Banyak orang beranggapan bahwa email marketing merupakan strategi digital marketing yang kurang efektif dalam mendatangkan pembelian. Padahal, cara ini merupakan salah satu strategi marketing terfavorit bagi para marketer.
Melalui email marketing, marketer bisa mempersonalisasi isi email mereka sehingga pesan penjualannya bisa lebih sesuai dengan preferensi audiens.
Menariknya, saat ini AI turut digunakan dalam proses tersebut. Ada banyak manfaat yang bisa AI berikan dalam sebuah kegiatan email marketing. Mulai dari membuat subjek email yang menarik, membuat konten untuk A/B test, menganalisis data audiens, dsb.
Apakah benar penggunaan AI dalam email marketing dapat membuat penjualan meningkat?
Kali ini, Kontenesia akan menunjukkan contoh brand yang sukses meningkatkan penjualannya melalui email marketing yang dibantu oleh AI. Yuk, simak ulasan lengkapnya!
Contoh Sukses Penggunaan AI di Email Marketing
Mengutip dari data Marketing Dive, saat ini cukup banyak brand yang memanfaatkan AI dalam pembuatan email marketing-nya. Dari data tersebut kamu bisa menemukan sejumlah statistik sebagai berikut:
- Dari 110 marketer, 57% responden menyatakan bahwa mereka turut ‘melibatkan’ AI dalam kegiatan email marketing-nya. Pada survei ini, responden adalah marketer yang bekerja di perusahaan dengan jumlah karyawan 500 orang atau lebih. Kalau dibandingkan dengan tahun 2022, angka ini sudah meningkat dua kali lipatnya.
- Dari jumlah 110 responden itu, 25% menyatakan akan menggunakan AI dalam email marketing di masa mendatang.
- 99% marketer yang menggunakan AI menyatakan bahwa hasil kegiatan email marketing yang memanfaatkan AI membawa dampak positif.
- Penggunaan AI secara spesifik dapat kamu temukan dalam hal-hal berikut ini:
- 50% marketer menggunakan AI untuk melakukan personalisasi konten.
- 47% marketer menggunakan AI untuk mengoptimasi subjek email
- 44% marketer menggunakan AI untuk membuat konten email marketing dinamis
- 44% marketer menggunakan AI untuk mengoptimasi waktu pengiriman email.
- 40% marketer menggunakan AI untuk melakukan predictive analysis perilaku konsumen.
- AI umumnya marketer gunakan dalam melakukan evaluasi email marketing. Ada beberapa parameter yang digunakan dalam evaluasi email marketing, misalnya seperti open rate, click rate, dan conversion rate.
Secara nyata, berikut adalah contoh bagaimana brand-brand besar meningkatkan penjualannya menggunakan AI dalam email marketing?
Starbucks
Starbucks adalah pionir penggunaan AI dalam hal marketing dan customer service. Untuk meningkatkan loyalitas konsumen, Starbucks mengimplementasikan sistem yang di-support oleh AI. Sistem AI ini memiliki nama Digital Flywheel.
Bagaimana cara kerja Digital Flywheel? Digital Flywheel akan mengumpulkan data dari masing-masing customer dan menganalisisnya untuk membuat email terpersonalisasi. Data-data yang sistem ini kumpulkan dan analisis adalah seperti riwayat pembelian, menu minuman/makanan yang paling sering customer beli, serta lokasi Starbucks yang paling sering dikunjungi.
Misalnya, seorang customer rutin membeli caramel macchiato setiap pagi. Berdasarkan data ini, Starbucks akan mengirimkan email terpersonalisasi yang berisikan kupon, diskon, maupun promo berkaitan dengan caramel macchiato. Kupon, diskon, atau promo ini biasanya juga disesuaikan dengan waktu pembelian yang paling sering dilakukan.
Beda customer, beda lagi penawarannya.
Personalisasi seperti ini menghasilkan loyalitas customer dan conversion rates yang lebih tinggi. Secara riil, ini akan meningkatkan kunjungan ke Starbucks. Kunjungan ke toko pun bisa memungkinkan customer tertarik membeli produk lain.
Stitch Fix
Selain Starbucks, brand lain yang ‘sukses’ dalam menggunakan AI dalam campaign email marketing-nya adalah Stitch Fix.
Stitch Fix adalah retailer pakaian online yang menggunakan AI untuk mengumpulkan data-data terkait preferensi style fashion pelanggan newsletter mereka.
Data ini mereka kumpulkan melalui semacam ‘survei’ untuk mengumpulkan informasi terkait style profile pelanggan newsletter. Data apa saja yang akan AI kumpulkan dari para pelanggan? Setidaknya ada tiga aspek yang dikumpulkan dari para pelanggan terkait style profile mereka, yaitu:
- Preferensi fashion
- Ukuran tubuh
- Preferensi harga
Data dari survei ini nantinya mereka padukan dengan riwayat pencarian dan riwayat pembelian (jika ada).
