk membuat web content yang bisa masuk ranking awal hasil pencarian search engine.

Karena itulah, SEO copywriter membutuhkan pemahaman tentang strategi SEO. Tujuannya adalah agar konten tersebut bisa ditemukan dengan lebih mudah di search engine. Dalam artian, konten bisa ditemukan di laman pertama pencarian search engine.

3. UX Copywriting

Jenis copywriting yang satu ini adalah jenis copywriting yang berfokus pada UX, alias User Experience. Apa sih UX itu dan seperti apa contohnya?

Sebagaimana dikutip dari Hostinger, UX merupakan konsep yang mengacu pada bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan layanan/produk dari suatu brand.

Biasanya, UX copywriter bekerja untuk membuat copy di website maupun aplikasi yang dibuat oleh brand/perusahaan. UX copywriter juga bisa disebut sebagai UX writer.

Dengan adanya UX copywriter, kenyamanan pengguna selama menggunakan website maupun aplikasi bisa ditingkatkan. Sebab, UX copywriter membantu pengguna untuk memahami bagaimana alur kerja website/aplikasi agar lebih mudah digunakan.

Maka dari itulah, copywriting untuk UX berbeda dengan copywriting biasa. Copywriting untuk UX perlu dibuat agar pengguna paham bagaimana cara mengoperasikan aplikasi/website.

Ciri khas UX copywriting:

  • Dibuat dengan diksi yang mudah dipahami
  • Copy yang dibuat pendek-pendek.
  • Lebih berfokus pada penjelasan produk, bukan pada penjualan produk
  • Bekerja sama dalam tim. Biasanya, UX copywriter bekerja sama dengan UX designer.

Contoh UX copywriting bisa kamu lihat pada contoh berikut.

Sumber: Halo Lab

Coba bandingkan pop-up prompt di atas.

Dibandingkan pop-up prompt sebelah kiri, kalimat pop-up prompt sebelah kanan lebih singkat. Meski demikian, singkatnya copy tersebut tidak berpengaruh terhadap esensi kalimat yang ingin disampaikan. Inilah yang menjadi tugas dari seorang UX copywriter atau yang juga populer sebagai UX writer.

4. Direct response copywriting

Apa yang dimaksud dengan direct response copywriting? Jenis copywriting ini digunakan untuk memperoleh respons segera dari audiensnya. Respons segera yang dimaksud misalnya seperti:

  • Mengikuti media sosial sebuah brand
  • Like dan Comment pada sebuah konten
  • Berlangganan newsletter
  • Membagikan sebuah konten, dsb.

Jenis copywriting ini biasanya bisa kamu jumpai di homepage sebuah website, landing page, iklan media sosial, dll.

5. Public relations copywriting

Sesuai dengan namanya, public relations copywriting adalah jenis copywriting yang digunakan untuk kebutuhan public relations (hubungan masyarakat). Salah satu contohnya adalah pembuatan press release dan profil perusahaan.

Mengapa copywriting di press release maupun di profil perusahaan penting?

Walaupun tidak bersinggungan langsung dengan pemasaran produk, copy untuk kebutuhan public relations perlu ditulis dengan baik.

Bagaimanapun juga, press release dan profil perusahaan nantinya akan dipublikasikan. Press release dan profil perusahaan yang ditulis dengan baik bisa membantu perusahaan untuk menjaga citra di mata publik.

Jadi, perusahaan tidak bisa mengabaikan pentingnya copywriter dalam pembuatan press release maupun profil perusahaan.

6. Email copywriting

Email copywriting erat kaitannya dengan email marketing.

Sebagai salah satu strategi digital marketing, email marketing merupakan strategi yang efektif mendatangkan penjualan.

Mengapa demikian? Alasan utamanya adalah karena pemasaran yang dilakukan langsung diarahkan pada target pasar individual. Jadi, email marketing terasa lebih personal.

