Visual cantik tanpa teknik copywriting apik akan membuat kampanye pemasaran Anda terasa hambar. Era digital marketing menawarkan ruang lebih besar untuk konten visual dan copy yang menayangkan promosi produk maupun layanan bisnis Anda.
Keduanya hadir saling melengkapi satu sama lain. Ilustrasi, gambar, dan landing page merupakan contoh konten visual. Sementara rangkaian kata atau kalimat yang berperan sebagai penguat pesan untuk para audiens disebut copy.
Menyajikan visual kuat boleh jadi relatif mudah. Anda dapat berkreasi dengan foto hasil jepretan sendiri atau membuat ilustrasi dengan berbagai media. Namun, tidak semua orang terampil membuat copy yang baik.
Maka, mendalami bagaimana cara membuat copywriting jadi langkah tepat untuk meningkatkan penjualan produk Anda.
Copywriting Bukan Sekadar Tulisan
Satu hal yang perlu ditegaskan adalah copywriting bukan sekadar tulisan yang memaparkan produk secara detail. Tujuan utama teknik copywriting justru menciptakan materi pemasaran yang mampu membujuk audiens.
Berbekal tulisan tersebut, mereka yang membaca akan bertindak sesuai harapan Anda selaku penjual. Misalnya, membeli produk atau layanan yang ditawarkan, memasukkan alamat email untuk langganan newsletter, dan mengontak sales.
Dahulu copywriting memang lebih lazim digunakan dalam penulisan sales letter, advertorial, dan media pemasaran yang mengutamakan konten tulisan. Namun, era digital menempatkan konten sebagai raja sehingga copywriting jadi bagian tak terpisahkan.
Beberapa contoh media pemasaran yang membutuhkan copywriting antara lain:
- Email newsletter
- Teks yang mengisi landing page
- Artikel blog di web
- Post yang ditampilkan di media sosial
- Iklan berbayar di media sosial atau Google
- Judul dan deskripsi podcast maupun video
- Naskah podcast dan video
- Headline serta meta description artikel yang akan muncul dalam hasil pencarian Google.
Kenali Jenis Copywriting Lebih Dulu
Setelah Anda memahami bahwa copywriting bukan sekadar tulisan, mengenal apa saja jenis copywriting juga tidak kalah penting. Berikut 5 jenis copywriting yang umum digunakan para digital marketer saat membuat kampanye pemasaran.
Marketing copywriting
Fokus jenis copywriting ini jelas, yaitu berupaya menawarkan produk, memberi konsumen suatu solusi, dan menyampaikan manfaat atau value produk tersebut pada audiens.
Tujuan akhir yang hendak dicapai tentu saja meyakinkan audiens untuk membeli produk maupun layanan yang Anda tawarkan. Maka, copywriting ini lazim Anda jumpai pada homepage dan email marketing.
Direct response copywriting
Penulisan copywriting ini berfokus pada usaha memperoleh tanggapan atau respons langsung audiens. Anda akan menemukan kalimat-kalimat yang bersifat menggiring atau mengarahkan audiens pada tindakan tertentu.
Contoh, menggiring audiens klik tombol ‘subscribe’, berlangganan newsletter, atau mengajak mereka membagikan konten. Itulah kenapa jenis copywriting ini lazim dipakai mengisi homepage, landing page, dan post media sosial.
SEO copywriting
Sesuai istilah yang disematkan, SEO copywriting fokus pada bagaimana konten tersebut bisa menarik perhatian audiens sekaligus memastikan konten tampil pada halaman pertama hasil pencarian Google.
Memperhatikan kaidah SEO jadi hal wajib yang perlu Anda cermati saat membuat copywriting ini. Anda pun bisa menjumpai SEO copywriting dalam kategori dan deskripsi produk, serta landing page.
Technical copywriting
Butuh tulisan yang bisa memberikan audiens pemahaman mendalam mengenai cara kerja produk maupun layanan bisnis Anda? Technical copywriting merupakan jenis copywriting yang tepat. Maka, jenis copywriting ini umum dipakai untuk menjelaskan produk kecantikan, teknologi, dan kesehatan.
Brand copywriting
Mengikuti nama yang disematkan, jenis copywriting ini bertugas menyampaikan citra dan identitas suatu brand. Dengan demikian, tulisan tersebut bisa membuat pembeda antara brand bisnis Anda dan brand kompetitor.
Contoh brand copywriting adalah tagline atau slogan brand. Umumnya, jenis copywriting ini dicantumkan pada halaman ‘tentang kami’ suatu web.
10 Teknik Copywriting Jitu, Mudah, dan Menarik
Sekarang Anda sudah siap untuk mempelajari 10 teknik copywriting yang bisa diterapkan untuk mengonversi audiens menjadi pembeli. Berikut daftar selengkapnya.
1. Kenali siapa audiens target
Saat Anda melakukannya dengan benar, copywriting dapat “berbicara” langsung pada audiens, membangun rasa percaya, mendorong mereka terlibat dalam konversasi, dan membujuk mereka untuk beraksi. Hal ini tidak bisa terjadi jika copy terlalu generik sehingga harus Anda targetkan pada segmen audiens tertentu.
Seorang copywriter perlu melakoni suatu riset untuk tahu dan memahami seperti apa tipe audiens yang dituju sebelum membuat copy produk. Berbekal riset, Anda dapat menyusun copy yang tepat sesuai pemahaman, latar belakang, dan kebutuhan target audiens sehingga mereka tertarik memakai produk Anda.
