Sebelum mengembangkan suatu keyword menjadi sebuah konten, kamu perlu tahu keyword apa yang tepat untuk dipakai. Untuk mencari keyword yang tepat, cara yang dilakukan disebut sebagai riset keyword.
Masih belum mengerti apa yang dimaksud dengan riset keyword? Artikel ini akan memberikan penjelasan komplet mengenai riset keyword: mulai dari pemahaman mengenai ‘apa itu keyword’ hingga analisis basic dan advanced untuk menentukan keyword yang tepat—kamu bisa mempelajarinya di sini.
Yuk, pelajari selengkapnya!
Apa Itu Keyword dalam SEO?
Dalam konteks SEO, keyword didefinisikan sebagai kata, gabungan kata, maupun kalimat yang digunakan oleh pengguna search engine ketika ingin mencari informasi.
Keyword juga sering disebut sebagai search query (kueri pencarian), keyphrases, maupun SEO keyword.
Pada dasarnya, semua kata kunci yang diketikkan pengguna ke kolom pencarian di search engine bisa dikategorikan sebagai keyword.
Keyword juga bisa didefinisikan sebagai kata kunci yang menggambarkan isi dari sebuah konten web. Kata kunci ini nantinya akan ditambahkan ke konten online untuk membantu mesin pencari mengindeks serta menampilkan link menuju konten di hasil pencarian.
Penggunaan keyword yang tepat juga menjadi faktor penentu dari ranking konten kamu di search engine.
Maka dari, riset keyword merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Kamu tidak bisa asal-asalan memilih keyword, apalagi kalau kamu sedang mengincar trafik kunjungan dalam jumlah besar.
Jenis-jenis Keyword Berdasarkan Panjangnya
Ketika mengetikkan keyword ke dalam search engine, secara umum ada dua tipe keyword yang digunakan, yaitu keyword panjang dan keyword pendek.
Dalam istilah SEO, keyword pendek ini disebut sebagai short-tail keyword. Di sisi lain, keyword panjang disebut sebagai long-tail keyword.
a. Short tail keyword
Short tail keyword merupakan keyword pendek yang biasanya berisikan 1-3 kata saja.
Misalnya seperti:
- Digital marketing
- Restoran Jakarta terkenal
- Ranking kampus Indonesia
- Puasa 2023
Selain short-tail keyword, kamu mungkin pernah mendengar istilah-istilah seperti head terms atau seed keyword.
Pada dasarnya, head terms dan seed keyword sering kali menggunakan jenis keyword short tail.
Apa saja karakteristik short-tail keyword? Berikut beberapa karakteristik dari jenis keyword ini.
- Short-tail keyword memiliki panjang 1-3 kata saja
- Mencakup topik yang umum (tidak spesifik)
- Memiliki volume pencarian (search volume) yang besar
- Biasanya keyword difficulty (KD)-nya tinggi
- Karena kompetitif, beriklan menggunakan short-tail keyword pun membutuhkan biaya yang besar (Cost-Per-Click-nya tinggi).
b. Long-tail keyword
Berkebalikan dari short-tail keyword, long-tail keyword merupakan keyword yang biasanya berisikan 4 kata atau lebih.
Misalnya seperti:
- Langkah-langkah mengukur tekanan darah
- Rekomendasi makanan kucing usia dibawah 1 tahun
- Susu untuk penderita diabetes
- Rekomendasi smartphone budget 4 jutaan 2023
Seperti apa karakteristik dari jenis keyword ini?
- Long-tail keyword memiliki panjang 4 kata atau lebih
- Mencakup topik yang lebih spesifik dibandingkan dengan short-tail keyword
- Memiliki volume pencarian (search volume) yang lebih rendah
- Biasanya memiliki keyword difficulty (KD) yang rendah
- Karena long-tail keyword lebih tidak kompetitif, Cost-Per-Click-nya pun lebih rendah.
Lebih menguntungkan mana, short-tail keyword atau long-tail keyword?