Pada penerapannya, copy di email marketing bisa kamu lihat tidak hanya di badan email, tetapi juga di subjek email juga.

Semakin menarik subjek email marketing, semakin besar juga kemungkinan audiens akan membuka email tersebut. Ini artinya, peluang audiens membaca konten marketing yang dikirimkan juga akan lebih besar.

Nantinya, ini bisa berpotensi mendatangkan penjualan juga.

Seperti apakah contoh email marketing?

Coba lihat subjek email ini:

Graphical user interface, text, application, email Description automatically generated

Melihat subjek email berkaitan dengan diskon, tentu kamu tergelitik untuk membuka email tersebut, bukan?

Nah, ketika dibuka, email tersebut berisikan materi marketing seperti ini:

Dalam pembuatan email marketing, biasanya copywriter akan bekerja sama dengan tim lain untuk membuat desain email marketing tersebut. Tim juga akan menggunakan tool email marketing khusus untuk membuat email marketing yang bagus dan membagikannya kepada audiens.

Email marketing didesain dengan copy yang persuasif dan desain yang menarik. Dengan demikian, audiens tertarik untuk melakukan hal yang diinginkan oleh brand/perusahaan tersebut. Dalam konteks email marketing di atas, hal yang diinginkan brand Zalora dari target pasarnya adalah melakukan pembelian.

7. B2B Copywriting

B2B copywriting adalah jenis copywriting yang berbeda dibandingkan dengan jenis copywriting lain yang sudah disebutkan.

Pasalnya, target yang disasar bukanlah konsumen akhir, melainkan bisnis lainnya.

Biasanya, materi marketing dalam sebuah B2B copywriting bisa kamu temukan dalam bentuk:

  • Case studies 
  • E-book/katalog
  • Press release
  • White paper, yaitu dokumen informasional yang dibuat suatu perusahaan untuk mempromosikan produk, layanan, atau solusi lain yang akan ditawarkan.

Karena dokumen-dokumen tersebut merupakan jenis dokumen yang penting bagi kesuksesan sales B2B, maka dokumen-dokumen tersebut perlu ditulis dengan baik. Di sinilah peran copywriter sangat dibutuhkan.

8. Brand copywriting

Jenis copywriting yang satu ini berfokus pada pembuatan identitas dari sebuah brand.

Mengapa, sih, identitas itu penting untuk sebuah brand? Brand membutuhkan sebuah identitas agar bisa dibedakan dari brand lainnya.

Nah, melalui brand copywriting, sebuah brand—khususnya brand yang baru memulai bisnisnya, bisa membuat slogan maupun tagline. Bahkan, brand copywriter juga bisa saja diberi ‘mandat’ untuk membuat jingle.

Selain membuat identitas dari sebuah brand, brand copywriting juga bisa digunakan untuk menemukan karakter dari sebuah brand. Inilah yang bisa membantu membedakan brand yang satu dengan brand yang lainnya.

9. Technical copywriting

Jenis copywriting yang terakhir adalah technical copywriting. Apa yang dimaksud dengan technical copywriting?

Technical copywriting adalah salah satu jenis copywriting yang berkutat dengan istilah-istilah teknis. Biasanya, jenis copywriting yang satu ini banyak digunakan di bidang sains dan teknologi.

Nantinya, seorang technical copywriter akan menjelaskan mengenai spesifikasi, fitur, dan benefit, bahkan hingga menggunakan suatu produk tertentu kepada audiens. Gaya bahasa yang digunakan tentunya adalah gaya bahasa yang bisa dipahami oleh orang awam.

Technical copywriter juga terkadang perlu memberikan persuasi kepada target audiens agar melakukan pembelian.

Nah, inilah yang membuat seorang technical copywriter spesial. Mereka tidak hanya bekerja sebagai sebuah edukator, tetapi juga seorang salesperson yang bekerja di balik layar.

Strategi Copywriting agar Efektif

Setelah mempelajari apa saja jenis copywriting, mungkin kamu penasaran bagaimana cara membuat copy agar efektif.