2. Buat headline menarik tetapi masuk akal
Bagi iklan berbentuk copywriting, headline mencolok adalah magnet utama. Anda harus menciptakan headline yang mampu meyakinkan audiens untuk membaca dan merespons konten yang disajikan. Mari pelajari seperti apa ciri-ciri headline yang bagus.
- Tulis headline dengan memperhatikan sudut pandang audiens
- Headline harus bisa mengungkapkan bahwa “produk ini bagus untuk Anda”
- Relevan dengan isi konten
- Di platform mana headline itu ditampilkan.
Dengan formulasi headline yang tepat, Anda tidak hanya membuat orang tertarik membaca isi konten, tetapi juga menggoda mereka untuk membeli produk yang dipromosikan.
3. Perkuat paragraf pertama
Disebut sebagai lead, ini adalah bagian pertama copy yang akan dibaca audiens tepat setelah headline. Lead menjadi tempat Anda menggiring pembaca untuk terus mengikuti apa yang hendak disampaikan. Maka, peran kalimat pertama dalam paragraf pertama itu penting demi membawa pembaca melanjutkan ke kalimat berikutnya.
Lalu, bagaimana karakteristik lead yang bagus? Paragraf pertama yang bagus harus memiliki tiga ciri ini: solid, relevan, dan menarik. Kunci terpenting adalah efisiensi.
Anda harus membuat paragraf ini relevan dan menarik. Tulis dalam kalimat pendek, cobalah untuk membukanya dengan cara menyenangkan.
Coba lakukan beberapa hal ini saat membuat paragraf pertama.
- Jadikan pembaca sebagai bagian cerita Anda
- Uraikan masalah yang membuat pembaca merasa terhubung
- Buat pernyataan yang tegas (bold statement)
- Ajukan pertanyaan
- Tunjukkan Anda memahami pembaca
- Tampilkan data yang relevan dengan tema
- Mulai dengan sebuah cerita atau anekdot pribadi
- Pakai analogi
Selalu mulai dengan kalimat yang sederhana, mudah dibaca, menarik, dan membangun rasa penasaran sehingga audiens tertarik membaca konten Anda.
4. Perkuat branding dengan menampilkan ciri khasnya
Masing-masing produk tentu punya ciri khas sendiri. Dikenal sebagai unique seliing proposition (USP), Anda perlu memasukkan poin ini saat mengerjakan copywriting sehingga mampu menarik audiens.
USP dipandang sebagai faktor yang jadi alasan mengapa satu produk atau layanan berbeda dari milik kompetitor. Anda perlu menyampaikan USP tersebut sehingga mampu “berbicara” dan menarik pembeli.
Tonjolkan ciri khas produk atau layanan Anda sehingga nilai branding-nya meningkat. Pastikan Anda memakai gaya, pemilihan kata, dan value yang tepat dalam copywriting. Dengan demikian Anda dapat menarik audiens untuk membaca konten dan melakukan aksi sesuai harapan.
5. Sederhanakan konten
Mengapa Anda perlu menyederhanakan konten? Tentu saja bukan untuk mengurangi kualitas konten maupun menghilangkan unsur penting di dalamnya. Namun, Anda melakukan ini agar pembaca bisa menyerap informasi dan memperoleh manfaat dari konten dengan mudah.
Tujuan dari teknik copywriting ini bukan untuk mengurangi kualitas konten dan menghilangkan unsur penting di dalamnya. Tujuan dari penyederhanaan konten adalah untuk memudahkan pembaca dalam menyerap informasi dan mengetahui manfaat dari konten yang dibaca.
Anda juga bisa memecah konten copy menjadi beberapa poin penting sehingga copywriting pun lebih efektif. Jadi, value tulisan tetap terjaga.
6. Fokus pada manfaat
Apa yang dicari oleh pembeli dari sebuah produk atau layanan? Ya, mereka mencari manfaat, bukan fitur semata. Segudang fitur tidak akan menambah angka penjualan jika Anda lupa menguraikan manfaat produk atau layanan tersebut.
Sebuah copy akan menarik perhatian audiens jika mampu menjawab atau memberi solusi atas masalah yang sedang mereka hadapi. Alih-alih menjabarkan fitur panjang lebar, lebih baik Anda fokus pada satu atau dua manfaat yang bisa diperoleh jika audiens membeli produk yang dipromosikan.
Coba berkreasi dengan membahasakan fitur produk menjadi suatu benefit. Jadi, audiens tertarik karena fitur itu punya manfaat atau menguntungkan dirinya sebagai pembeli.
7. Ajak audiens untuk mengambil tindakan tertentu
Ketika suatu konten mampu menimbulkan respons atau tindakan tertentu dari audiens, maka konten tersebut dinilai efektif. Kualitas sebuah copy bukan sekadar tulisan bagus, tetapi juga dapat menggiring pembaca tertarik melakukan tindakan atau aksi tertentu.
Anda perlu mencantumkan kalimat yang mengandung call to action atau CTA pada copy tersebut. Di mana pun Anda meletakkan copy, mulai dari email marketing, landing page, hingga post media sosial, pastikan selalu akhiri dengan CTA yang memiliki:
- Kesesuaian dengan audiens yang ditargetkan
- Menawarkan sesuatu yang berharga terkait produk atau layanan
- Menawarkan suatu prospek yang diinginkan, dicari, atau dibutuhkan audiens
- Mengulang benefit terpenting yang menguntungkan audiens.
Demikian 7 teknik copywriting mudah yang Anda butuhkan untuk membuat konten copy unik dan menarik. Anda dapat coba praktikkan sendiri atau menyerahkan pekerjaan penulisan copy pada jasa penulis konten tepercaya. Semoga berhasil!
[…] voice hanya digunakan pada saat membuat copy dan tagline saja? Jawabannya adalah […]