Pada intinya, masing-masing keyword memiliki keuntungannya masing-masing. Berikut adalah tabel yang membedakan antara benefit menggunakan short-tail keyword dan long-tail keyword.
Short-tail keyword | Long-tail keyword |
|
|
|
|
|
|
|
Bisa digunakan baik pada konten-konten di website baru maupun pada konten-konten lama. |
Riset Keyword
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, riset keyword merupakan sebuah proses yang perlu dilakukan untuk menemukan keyword yang tepat untuk konten. Bagaimanapun juga, keyword yang tepat bisa membantu mendulang banyak trafik menuju website-mu.
Pada penjelasan berikut, kamu akan mempelajari apa definisi riset keyword, alasan mengapa riset keyword penting dilakukan, serta bagaimana cara mencari keyword yang tepat untuk konten yang akan kamu kembangkan.
Apa itu riset keyword?
Dilansir dari Hubspot, riset keyword (keyword research) merupakan sebuah proses menemukan dan menganalisis kata kunci (keyword) yang dimasukkan pengguna ke dalam kolom pencarian search engine.
Proses menemukan dan menganalisis kata kunci ini dilakukan dalam rangka untuk mengoptimasi konten-konten website (SEO). Riset keyword juga bisa dilakukan untuk menemukan topik yang akan dikembangkan menjadi konten-konten website.
Mengapa riset keyword penting dilakukan?
Riset keyword dilakukan untuk menemukan keyword yang tepat untuk digunakan dalam konten yang akan dikembangkan.
Apa itu ‘keyword yang tepat’?
Keyword yang tepat ini merujuk pada keyword yang paling sering digunakan oleh para pengguna search engine ketika ingin melakukan pencarian terhadap suatu topik.
Dengan menggunakan keyword yang paling sering digunakan dalam mengembangkan konten, maka semakin besar juga peluang kontenmu ditemukan oleh pengguna search engine. Ini tentunya bisa meningkatkan trafik kunjungan menuju website-mu.
Apa saja manfaat dari melakukan riset keyword?
Secara garis besar, ada tiga manfaat yang bisa kamu dapatkan, yaitu:
Peningkatan trafik
Pada tahap awal, menggunakan keyword yang tepat bisa membantumu untuk meningkatkan trafik menuju website-mu.
Dengan keyword yang tepat, artinya kamu menggunakan keyword yang sering digunakan pengguna search engine untuk mencari topik tersebut. Ini memungkinkan kontenmu bisa ditemukan di mesin pencarian lebih sering sehingga trafik kunjungan pun juga akan meningkat.
Peningkatan penjualan
Pembuatan konten online sering kali ditujukan strategi digital marketing. Dengan melakukan riset keyword dan menempatkan keyword yang tepat di konten online, trafik kunjungan ke website-mu bisa meningkat. Peningkatan trafik ini jugalah yang bisa mengarah pada adanya peningkatan penjualan.
Peningkatan brand authority
Brand authority dapat didefinisikan sebagai sebuah konsep yang dirasakan target pasar terhadap sebuah perusahaan. Brand authority juga merujuk pada pandangan masyarakat terhadap sebuah perusahaan sebagai sumber yang kredibel dalam sebuah bidang.
Biasanya, semakin sering website sebuah brand masuk di page awal hasil pencarian, maka semakin meningkat juga kepercayaaan yang timbul terhadap website tersebut.
Brand authority bisa dibangun dari awal dengan melakukan riset keyword yang baik. Riset keyword yang baik bisa menghasilkan konten-konten website yang muncul di laman awal pencarian search engine.
Jika website-mu sering muncul di laman awal pencarian, ini bisa membangun citra website perusahaan yang baik di mata publik.
Bagaimana cara mencari keyword yang tepat?
Untuk mencari keyword yang tepat, berikut adalah cara riset keyword yang bisa kamu ikuti:
- Kenali tema apa saja yang cocok sesuai dengan niche.