Setelah itu, Stitch Fix juga menggunakan AI untuk membuat suatu algoritma dengan memanfaatkan data yang tersedia. Bersama dengan tim stylist, Stitch Fix menyusun rekomendasi pakaian yang sesuai dengan preferensi fashion, ukuran, dan preferensi harga pelanggan. Tentunya, algoritma tersebut akan memperhitungkan riwayat pencarian dan pembelian pelanggan di toko mereka.
Apakah strategi ini berhasil meningkatkan penjualan? Tentu saja.
Dengan adanya email bertajuk “Fixes” dari Stitch Fix, mereka merasa seakan-akan mendapatkan fashion advice personal dari tim. Tidak hanya pembelian saja yang meningkat, pelanggan newsletter pun juga meningkat karena adanya email marketing seperti ini.
Spotify
Per kuartal 1 2023, platform streaming musik Spotify memiliki 550 juta pengguna aktif di seluruh dunia. Dibandingkan dengan tahun 2022, jumlah ini lebih banyak 12,68% secara year-over-year (yoy).
AI dan email marketing menjadi dua komponen yang sama-sama berperan dalam meningkatkan loyalitas pengguna. Bahkan, cara ini bisa menarik pengguna baru.
Bagaimana caranya?
Spotify menggunakan AI dalam menghimpun data-data terkait pengguna. Misalnya seperti preferensi musik, negara asal, dan usia.
Dari data-data ini, Spotify akan membuat playlist terpersonalisasi untuk penggunanya.
Setelah itu, mereka akan mengabarkan terkait adanya playlist spesial untuk mereka ini melalui campaign email marketing.
Dengan cara inilah Spotify bisa meningkatkan engagement dengan penggunanya. Pada akhirnya, audiens email akan tertarik menggunakan platform tersebut untuk mendengarkan playlist yang sudah Spotify buat.
Apakah hal ini mendatangkan keuntungan bagi Spotify? Tentu saja! Semakin banyak user aktif, ini artinya semakin besar juga peluang Spotify memperoleh pendapatan dari layanan subscription.
Dilansir dari Bank My Cell, dari 550 juta pengguna aktif Spotify tersebut, sekitar 40% adalah pengguna premium (sekitar 220 juta pengguna). Jika kamu bandingkan dengan data tahun sebelumnya, jumlah subscribers ini meningkat lebih dari 7,3%.
Netflix
Penerapan AI dalam email marketing yang Netflix lakukan pun tidak jauh berbeda dengan penerapan email marketing Spotify.
Intinya, layanan streaming movies and series ini menggunakan AI untuk mengumpulkan data-data mengenai penggunanya. Lalu, AI juga akan memprediksi jenis konten seperti apa yang tepat direkomendasikan untuk pengguna tersebut.
Netflix juga akan mengirimkan rekomendasi film ini melalui email.
Tentunya, email rekomendasi seperti ini akan membuat si penerima email jadi penasaran dengan film/series yang Netflix sebutkan, bukan?
Melalui cara inilah, Netflix ‘menggoda’ para penggunanya untuk kembali membuka platform streaming tersebut.
Bahkan, dengan cara ini Netflix juga bisa membuat penggunanya tetap berlangganan di platform tersebut. Tentunya, Netflix juga perlu memproduksi konten-konten berkualitas. Tanpa ada konten yang berkualitas, tidak ada yang bisa Netflix tawarkan kepada target konsumen, bukan?
Strategi marketing Netflix sukses menarik pengguna baru. Buktinya, dalam satu triwulan saja pengguna Netflix meningkat sebanyak 8 juta pengguna, sebagaimana tercantum di data yang Statista rilis (2023).
Tantangan dan Kendala Penerapan AI dalam Email Marketing
Penerapan AI di email marketing memang bisa membawa keuntungan bagi pihak marketer. Selain bisa melakukan personalisasi email dengan lebih mudah, marketer bisa memanfaatkan AI untuk membuat konten email dengan cepat.
Meski demikian, penggunaan AI di email marketing bukannya tanpa permasalahan. Berikut ini adalah beberapa contoh tantangan dan kendala yang mungkin akan kamu hadapi ketika menggunakan AI dalam email marketing.
1. Adanya ancaman terhadap privasi
Kamu membutuhkan data untuk menyusun email marketing menggunakan AI. Data-data tersebut biasanya berupa informasi demografis seperti jenis kelamin, usia, hingga domisili. Ada juga data-data seperti riwayat penggunaan aplikasi, riwayat pembelian, riwayat pencarian, dsb.
Dari data-data itu, AI bisa membantumu membuat konten terpersonalisasi yang lebih baik. Untuk itulah AI perlu mengakses data-data pribadi pelanggan.
Meski relatif aman jika marketer gunakan secara bertanggung jawab, bukan berarti hal ini tidak memberikan tantangan tersendiri. Jika dilakukan tidak sesuai dengan hukum, maka hal ini bisa menimbulkan masalah dan menghilangkan kepercayaan pelanggan.