Dirangkum dari Entrepreneur, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan, di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. ‘Pamerkan’ benefit dari produk/layanan yang kamu jual
  2. Tunjukkan kelemahan dari kompetitor
  3. Kenali siapa audiensmu
  4. Selalu ingat pada goals yang ingin dicapai
  5. Buatlah copy yang berfokus pada target pasar
  6. Kenali media yang digunakan
  7. Hindari TMI (Too Much Information)
  8. Sertakan CTA
  9. Selalu cek ulang copy yang kamu buat

Mari kita bahas satu per satu.

1.‘Pamerkan’ benefit dari produk/layanan yang kamu jual

Agar copy yang kamu buat bisa membuahkan sales, kamu harus bisa mengomunikasikan benefit dari produk/layanan yang kamu tawarkan.

Ini merupakan salah satu cara yang paling ampuh agar copy-mu efektif.

Apa itu benefit? Dalam copywriting, benefit adalah value yang bisa diperoleh target pasar dengan membeli produk/layanan di tempatmu.

Misalnya, kamu menjual produk beras multigrain. Jenis beras ini diklaim memiliki jumlah kalori yang lebih rendah dibandingkan beras putih biasa.

Apa benefitnya?

Benefitnya bukanlah ‘kalori yang lebih rendah’, melainkan ‘bisa membantu kamu menurunkan berat badan’.

Tergantung panjang copy yang dibutuhkan, kamu bisa membicarakan satu atau lebih dari benefit produk/layanan.

2. Tunjukkan kelemahan kompetitor

Selain memberitahu benefit apa yang bisa didapatkan, tunjukkan juga kelemahan produk/layanan kompetitor.

Dengan cara ini, target pasarmu bisa menyadari bahwa membeli/menggunakan produk/layananmu adalah keputusan terbaik.

Karena alasan inilah kamu juga perlu melakukan riset untuk mengetahui seperti apa kelemahan produk/layanan kompetitor.

Melalui copy yang kamu buat, jelaskan mengapa membeli produk/layanan kompetitor bisa memberikan kerugian bagi mereka.

Nah, setelah membuat target pasar berada dalam ‘kebimbangan’, kamu bisa memasukkan kelebihan-kelebihan dan benefit dari produk/layananmu.

Alhasil, produk/layanan yang kamu tawarkan bisa terdengar seperti pilihan yang paling baik bagi mereka.

3. Kenali siapa audiensmu

Mengenali siapa audiens yang cocok dari copycopy yang akan kamu buat merupakan strategi efektif copywriting selanjutnya.

Hal ini merupakan salah satu poin terpenting ketika kamu membuat copy.

Ada beberapa hal yang bisa kamu dapatkan dengan mengenali siapa audiensmu:

  • Kamu bisa mengetahui gaya bahasa seperti apa yang cocok digunakan.
  • Kamu bisa mengetahui pendekatan pemasaran seperti apa yang bisa digunakan
  • Kamu bisa mengetahui media apa yang cocok digunakan

Untuk mengetahui seperti apa profil audiensmu, penting untuk melakukan riset menyeluruh. Ada beberapa aspek yang bisa kamu cari tahu dengan riset ini. Di antaranya adalah:

  • Gender
  • Usia
  • Etnis
  • Status ekonomi
  • Pekerjaan
  • Minat

Dengan mengetahui seperti apa profil target audiensmu, kamu bisa menyesuaikan seperti apa copy yang akan disusun.

4. Selalu ingat pada goals yang ingin dicapai

Dalam membuat copy untuk kegiatan marketing, pastikan untuk selalu mengingat goals dari campaign yang dibuat.