- Tentukan topik apa saja yang bisa kamu kembangkan dari tema tersebut.
- Gunakan tools riset keyword untuk mencari rekomendasi keyword.
- Buat daftar keyword yang bisa digunakan.
- Lakukan riset kompetitor.
- Pahami jenis search intent dari kata kunci dan temukan jenis konten apa yang cocok untuk dibuat dengan keyword tersebut.
Mari kita bahas poin di atas satu per satu.
1. Mengenali tema yang sesuai dengan niche
Langkah pertama yang bisa kamu lakukan untuk mencari keyword yang tepat adalah dengan mengenali tema apa saja yang cocok untuk dijadikan konten.
Dalam menentukan tema, pastikan agar tema yang kamu pilih sesuai dengan niche. Misalnya, jika perusahaanmu bergerak di bidang finance, maka tema konten juga harus berkutat di dunia finance.
Tentukan tema-tema yang bisa kamu kembangkan menjadi konten. Kamu bisa bekerja sama dengan tim untuk membahas tema-tema apa saja yang ingin dikembangkan menjadi konten.
2. Menentukan topik yang bisa dijadikan konten
Dalam satu tema besar, tentu ada berbagai ide topik yang bisa dikembangkan. Misalnya, dengan tema keuangan pribadi (personal finance), contoh topik yang bisa dijadikan konten adalah sebagai berikut:
- Bagaimana cara mengatur pendapatan bulanan agar gaji cukup
- Bagaimana cara mengatur pendapatan agar bisa melunasi utang
- Bagaimana cara melakukan financial check-up
- Apa itu dana darurat dan berapa besaran dana darurat yang dibutuhkan per individu, dsb.
Menentukan topik akan membantumu untuk menentukan keyword apa saja yang bisa digunakan untuk membuat konten.
Nantinya, kamu tinggal memasukkan topik ke dalam tool riset keyword dan melihat rekomendasi keyword yang banyak dicari oleh pengguna search engine.
3. Menggunakan tools riset keyword
Setelah mengetahui topik apa yang bisa dikembangkan, kamu bisa menggunakan tools riset keyword untuk mengetahui keyword apa saja yang dicari pengguna search engine.
Beberapa contoh tools yang bisa kamu manfaatkan antara lain:
- SEMrush
- Long tail Pro
- Term explorer
- MozBar
- SEOQuake
- Ubersuggest
- Ahrefs
Tools–tools di atas bisa kamu gunakan untuk mencari tahu beberapa hal, misalnya seperti:
- Rekomendasi keyword yang bisa digunakan
- Volume pencarian bulanan dari masing-masing keyword
- Tingkat kompetisi keyword untuk pencarian organik
- Tingkat kompetisi keyword untuk pencarian berbayar
- Tren popularitas keyword, dsb.
Biasanya, tools–tools yang disebutkan itu merupakan tools yang berbayar. Versi gratisnya ada, namun fitur-fitur yang tersedia terbatas.
Jika kamu tidak ingin membayar untuk melakukan riset keyword, maka kamu juga bisa menggunakan fitur-fitur dari tools gratisan seperti Google Search atau Google Trends. Karena gratisan, biasanya fitur aplikasi-aplikasi ini sangat terbatas.
Dengan tools–tools tersebut, mungkin kamu tidak bisa mencari tahu berapa volume pencarian bulanan dari keyword–keyword yang kamu incar. Selain itu, harga Cost-Per-Click (CPC), popularitas keyword, maupun tingkat kompetisi keyword juga mungkin tidak bisa kamu cari tahu dengan menggunakan tools gratisan.
Meski begitu, fitur-fitur yang ditawarkan cukup untuk memberikan rekomendasi topik serta memberitahukan besaran volume pencarian. Jadi, tidak ada salahnya dicoba.
Kalau kamu memang memerlukan tools yang memiliki fitur yang komprehensif untuk riset keyword, tidak ada salahnya untuk ‘berinvestasi’ dengan membeli tools premium tersebut.