2. Keterbatasan bahasa yang digunakan
Kamu menggunakan AI untuk membuat konten email? Bukan hal yang mengejutkan memang jika bahasa yang digunakan terkesan kaku. Maka dari itu, kamu masih perlu menyesuaikan bahasa dalam konten email hasil buatan AI agar terkesan mengalir dan alami.
3. Ketergantungan pada hasil dari AI
Terkadang keberadaan AI membuat marketer jadi terlalu mengandalkan ‘mesin’ dalam melakukan kegiatan email marketing.
Meski menggunakan AI dalam email marketing bisa menjanjikanmu pembuatan konten yang cepat, hal ini bukan berarti kamu perlu sepenuhnya menggunakan AI.
Sering kali AI tidak menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di pasar. Di sinilah kamu perlu turun tangan untuk membuat penyesuaian dari konten email marketing hasil AI.
Isi konten yang tidak up-to-date tentunya akan menjadi kendala tersendiri. Audiens email akan bisa saja menilai kontenmu kurang bermutu. Alhasil, ini bisa menurunkan kredibilitas perusahaan.
4. Biaya implementasi
Selain hal-hal di atas, biaya perlu menjadi pertimbangan ketika kamu memutuskan untuk menggunakan AI dalam melakukan marketing.
Bagi sebagian marketer, terkadang biaya implementasi AI tergolong mahal. Apalagi jika bisnis yang kamu jalankan masih berskala kecil atau menengah.
Belum lagi jika kamu membutuhkan upgrade layanan. Biayanya mungkin tidak akan semahal jika dibandingkan dengan menggunakan layanan tersebut untuk pertama kali. Tetapi, biaya tersebut tetaplah mahal terlebih untuk bisnis dengan skala yang tidak besar.
Bagaimana mengatasinya? Cara yang paling tepat adalah dengan mencari layanan AI dengan harga yang murah tetapi tetap berkualitas. Jika ternyata tidak ada layanan AI yang hadir dengan harga murah, maka langkah terakhir yang bisa kamu lakukan adalah dengan melakukan email marketing secara manual.
Kesimpulan
Nah, itu dia beberapa contoh sukses brand dalam menerapkan AI dalam email marketing serta beberapa kendala yang mungkin akan brand jumpai selama menerapkan AI.
Sebagai simpulan, AI bermanfaat dalam melakukan berbagai hal dalam kegiatan email marketing. Misalnya seperti membuat isi konten, membuat subjek email, menganalisis data pelanggan newsletter, serta mengetahui kinerja campaign email marketing.
Meski bisa memberikan banyak manfaat, AI tetaplah sebuah alat yang memiliki kendalanya sendiri.
Beberapa contoh kendala tersebut misalnya seperti adanya ancaman privasi dari sisi pelanggan newsletter, biaya penerapan AI yang mahal bagi perusahaan tertentu, penggunaan bahasa yang kurang alami, serta ketergantungan marketer terhadap hasil dari AI.
Nah, agar kamu bisa menghindari permasalahan tersebut, mengurangi ketergantungan terhadap AI pada sampai aspek tertentu bisa menjadi jawabannya.
Misalnya, untuk urusan pembuatan konten.
Mengingat konten buatan AI sering kali terdengar kaku, tidak ada salahnya belajar untuk membuat konten email sendiri dengan minim bantuan AI. Dengan demikian, kamu bisa mengurangi ketergantungan terhadap AI dalam melakukan kegiatan marketing.
Kamu juga bisa memanfaatkan layanan copywriting dari Kontenesia untuk membuat konten email.
Kontenesia adalah rumahnya para copywriter dan content writer andal. Selain bekerja sama dengan berbagai startup, Kontenesia sering bekerja sama dengan perusahaan berskala nasional maupun internasional.
Yuk, percayakan pengerjaan konten copy email marketing-mu bersama Kontenesia!
Untuk informasi lebih lanjut, kamu bisa kunjungi website Kontenesia di sini.
FAQ
Apa itu email marketing?
Sesuai dengan namanya, email marketing merupakan kegiatan pemasaran melalui email yang suatu brand kirimkan kepada pelanggan newsletter. Email marketing merupakan salah satu strategi digital marketing yang masif digunakan saat ini—baik marketer perusahaan kecil maupun perusahaan besar.
Untuk apa saja penerapan AI dalam email marketing?
Dalam kegiatan email marketing, AI berperan dalam hal-hal berikut:
- Melakukan otomatisasi email marketing
- Personalisasi konten email
- Meningkatkan engagement konten
- Mengukur serta menganalisis kinerja email marketing
Apa saja kendala AI dalam email marketing?
Ada beberapa kendala yang mungkin akan timbul selama ketika memanfaatkan AI dalam email marketing.
- Ada ancaman terhadap privasi pelanggan
- Bahasa yang kaku, tidak terdengar alami
- Biaya implementasi yang mahal
- Ketergantungan terhadap hasil yang AI sediakan
[…] pada konten teks seperti artikel, caption, product description, dan teks email marketing, kamu bisa menggunakan tools AI berikut untuk menyunting isi teks. Terutama jika konten teksmu […]