Biasanya, sebuah campaign marketing memiliki tujuan sebagai berikut:

  • Menawarkan penawaran spesial kepada target audiens
  • Berbagi informasi yang berkaitan dengan niche produk
  • Meningkatkan brand awareness
  • Meningkatkan leads

Karena tiap campaign memiliki tujuan yang berbeda-beda, copy yang dibuat pun bisa berbeda. Maka dari itu, jangan lupakan goals campaign yang ingin dicapai ketika membuat copy.

5. Buatlah copy yang berfokus pada target pasar

Strategi yang satu ini sebenarnya simpel, namun cukup banyak yang mengabaikannya. Copy yang berfokus pada target pasar bisa kamu buat dengan menggunakan sudut pandang orang kedua. Dalam hal ini, copy bisa kamu buat dengan kata sapaan ‘kamu’ atau ‘Anda’.

Terdengar simpel, bukan? Meski begitu, ini bisa memberikan perbedaan yang besar.

Biasanya, kesalahan yang dibuat copywriter adalah terlalu berfokus menyebutkan apa keunggulan produk/layanannya. Ini biasa ditandai dengan banyaknya penggunaan kata ganti orang pertana ‘kami’.

Misalnya seperti ini:

“Kami menyediakan layanan katering acara wedding yang tak hanya lezat, tetapi juga higienis dan murah. Memulai bisnis sejak 1980, kami telah bekerja sama dengan banyak wedding organizer dengan kepuasan yang maksimal. Selain layanan katering untuk acara wedding, kami juga menyediakan katering untuk berbagai acara Anda.”

Copy di atas merupakan contoh copy yang sifatnya business-focused.

Bagaimana caranya untuk mengubah copy agar berfokus pada target pasar? Kamu bisa mengubahnya seperti contoh berikut.

“Anda membutuhkan layanan katering yang murah dan higienis? Apa pun event Anda, hubungi saja 1001 Catering! Sejak 1980, 1001 Catering telah dipercaya puluhan ribu klien dan bekerja sama dengan puluhan wedding organizer di area Jawa Timur.  Bersama kami, Anda bisa mengkomunikasikan segala kebutuhan katering dan tak perlu ribet urus ini itu!”

6. Kenali media yang digunakan

Strategi copywriting selanjutnya adalah mengenali jenis media yang digunakan. Ini merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Beda media, beda juga copy yang dibutuhkan.

Sebagai contoh, copy untuk konten yang ditempatkan di media sosial tentunya akan berbeda dengan copy konten yang akan ditempatkan di baliho, koran, atau bahkan di televisi.

Mengapa demikian?

Tak jarang, karakteristik audiens dari sebuah media berbeda dengan media lainnya. Inilah yang menyebabkan copy yang diperlukan berbeda untuk tiap jenis media.

7. Hindari TMI (Too Much Information)

Sebisa mungkin, hindari menampilkan terlalu banyak detail ketika membuat sebuah copy. Terlalu banyak menyebutkan detail bisa membuat audiens ‘hilang fokus’ dari poin utama yang ingin disampaikan dalam copy.

Selain mencegah agar audiens ‘hilang fokus’, kamu perlu ingat juga bahwa space untuk copy biasanya tidak  banyak. Apalagi jika copy perlu ditambahkan gambar sebagaimana yang bisa dilihat di konten-konten media sosial.

Meski demikian, strategi ini bisa diabaikan jika kamu membuat technical copy. Biasanya, technical copy seperti deskripsi produk memerlukan copy yang panjang dan komplet. Dengan hal ini, pengguna produk bisa memahami bagaimana cara pakai produk tersebut dengan baik dan benar.

8. Sertakan CTA

Call to Action (CTA) dibutuhkan agar copy yang kamu buat menunjukkan urgensi bagi siapa pun yang membacanya. Urgensi yang dimaksud adalah urgensi untuk melakukan hal-hal yang diharapkan si pembuat copy, misalnya:

  • Mengunjungi website tertentu
  • Mengunduh aplikasi
  • Mengikuti media sosial brand
  • Melakukan pembelian, dll.

Menyertakan CTA juga membantu audiens untuk memahami apa tujuan dari penulisan copy tersebut.