Bagaimanapun juga, ada banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan dengan menggunakan tools tersebut, bukan?
4. Membuat daftar keyword yang bisa digunakan
Setelah menentukan tema dan topik dan menggunakan tools untuk mendapatkan rekomendasi keyword berdasarkan beberapa parameter, kamu bisa membuat daftar keyword yang bisa dikembangkan menjadi konten-konten online.
Selain membuat daftar keyword–keyword utama, kamu juga bisa membuat daftar berbagai kata kunci tambahan berupa variasi dari keyword utama. Keyword–keyword tambahan ini mungkin tidak terlalu banyak volume pencariannya, namun tetap bisa kamu gunakan dalam pembuatan konten nantinya.
Apa tujuannya?
Dengan memasukkan keyword tambahan, maka kamu bisa menambah peluang meningkatnya trafik kunjungan menuju website. Alhasil, semakin besar juga peluang penjualan bisa kamu dapatkan.
5. Melakukan riset kompetitor
Mengapa perlu melakukan riset kompetitor? Ada beberapa alasannya, misalnya:
- Kamu bisa mengetahui keyword apa yang digunakan kompetitor dalam konten-kontennya.
- Kamu bisa mengetahui konten-konten seperti apa yang mereka kembangkan dengan keyword tersebut.
- Kamu bisa mencari celah apa dalam konten website kompetitor. Nantinya, kamu bisa mengembangkan konten yang lebih baik.
Hal yang perlu kamu lakukan cukup simpel. Kamu cukup melakukan pencarian dengan menggunakan suatu keyword. Lalu, kunjungi konten-konten yang ditayangkan oleh website kompetitor dan pelajari konten tersebut.
Selain melihat keyword apa saja yang digunakan, konten seperti apa yang dikembangkan, kamu bisa mempelajari optimasi on-page SEO yang mereka lakukan.
6. Memahami search intent dan jenis konten apa yang cocok
Ketika kamu sudah mendapatkan keyword rekomendasi dari tools riset keyword, langkah selanjutnya adalah memahami apa search intent dari keyword–keyword tersebut.
Masing-masing keyword memiliki search intent-nya masing-masing. Nantinya, keyword–keyword tersebut bisa dikembangkan menjadi konten yang berbeda sesuai search intent tersebut.
Misalnya, jenis keyword dengan search intent:
- Informational. Jenis keyword ini cocok digunakan untuk membuat konten berupa artikel blog.
- Transactional. Jenis keyword ini cocok digunakan ketika hendak mengoptimasi sales page serta product page-mu.
- Commercial. Jenis keyword ini bisa digunakan untuk membuat page yang membahas tentang keunggulan produk, perbandingan produk/layanan brand dengan produk/layanan milik kompetitor, atau case studies penggunaan produk/layanan dari brand-mu.
Memahami Apa Itu Search Intent
Apa kamu sudah memahami apa yang dimaksud dengan search intent?
Dalam melakukan riset keyword, memahami search intent dari suatu keyword merupakan salah satu hal yang penting.
Search intent bisa didefinisikan sebagai tujuan mengapa seorang pengguna melakukan pencarian dengan menggunakan suatu keyword di search engine.
Ada beberapa jenis search intent yang umumnya dijumpai, yaitu:
- Informational
- Transactional
- Commercial
- Navigational
1. Informational search intent
Keyword dengan informational search intent merupakan keyword yang akan menghasilkan hasil pencarian berupa artikel-artikel yang sifatnya menjelaskan tentang suatu topik.
Contoh keyword dengan informational search intent misalnya adalah:
- Pulau Karimun Jawa
- Lokasi wisata Papua
- Jenis-jenis transportasi darat
- Apa itu reksadana pasar uang
- Apa yang dimaksud dengan GMT +7.00, dsb.
Misalnya, dengan keyword ‘Pulau Karimun Jawa’, kamu akan mendapatkan informasi geografis, lokasi wisata apa saja yang bisa dikunjungi, dsb.
Demikian pula dengan keyword ‘reksadana pasar uang’. Kamu bisa mendapatkan informasi mengenai apa definisi reksadana pasar uang, apa saja produk-produk reksadana pasar uang yang bisa dijumpai di Indonesia, dsb.
Intinya, keyword dengan search intent informational ini bisa kamu gunakan untuk mencari artikel-artikel yang sifatnya murni untuk memberikan informasi sesuai dengan topik.
2. Transactional search intent
Keyword dengan search intent transactional merupakan keyword yang akan menghasilkan hasil pencarian berupa sales page, product page, atau link menuju marketplace.
Biasanya, keyword dengan search intent ini muncul karena seseorang ingin melakukan pembelian suatu barang. Karenanya, keyword yang biasanya digunakan diawali dengan kata ‘beli’. Misalnya seperti:
- Beli iPhone 13 ProMax
- Beli kaftan pink
- Beli obat penurun kolesterol
- Tiket pesawat
- Beli masker N95 online, dsb.
Meskipun pada akhirnya pengguna search engine tidak melakukan pembelian, keyword dengan search intent ini memberikan informasi mengenai sumber-sumber di mana mereka bisa melakukan pembelian barang/jasa tersebut. Baik itu dari website maupun dari marketplace.
3. Commercial search intent
Commercial search intent biasanya juga disebut sebagai commercial investigation search intent. Jenis search intent ini masih memiliki keterkaitan dengan transactional search intent. Mengapa demikian?
Keyword dengan commercial search intent merupakan keyword–keyword yang bisa memberikan pengguna search engine informasi mengenai spesifikasi produk, perbandingan suatu produk dengan produk lain, atau informasi mengenai case studies penggunaan suatu produk/jasa.
Beberapa contoh keyword yang dibuat dengan search intent commercial investigation misalnya seperti:
- Sunscreen terbaik untuk kegiatan outdoor
- Hotel di Bandung terbaik
- Iphone 14 vs Samsung Galaxy Flip
- Restoran Instagramable di Malang
- Review jasa artikel Kontenesia
Biasanya, keyword dengan search intent ini juga menghasilkan hasil pencarian berupa artikel-artikel. Artikel-artikel tersebut membahas mengenai daftar produk yang sesuai dengan keyword, spesifikasi produk, maupun perbandingan produk yang satu dengan produk yang lain.
4. Navigational search intent
Navigational search intent adalah jenis search intent yang mengarahkan pengguna search engine menuju sebuah domain atau menuju sebuah page spesifik.
Beberapa contoh keyword yang memiliki navigational search intent antara lain adalah keyword–keyword berikut:
- Ubersuggest
- Kontenesia
- WordPress login
Sesuai dengan namanya, keyword dengan jenis search intent ini biasanya diketikkan untuk mendapatkan link navigasi menuju website yang dimaksud.
Misalnya, keyword ‘Facebook’ digunakan untuk mendapatkan link menuju website Facebook. Demikian juga dengan keyword ‘Kontenesia’. Kamu bisa mengetikkannya untuk mendapatkan hasil pencarian berupa link menuju website kami.
Meski memudahkan untuk navigasi, keyword dengan search intent navigational kurang mendukung untuk SEO. Keyword dengan navigational search intent kurang efektif digunakan untuk membuat copy/konten website kamu teroptimasi dan meningkat rankingnya di search engine.
[…] riset keyword? Kontenesia punya panduan lengkapnya untukmu. Kamu bisa cari tahu lebih lanjut di sini (part 1) dan di sini (part […]
[…] pada suatu page tidak menghasilkan trafik sesuai dengan harapan. Lantas, kamu jadi ragu dengan riset keyword yang kamu lakukan […]
[…] Dengan adanya tool keyword generator seperti ini, kamu bisa menghemat waktu yang perlu kamu gunakan untuk riset keyword. […]