Untuk menuliskan CTA, pastikan menggunakan kalimat aktif. Kalimat aktif bisa memberikan efek yang lebih influential dibandingkan dengan kalimat pasif. Kalimat aktif juga bisa memberikan kesan ‘memaksa’ dibandingkan dengan penggunaan kalimat pasif.

9. Selalu cek ulang copy yang kamu buat

Sebelum memublikasikan copy yang kamu buat, pastikan untuk melakukan pengecekan ulang agar tidak ada kesalahan ketik, tata bahasa, maupun informasi.

Mengapa mengecek ulang copy yang dibuat sangat penting?

Selain untuk mencegah adanya kesalahan, melakukan pengecekan ulang copy yang dibuat bisa membantumu untuk menjaga trust dari audiens. Pasalnya, terkadang ada audiens yang menilai bahwa kesalahan kecil seperti kesalahan ketik merupakan kecerobohan yang seharusnya tidak dilakukan.

Parahnya lagi, mereka terkadang mengasosiasikan kesalahan kecil itu dengan kualitas produk/layanan yang kamu tawarkan.

Tentunya, kamu tidak ingin hal ini terjadi, bukan?

Nah, itulah penjelasan mengenai apa itu definisi copywriting, beda copywriter dan content writer, jenis-jenis copywriting, serta strategi copywriting yang efektif.

Skill copywriting adalah skill yang penting untuk dimiliki siapa pun, khususnya mereka yang berkarier di bidang digital marketing.

Membuat copy bukanlah hal yang mudah, terlebih jika kamu masih belum berpengalaman. Membuat copy memerlukan kemampuan menulis yang baik, kreativitas, dan pengetahuan yang luas agar copy yang dihasilkan bisa berkualitas dan efektif.

Nah, kalau kamu butuh copy tetapi masih belum terbiasa membuatnya, tidak ada salahnya untuk mencari bantuan dari pihak lain.

Untuk itu, kamu bisa hubungi kami di Kontenesia untuk layanan copywriting.

Tidak perlu lagi berjam-jam membuat copy. Tidak perlu juga ribet mencari inspirasi. Cukup siapkan brief untuk copy yang akan dibuat dan serahkan pengerjaannya kepada tim penulis kami. Tim penulis Kontenesia siap membantumu untuk membuat copy yang orisinal, berkualitas, dan tentunya efektif!

Ingin tahu lebih lanjut mengenai layanan copywriting Kontenesia? Cari tahu lebih lanjut di sini, yuk!

FAQ

Apa yang dimaksud dengan copywriting?

Copywriting merupakan sebuah proses untuk membuat/menulis materi-materi pemasaran/marketing produk/layanan sebuah brand/perusahaan.

Apa perbedaan copywriter dan content writer?

Perbedaan copywriter dan content writer yang paling utama bisa dilihat dari konten yang dihasilkan. Copywriter menghasilkan copy yang bersifat persuasif. Content writer menghasilkan konten yang bersifat informatif dan edukatif.

Apa saja jenis-jenis copywriting?

Berikut ini adalah jenis-jenis copywriting, yaitu:

  1. Social media copywriting
  2. SEO copywriting
  3. UX copywriting
  4. Direct response copywriting
  5. Public relations copywriting
  6. Email copywriting
  7. Brand copywriting
  8. B2B copywriting
  9. Technical copywriting

Strategi apa yang bisa diterapkan agar copy yang dibuat efektif?

Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • ‘Pamerkan’ benefit dari produk/layanan yang kamu jual
  • Tunjukkan kelemahan dari kompetitor
  • Kenali siapa audiensmu
  • Selalu ingat pada goals yang ingin dicapai
  • Buatlah copy yang berfokus pada target pasar
  • Kenali media yang digunakan
  • Hindari TMI (Too Much Information)
  • Sertakan CTA
  • Selalu cek ulang copy yang kamu buat
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.